Liputan6.com, Jakarta Laga pramusim selalu jadi ajang pemanasan, tapi bagi AC Milan, pertandingan lawan Arsenal juga jadi tanda dimulainya lembaran baru. Rossoneri membuka tur pramusim mereka di Asia dengan kekalahan tipis 0-1 dari wakil Inggris itu. Namun, hasil bukanlah fokus utama—lebih penting bagaimana Milan menatap masa depan setelah musim lalu yang penuh kekecewaan.
Massimiliano Allegri resmi kembali ke kursi pelatih Milan usai musim 2024-25 yang mengecewakan. Posisi kedelapan di liga, gagal di final Coppa Italia, dan gugur di Liga Champions jadi catatan suram yang memaksa klub menekan tombol reset. Kini, bersama Allegri dan direktur baru Igli Tare, Milan mencoba membangun ulang kepercayaan diri tim.
Laga kontra Arsenal di Singapore National Stadium menjadi tes pertama, dan pemain muda seperti Yunus Musah mengungkap banyak hal positif. “Kami sangat senang dengan staf baru ini. Kami berlatih dengan baik, tapi juga mempelajari ide-ide baru,” kata Musah, seperti dikutip Sempre Milan.
Babak Pertama: Tanda-tanda Positif
Di babak pertama, Milan tampil cukup solid menghadapi tekanan Arsenal yang dikenal agresif. Lini belakang mampu menjaga kedisiplinan dan gawang tetap bersih hingga jeda. Musah pun menilai performa awal Milan itu layak diapresiasi.
“Kami bermain sangat baik di babak pertama, kami solid dan tidak kebobolan,” ujar gelandang muda Amerika itu. Kendati belum mencetak gol, Milan bisa menjaga ritme dan sesekali mengancam balik. Itu cukup untuk membangun pondasi positif di awal pramusim ini.
Kesolidan ini juga menjadi bukti bahwa Allegri mulai menanamkan pendekatan taktisnya. Dengan pendekatan pragmatis dan defensif yang khas, Allegri memberi rasa aman di lini belakang. Tantangan sesungguhnya datang di babak kedua.
Babak Kedua: Tantangan Sesungguhnya
Selepas jeda, Arsenal melakukan sejumlah perubahan taktik yang langsung berdampak. Milan kesulitan keluar dari tekanan dan distribusi bola menjadi masalah. Bukayo Saka mencetak gol kemenangan, menegaskan dominasi The Gunners di babak kedua.
“Di babak kedua, Arsenal mengubah permainan dan kami lebih kesulitan keluar dengan bola,” kata Musah, menggambarkan transisi permainan yang tak mulus. Milan terlihat belum siap untuk perubahan tempo yang cepat dari lawan. Namun, justru di sini letak pembelajaran penting bagi tim muda ini.
Allegri menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pramusim bukan soal hasil, tapi menemukan ritme dan respons terhadap tekanan. “Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari ini, dan saya harap kami bisa melakukannya dengan baik,” tambah Musah.
Angin Segar Milan
Di balik kekalahan ini, kehadiran Allegri menjadi angin segar di ruang ganti Milan. Pengalaman dan pendekatannya membuat para pemain merasa lebih tenang dan terarah. Musah bahkan menyoroti sisi personal dari pelatih barunya itu.
“Dia pelatih hebat, juga pribadi yang hebat. Dia membantu kami di dalam dan luar lapangan,” ungkap Musah tentang sosok Allegri. Hubungan yang baik antara pelatih dan pemain akan sangat penting untuk proses membangun ulang ini.
Milan memulai dari awal, dan ini butuh kesabaran serta konsistensi. Musah yakin bahwa Allegri adalah sosok tepat untuk misi tersebut. “Saya yakin dia akan banyak membantu kami tahun ini,” tutup Musah, optimistis.
Tur Asia ini baru permulaan, tapi semangat baru sudah mulai terasa. Milan memang kalah, tapi masa depan sedang disiapkan perlahan—dari babak pertama yang solid hingga babak kedua yang penuh tantangan.
Sumber: Sempre Milan