Pengecer LPG 3 kg Bakal Naik Status jadi Sub Pangkalan

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan meningkatkan status pengecer LPG 3 kg menjadi sub pangkalan LPG 3 kg.

"Kita ingin subsidi pemerintah yang baik ini betul-betul tepat sasaran. Caranya bagaimana sekarang adalah untuk yang pengecer supaya mereka mendapatkan fasilitas agar kita bisa tahu harganya berapa yang dijual dan kepada siapa saja, maka kita (akan) naikkan menjadi sub pangkalan dengan persyaratan yang tidak susah," ujar Bahlil di Jakarta, Senin (3/2/2025).

Hal ini bertujuan agar niat pemerintah juga berjalan baik, dan masyarakat juga bisa mendapatkan LPG 3 kg dengan mudah.

Pembahasan soal peningkatan status pengecer menjadi sub pangkalan LPG 3 kg menjadi salah satu materi yang dibahas dalam Rapat Menteri ESDM bersama Komisi XII DPR RI.

Menurut Bahlil, tujuan penataan distribusi LPG 3 kg tersebut agar tepat sasaran kepada pihak yang membutuhkan.

"Tadi kita habis rapat dengan Komisi XII DPR RI, salah satu materinya adalah bagaimana mencari solusi terbaik. Sebelum rapat saya katakan bahwa tujuan dalam rangka penataan ini sebenarnya bagus agar LPG 3 kg ini tepat sasaran, sebenarnya niatnya di situ, dan subsidi LPG kita Rp87 triliun per tahun," katanya.

Bahlil kembali menegaskan bahwa untuk stok LPG sendiri tidak ada masalah dan dalam kondisi lengkap.

"Cuma selama ini yang terdaftar itu dari agen sampai ke pangkalan, di sini harganya masih oke. Karena subsidi kita itu Rp12.000/kg, berarti kalau satu tabung kali tiga berarti Rp36.000. Itu negara mensubsidi. Makanya harga ke masyarakat itu harusnya Rp15 ribu hingga Rp16 ribu sudah sangat bagus, karena itu kan cuma Rp4.000 lebih dan ditambah profit Rp2.000 saya pikir sudah bagus," ujar Bahlil.

Harga LPG 3 Kg

Namun, apa yang terjadi adalah harga LPG 3 kg ada yang sampai melebihi di atas itu pada tingkat pengecer.

"Kalau pengawasannya pakai IT, makanya harga di pangkalan itu kan tidak ada kenaikan sama sekali. Yang selalu berbeda itu ketika sampai di pengecer. Tapi kita tidak boleh menyalahkan siapa-siapa, ini semua punya kontribusi jadi sekarang kita memperbaiki saja," kata Bahlil.

Dirinya akan melakukan rapat pada malam ini untuk memutuskan sekaligus membahas secara teknis peningkatan status pengecer menjadi sub pangkalan LPG 3 kg.

"Ini saya mau rapat lagi malam ini. Malam ini saya rapat, saya putuskan. Kalau pangkalan mendistribusikan ke pengecer, sedangkan pengecer langsung ke konsumen. Pengecer ini yang akan kita tingkatkan menjadi sub pangkalan tetapi kita lagi membahas teknisnya," ujar Bahlil.

Antrean Gas Elpiji 3 Kg Membawa Duka, Warga Tangsel Meninggal Diduga Kelelahan

Tidak hanya diwarnai adu mulut, antrean gas elpiji 3 kg di wilayah Tangerang, Banten juga menyelipkan cerita duka. Seorang ibu paruh baya bernama Yonih (62) meninggal dunia usai terjatuh sembari menenteng 2 tabung gas elpiji 3 kg, Senin (3/2/2025).

Warga Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu diduga kelelahan setelah sebelumnya mencoba mencari gas elpiji 3 kg untuk dirinya berjualan.

Sebelum meninggal, sekitar jam 10 pagi, Yonih meninggalkan rumah menuju agen gas elpiji terdekat yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.

Namun sekitar pukul 11.00 WIB, ada warga yang melihat Yonih sudah jalan sempoyongan sembari membawa 2 tabung gas melon. Yonih sempat beristirahat duduk sebentar hingga akhirnya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Warga yang melihat pun langsung berbondong-bondong membawanya ke rumah yang tak berapa jauh. Ibu berusia 62 tahun itu pun dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 13.30 di rumah sakit terdekat.

"Tidak ada gejala apa-apa. Pagi kan dagang nasi uduk. Ngobrol sama saya soal gas, terus bilang infonya ada gas mau turun, ya sudah kita siap-siap," kata Dedi, kerabat korban.

Dedi menduga, korban kelelahan saat mencari dan mengantre gas elpiji 3 kg. Sebab sebelum ikut mengantre dengan warga lain, Yonik harus bangun subuh, memasak nasi uduk dan lauk pauknya, hingga berjualan.

Setelah berjualan, dia harus mencari tabung gas melon atau LPG 3 kg yang membuatnya berdiri lama untuk mengantre. "Habis antre, kecapean, sempat duduk sebelum pulang. Enggak ada sakit sebelumnya," katanya.

Diwarnai Adu Mulut dan Saling Dorong

Aksi protes dan dorong sempat terjadi di pangkalan gas di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Batuceper Kota Tangerang, Senin (3/2/2025). Kekecewaan warga yang tak mendapat jatah gas LPG 3 Kg menjadi pemicu adu mulut tersebut.

Awal mula warga kecewa, karena tabung gas yang sudah ditunggu-tunggu warga, malah dibilang habis oleh pengelola agen dan juga sopir truk pengangkut tabung gas. Akhirnya, ada salah satu warga yang melongok ke atas truk, melihat dan menduga bila ketersediaan gas yang masih berisi masih ada, namun ditumpuk dengan tabung gas yang sudah kosong.

Merasa kesal dibohongi, warga tersebut terlibat adu mulut dengan sopir truk pengangkut tabung.

"Itu kenapa ditutup? Tidak dikasih turun?" tanya warga.

"Itu bukan punya saya" jawab petugas

"Tapi kalian kerja yang benar!" kata warga bernama Linus.

Tiba-tiba saja, petugas tersebut mendorong bahu warga tersebut. Untungnya, petugas TNI dan Satpol PP yang memang berjaga di sekitar lokasi, langsung sigap memisahkan keduanya.

"Jadi gini, inikan stok masih ada, tapi katanya sudah habis. Gas-gas yang masih ada isinya, mereka tutupin pakai tabung gas yang enggak ada isinya," ujar Linus.

Linus pun berharap, pemerintah secepat mungkin memecahkan permasalahan susahnya masyarakat memperoleh gas tabung 3 Kg ini. Pasalnya, gas tersebut diperuntukan bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari di dapur, melainkan juga berjualan.

Hingga akhirnya, kuota pembelian tabung gas tersebut dibuka kembali. Sehingga jadi banyak warga lain yang bisa membeli dan memperoleh tabung gas 3 Kg.   

Read Entire Article
Bisnis | Football |