Portugal Juara Piala Dunia U-17 2025, Kalahkan Austria di Final dan Bikin Sejarah di Qatar

6 days ago 22

Liputan6.com, Jakarta Portugal juara Piala Dunia U-17 2025 setelah menumbangkan Austria di partai puncak. Laga final yang digelar di Khalifa International Stadium ini berakhir dengan skor tipis 1-0.

Kemenangan dramatis pada Kamis (27/11/2025) malam WIB tersebut ditentukan oleh gol tunggal Anisio Cabral. Hasil ini memastikan Selecao das Quinas merengkuh trofi juara dunia untuk pertama kalinya di level U-17.

Timnas Portugal U-17 sukses mematahkan rekor impresif Austria yang sebelumnya tak terkalahkan. Lawan mereka sebenarnya datang dengan modal pertahanan baja karena cuma kebobolan satu gol sepanjang turnamen.

Gelar ini terasa sangat spesial mengingat perjalanan terjal Portugal sejak awal kompetisi. Mereka sempat kalah dari Jepang di laga pembuka sebelum akhirnya bangkit dan melaju hingga menjadi kampiun.

Gol Semata Wayang Penentu Kemenangan

Portugal tampil sangat dominan dengan penguasaan bola mencapai 58 persen sepanjang pertandingan. Mereka terus menekan pertahanan lawan dan menciptakan total 10 percobaan tembakan.

Kebuntuan akhirnya pecah saat pertandingan memasuki menit ke-32 babak pertama. Anisio Cabral sukses mencatatkan namanya di papan skor sebagai pencetak gol kemenangan.

Gol tersebut bermula dari umpan tarik matang yang dikirimkan oleh Cunha dari sisi kanan. Berdiri bebas tanpa kawalan berarti, Cabral dengan mudah menyontek bola masuk ke gawang Austria.

Meski Austria berusaha membalas dengan lima tembakan tepat sasaran, skor 1-0 tetap bertahan hingga peluit panjang berbunyi. Kemenangan ini menjadi puncak performa Portugal yang sebelumnya menyingkirkan Brasil lewat adu penalti di semifinal.

Dominasi Penghargaan Piala Dunia U-17

Pesta juara Portugal semakin lengkap dengan keberhasilan para pemainnya memborong penghargaan individu. Gelandang serang andalan mereka, Mateus Mide, dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen berkat peran vitalnya sebagai otak serangan.

Selain Mide, penjaga gawang Romario Cunha juga membawa pulang sarung tangan emas sebagai kiper terbaik. Performanya di bawah mistar sangat fenomenal karena hanya kebobolan empat gol sepanjang kompetisi.

Hebatnya lagi, gawang Cunha steril dari kebobolan sejak memasuki babak 16 besar hingga partai final. Ketangguhannya menjadi kunci utama solidnya pertahanan Portugal dalam meredam serangan lawan.

Mauro Furtado melengkapi dominasi Portugal dengan meraih Bronze Ball alias pemain terbaik ketiga. Ini membuktikan kualitas merata yang dimiliki oleh skuad muda Portugal di edisi kali ini.

Sepatu Emas dan Peringkat Ketiga

Meski gagal juara, Austria mendapatkan hadiah hiburan lewat strikernya, Johannes Moser. Bomber tajam ini berhak atas sepatu emas setelah menjadi top skor turnamen dengan torehan delapan gol.

Moser unggul satu gol dari pahlawan kemenangan Portugal, Anisio Cabral, yang harus puas dengan sepatu perak. Selain menjadi top skor, Moser juga dianugerahi gelar Silver Ball atau pemain terbaik kedua turnamen.

Sementara itu, perebutan tempat ketiga dimenangkan oleh Italia melalui drama adu penalti melawan Brasil. Gli Azzurri menang 4-2 dalam babak tos-tosan setelah bermain imbang kacamata selama 90 menit waktu normal.

Turnamen edisi kali ini juga menjadi penanda perubahan format baru kompetisi junior FIFA. Mulai tahun 2025, Piala Dunia U-17 akan digelar setahun sekali dengan Qatar tetap menjadi tuan rumah untuk empat edisi mendatang.

Nasib Indonesia dan Tim Fair Play

Timnas Indonesia U-17 juga turut ambil bagian dalam turnamen bergengsi ini untuk kali kedua. Sayangnya, langkah Garuda Asia harus terhenti lebih awal di fase grup setelah hanya finis di posisi ketiga.

Indonesia belum mampu berbicara banyak di tengah persaingan ketat tim-tim elite dunia. Meski demikian, partisipasi ini menjadi pengalaman berharga bagi para talenta muda tanah air untuk berkembang.

Di sisi lain, penghargaan Tim Fair Play jatuh kepada Republik Ceko yang dinilai bermain paling sportif. FIFA terus mendorong semangat sportivitas tinggi dalam setiap turnamen kelompok umur yang mereka gelar.

Dengan berakhirnya turnamen ini, peta kekuatan sepak bola usia muda dunia mulai bergeser. Portugal kini menasbihkan diri sebagai kekuatan baru yang patut diperhitungkan di masa depan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |