Liputan6.com, Jakarta Garuda Indonesia mengumumkan program Selection Seat, yang memungkinkan penumpang untuk memilih kursi pesawat dengan biaya tambahan, mulai 26 Oktober 2024.
Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan fleksibilitas bagi penumpang yang ingin merencanakan perjalanan lebih awal dan memilih kursi sesuai preferensi.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menjelaskan bahwa Selection Seat merupakan program promosi yang ditujukan bagi penumpang yang ingin mendapatkan kenyamanan lebih dengan memilih kursi tertentu.
“Kami terus berkomunikasi intensif dengan stakeholder untuk memastikan bahwa program ini memenuhi ketentuan regulasi operasional dan keselamatan secara optimal dan komprehensif,” ungkap Irfan dalam keterangannya, Jumat (25/10/2024).
Program ini memberikan penumpang kelas Eco Promo dan Eco Affordable kesempatan untuk memilih kursi favorit, termasuk Extra Legroom Seat di baris pertama atau kursi di emergency exit row dengan biaya tambahan.
Tarif Pilih Kursi
Penumpang Eco Promo juga dapat memilih Regular Seat dengan harga mulai dari Rp85.000, sedangkan untuk Extra Legroom Seat dimulai dari Rp199.000.
Meski demikian, Irfan menambahkan, pilihan kursi tanpa biaya tambahan masih tersedia saat proses check-in dimulai, yaitu 48 jam sebelum keberangkatan.
Untuk penumpang yang tergabung dalam GarudaMiles Platinum, SkyTeam Elite Plus, dan pemegang tiket kelas Eco Comfort, pemilihan kursi tetap gratis tanpa biaya tambahan.
Garuda Indonesia menegaskan bahwa semua aspek keselamatan dan keamanan penerbangan pada program Selection Seat telah memenuhi standar regulasi penerbangan yang berlaku, termasuk aturan penempatan penumpang di kursi pilihan yang sesuai dengan ketentuan keamanan operasional.
Garuda Indonesia Rugi Rp 1,54 Triliun di Semester I 2024, Ini Gara-garanya
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengumumkan kinerja paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan USD 1,62 miliar atau sekitar Rp 4,62 triliun (kurs Rp 15.193,65 per USD).
Pendapatan itu naik 18,27 persen dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 1,37 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (1/10/2024), pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari penerbangan berjadwal senilai USD 1,28 miliar. Sisanya penerbangan tidak terjadwal berkontribusi sebesar USD 177,97 juta dan lain-lain sebesar USD 167,57 juta.
Seiring kenaikan pendapatan usaha, beban usaha pada semester I 2024 naik menjadi USD 1,53 miliar dibandingkan USD 1,24 miliar pada semester I 2023. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan beban usaha lainnya sebesar USD 201,06 juta, lebih rendah dibandingkan beban usaha lainnya pada semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 237,12 juta.
Melihat beban yang lebih besar dari pendapatan, perseroan membukukan peningkatan rugi bersih pada semester I 2024. Setelah memperhitungkan manfaat pajak, perseroan membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 101,66 juta atau sekitar Rp 1,54 triliun. Adapun pada paruh pertama tahun lalu, perseroan membukukan rugi USD 76,5 juta.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi USD 6,55 miliar dari USD 6,73 miliar pada Desember 2023. Liabilitas hingga 30 Juni 2024 turun menjadi USD 7,93 miliar dari USD 8,01 miliar pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi USD 1,39 miliar dari USD 1,28 miliar pada Desember tahun lalu