Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengingatkan para kepala daerah di seluruh negeri bahwa ada risiko penurunan produksi beras pada Januari - Februari 2025 mendatang.
"Ini pengalaman sebelumnya para bupati, gubernur kita cerita sama - sama, pada Januari - Februari nanti kita akan shortage hasil panen (beras) akan jauh dari kebutuhan Januari - Februari," kata Zulhas, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat 2024, dikutip Kamis (7/11/2024).
Maka dari itu, ia meminta kepada daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk segera memberikan masukan terhadap permasalahan kekurangan beras di awal 2025 mendatang.
"Karena ada shortage produksi padi apa yang harus kita lakukan, apakah bantuan pangan itu kita lanjutkan, atau ada masukan lainnya. Kita berharap tidak ada inflasi yang tinggi dan gejolak bahan pokok," terangnya.
"Kunci sukses swasembada 2028 adalah kerja sama kita semua," lanjut Zulhas.
Defisit
Menko Pangan memaparkan, neraca produksi-konsumsi defisit 222,92% pada periode Januari - Desember 2024, dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari 1,07 juta ton di 2023 menjadi 590 ribu ton di 2024.
Sementara itu, total produksi beras di sepanjang tahun 2024 mencapai 30,34 juta ton atau turun 2,44%. Adapun total konsumsi 2024 mencapai 30,92 juta ton.
Angka ini menandai kenaikan 310 ribu ton atau 1,01% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Menko Pangan Pastikan Tak Tambah Kuota Impor Beras
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah tidak akan menambah kuota impor beras pada 2024. Kuota impor beras yang akan dilakukan pada tahun ini seusai dengan yang telah ditetapkan di awal tahun.
Pernyataan Menko Pangan ini menanggapi spekulasi publik terkait kemungkinan impor beras tambahan, di mana Zulkifli Hasan memastikan keputusan impor hanya melibatkan realisasi impor sebesar 3,6 juta ton, sebagaimana yang telah ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Nggak ada, jadi ini bukan impor beras baru. Tolong teman-teman ya, nanti saya dimarahin sama publik. Wah ini Menteri, gitu nggak? Ini ya sudah diputuskan, ya sudah diputuskan realisasinya. Ini diputuskan tahun lalu," kata Zulhas kepada media, Jakarta, Senin (4/11/2024).
Zulkifli menjelaskan dari total kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton yang telah disepakati tahun lalu, sebanyak 2,75 juta ton telah berhasil masuk ke Indonesia pada tahun ini.
Ini berarti masih ada sisa kuota sebesar 850 ribu ton yang akan dikejar penyelesaiannya sebelum akhir tahun, dengan tujuan memperkuat cadangan beras nasional (CBP).
“Ini sudah diputuskan tahun lalu 3,6 juta ton realisasinya yang belum itu 850.000 ton. Ya tentu akan dikejar, kalau bisa tahun ini selesai, 850.000 itu bisa masuk semua. Berarti stok kita akan jauh lebih banyak, lebih siap, lebih kuat. Dan saya kira di bawah Pak Dirut, inilah stok yang terkuat selama ini, yang terbaik, terbagus," terang Zulhas.
Menko Pangan itu juga menyebut adanya rencana perencanaan impor tahun 2025 yang mempertimbangkan potensi kemunduran musim tanam.
Ia bilang pemerintah akan mengkaji berbagai langkah untuk meminimalkan impor dengan lebih mengoptimalkan produksi dalam negeri.
“Makanya kita harus berkarangan baik ya. Yang penting ini dulu, lanjutan kami akan lebih intent lagi untuk mempersiapkan tahun depan agar bisa berjalan dengan baik. Import sedikit mungkin, produksi bisa naik, kita akan rencanakan dengan baik. Tetapi masyarakat juga bantuan-bantuan bisa terlaksana dengan baik," pungkas Zulkifli Hasan.