Liputan6.com, Bali - Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 4,50-4,75 persen. Dengan demikian, suku bunga The Fed telah terpangkas 75 bps.
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan, berdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
"Suku bunganya kalau menurut market consensus, The Fed itu suku bunganya masih bisa turun ke arah 3,5-4 persen," ujar Mirza saat ditemui di sela acara OECD/INFE-OJK Conference di The Westin Resort Nusa Dua Bali, Jumat (8/11/2024).
Mirza melanjutkan, The Fed ambil kebijkan pemotongan suku bunga lantaran pihak bank sentral melihat bahwa inflasi Amerika Serikat berada di tren penurunan. Di sisi lain, ekonomi Negeri Paman Sam juga mulai menunjukan tanda-tanda pelemahan.
"Jadi karena The Fed itu mandatnya adalah selain inflasi tapi juga mereka harus menjaga pertumbuhan ekonomi, makanya mereka kemudian menurunkan lagi suku bunganya," terangnya.
Adapun setelah penurunan ini, para pedagang saat ini memperkirakan pemangkasan 25 bps lagi oleh The Fed pada Desember, menurut data LSEG.
“Dengan kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan, setiap penurunan suku bunga acuan di masa mendatang mungkin akan lebih sulit dicapai karena kekhawatiran bahwa harga yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi memaksa bank sentral untuk mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang mereka inginkan," tulis analis independen Michael Hewson dalam sebuah catatan.
The Fed Pangkas Suku Bunga November 2024 Jadi 4,50%-4,75%
Sebelumnya, The Federal Reserve (The Fed) menyetujui pemangkasan suku bunga kedua berturut-turut pada Kamis, 7 November 2024 bergerak dengan kecepatan yang tidak seagresif sebelumnya tetapi tetap melanjutkan upayanya untuk menyesuaikan kebijakan moneter Amerika Serikat.
Melansir CNBC International, Kamis (8/11/2024) Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menurunkan suku bunga acuan pinjaman sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin, ke kisaran target 4,50%-4,75%.
Pemangkasan ini pun sesuai dengan prediksi pasar, yang telah dikomunikasikan baik pada pertemuan September maupun dalam pernyataan tindak lanjut dari para pembuat kebijakan sejak saat itu.
Pemangkasan suku bunga dilakukan dengan pemungutan suara bulat komite. Kali ini, Gubernur The Fed Michelle Bowman menyetujui keputusan tersebut.
Pernyataan pascapertemuan mencerminkan beberapa perubahan dalam cara The Fed memandang kondisi ekonomi AS. Di antaranya adalah perubahan pandangan dalam cara menilai upaya untuk menurunkan inflasi sambil mendukung pasar tenaga kerja.
"Komite menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang," tulis The Fed dalam risalah terbaru.
Langkah The Fed
Para pedagang kini memperkirakan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga seperempat poin persentase pada bulan Desember mendatang, lalu berhenti pada bulan Januari karena menilai dampak dari langkah pengetatannya, menurut alat FedWatch milik CME Group.
"Kami menafsirkan pernyataan tersebut secara keseluruhan sebagai petunjuk ke jalur kebijakan yang stabil saat ini. karena para pembuat kebijakan meluangkan waktu untuk mencerna dampak kemenangan Trump pada kebijakan ekonomi, kondisi keuangan, dan semangat, dengan pemotongan lain pada bulan Desember sebagai kasus dasar yang baik," kata Krishna Guha, wakil ketua Evercore ISI.
FOMC mengindikasikan pada September 2024 bahwa para anggota mengharapkan pemotongan suku bunga hingga setengah poin persentase lagi pada akhir tahun ini dan kemudian satu poin persentase penuh lagi pada 2025.
The Fed Pastikan Hasil Pilpres AS Tak Pengaruhi Kebijakan Suku Bunga
Presiden terpilih AS, Donald Trump memperoleh kemenangan pada Pemilu Nasional yang diselenggarakan pekan ini.
Para ekonom sebagian besar memperkirakan kebijakan ekonomi Trump akan menimbulkan tantangan bagi inflasi, dengan niatnya mengenakan tarif impor dan deportasi massal bagi imigran tidak berdokumen.
Namun, pada masa jabatan pertamanya, inflasi tetap rendah sementara pertumbuhan ekonomi, di luar fase awal pandemi Covid, tetap kuat.
Akselerasi aktivitas ekonomi di bawah Trump dapat mendorong Yhe Fed untuk memangkas suku bunga lebih sedikit, tergantung pada bagaimana inflasi bereaksi.
Powell mengatakan pemerintahan baru tidak akan secara langsung memengaruhi kebijakan moneter.
"Dalam waktu dekat, pemilu tidak akan memengaruhi keputusan kebijakan kami," kata Powell.