Patriark dan Pemimpin Ortodoks ke Gaza setelah Israel Serang Gereja

1 day ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Dua pemimpin gereja paling senior di Yerusalem melakukan kunjungan langka ke Gaza pada Jumat (18/7) atau sehari setelah Israel menyerang satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza Palestina dan menewaskan tiga orang.

Patriark Latin Katolik Roma Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, dan rekan sejawatnya dari Gereja Ortodoks Yunani, Theophilos III, menyapa umat dan mengunjungi Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para Patriark bertemu keluarga-keluarga yang mencari perlindungan di sana. Mereka menyampaikan belasungkawa, menyampaikan dukungan pastoral, dan secara pribadi meninjau kerusakan yang dialami gereja selama serangan baru-baru ini," kata Patriarkat Latin Yerusalem.

Di Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius, mereka "menyampaikan kata-kata penghiburan dan solidaritas" kepada para pengungsi, dalam sebuah kunjungan yang disebut oleh Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem sebagai "ekspresi kuat" persatuan gereja.

Kedua pemimpin gereja Yerusalem itu mengatakan lembaga-lembaga bantuan membantu memfasilitasi "kunjungan pastoral penuh," termasuk pengiriman pasokan makanan dan peralatan medis darurat, serta evakuasi medis bagi para korban luka.

[Gambas:Video CNN]

Paus Leo XIV, pemimpin Gereja Katolik, mengatakan "sangat berduka" atas serangan terhadap gereja, tempat ratusan pengungsi berlindung, termasuk anak-anak dan mereka yang berkebutuhan khusus.

Pendahulunya, Paus Fransiskus, terus berhubungan secara rutin dengan pastor paroki Pastor Gabriel Romanelli dan berulang kali menyerukan diakhirinya perang Gaza. Romanelli adalah satu dari 10 orang yang terluka.

Vatikan mengatakan bahwa Paus menelepon Pizzaballa pada Jumat (18/7) pagi untuk menanyakan situasi di Gaza dan kondisi para korban luka, termasuk Romanelli.

"Beliau menyampaikan dukungan dan kasih sayang kepada seluruh komunitas yang berkumpul di sekitar paroki dan mereka yang menderita akibat kekerasan," kata Vatikan .

"Serta menegaskan kembali niatnya untuk melakukan segala yang mungkin guna menghentikan pembantaian yang tidak perlu terhadap orang-orang tak berdosa," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Israel secara ketat mengontrol akses ke Gaza. Badan pertahanan sipil pada Jumat (18/7) melaporkan serangan Israel selanjutnya menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk sembilan pencari bantuan di dekat kota Rafah di selatan.

Badan tersebut mengatakan sebuah serangan udara menewaskan enam anggota keluarga yang sama di Khan Younis, juga di selatan, tempat penduduk setempat menggunakan tangan kosong mereka mencari korban selamat di antara puing-puing.

Louai Abu Sahloul, seorang kerabat korban, mengatakan gelombang serangan yang tak henti-hentinya telah memakan korban. "Orang-orang seperti mayat hidup, lelah dengan kelaparan, rasa sakit, dan kehancuran di mana-mana di Gaza," katanya kepada AFP.

Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka "menyerang sebuah lokasi infrastruktur teror milik Hamas di wilayah Khan Yunis" dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bagi warga sipil.

Mereka "tidak mengetahui" insiden di dekat Rafah, tambahnya.

(afp/chri)

Read Entire Article
Bisnis | Football |