Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur pengendalian banjir rob di kawasan Pantai Utara Jakarta.
Menko AHY secara langsung meninjau sejumlah infrastruktur pengendalian banjir, termasuk tanggul di Kali Baru dan Stasiun Pompa Sentiong, yang merupakan fasilitas pengendalian banjir terbesar di wilayah tersebut.
“Pompa Sentiong ini adalah yang terbesar di Indonesia, dengan 5 pompa, di mana masing-masing pompa dapat mengalirkan 10 meter kubik air per detik,” ujar Menko AHY dalam keterangannya, Senin (4/11/2024).
Stasiun Pompa Sentiong
Stasiun Pompa Sentiong memainkan peran penting dalam mengatasi potensi banjir rob, terutama di wilayah Ancol dan tujuh kecamatan yang terdampak di sekitar Kali Sentiong. Infrastruktur ini dinilai sangat signifikan dalam menjaga kawasan tersebut dari risiko banjir yang terus meningkat.
Sejak mulai beroperasi tahun lalu, Stasiun Pompa Sentiong telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko banjir rob di Jakarta Utara. Dengan kapasitas besar, pompa ini mampu mengelola volume air yang besar, sehingga diharapkan dapat semakin memperkuat upaya pemerintah dalam menangani banjir di wilayah pantai utara Jakarta.
“Semoga ke depan kota ini semakin terlindungi dari ancaman banjir, terutama bagi tujuh kecamatan di sekitar Kali Sentiong dan Ancol,” pungkas Menko AHY.
Investor China Minat Garap Proyek Tanggul Laut Prabowo
Perusahaan asal China, Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) berminat untuk ikut serta dalam proyek pembangunan tanggul laut di Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.
Kabar itu diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra Saleh Atmawidjaja Sebagai informasi, proyek ini merupakan salah satu rencana pembangunan Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Endra menyebut, pihak NHRI telah menyampaikan minatnya untuk ikut berpartisipasi dalam proyek besar tersebut.
"Investor China dalam pertemuan terakhir di Beijing itu ada minat ya. Jadi ini sekali lagi masih minat, dari Nanjing Hydraulic Resource Institute (NHRI)," kata Endra saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).
Maka dari itu, NHRI belum secara resmi ikut terlibat dalam proyek tanggul laut Pulau Jawa.
Endra lebih lanjut menyebutkan, minat ini diharapkan akan ditindaklanjuti dengan Letter of Intent (LoI).
"Kalau sudah ada letter of intent kita bisa lakukan pertukaran data, pertukaran tenaga ahli kemudian mereka akan mendalami secara teknis kajian yang sudah dilakukan Korea dan Belanda," bebernya.
Tak hanya China, sejumlah negara lain,salah satunya Belanda dan Korea juga telah melakukan studi terkait pengembangan tanggul laut.
Endra pun optimis negara-negara tersebut akan tertarik untuk mengikuti mega proyek tanggul laut itu.
"Ini pekerjaan besar tidak mungkin hanya dilakukan oleh NHRI, pasti ada pemerintah Indonesia mungkin juga Korea tertarik mungkin juga Belanda tertarik juga yang sudah duluan men-deploy tenaga ahli," imbuhnya.