Liputan6.com, Jakarta - Real Estate Indonesia (REI) segera menyelesaikan kajian skema pengelolaan aset 1 juta rumah perkotaan. Ada dua opsi yang tengah dikaji dalam ditargetkan rampung Oktober 2025.
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto menyampaikan kajian itu akan diserahkan ke Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait dalam waktu dekat.
"Real Estate Indonesia (REI) juga Pak Menteri, sedang mengkaji yang akan kita serahkan kepada Pak Menteri kaitannya pengelolaan aset untuk program 1 juta rumah di perkotaan," kata Joko dalam Sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan, di Jakarta, ditulis Jumat (19/9/2025).
Dia menjelaskan, pada konteks itu ada dua model pengelolaan yang dikaji. Pertama, merujuk pada pengelolaan komplek Kemayoran di lahan milik negara. Di sana, Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK) di bawah wewenang Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengelola kawasan tersebut. Tanah dan bangunan di sana berstatus Hak Pengelolaan Lahan (HPL).
Kedua, merujuk pada pengelolaan aset yang dijalankan Perum Perumnas. Skemanya, Perumnas mengelola aset negara dengan Hak Pengelolaan Lahan (HPL), kemudian bisa diserahkan ke pihak lain dengan Hak Guna Bangunan (HGB).
"Polanya memang ada dua, Insyaallah di akhir bulan depan bisa kita serahkan," ucapnya.
Kajian Lainnya
Joko melanjutkan, REI juga sedang melakukan kajian untuk program 3 juta rumah di 2026 mendatang. Fokusnya adalah sistem pelaksanaannya di tahun depan.
Joko menyebut, kajian ini sedang berjalan dan diuji coba. Hasilnya pun akan diserahkan ke Menteri Maruarar Sirait dalam dua bulan mendatang.
"Yang kedua adalah mengenai kajian kita untuk lebih sistematis lagi tahun 2026 bisa kita kerjakan di sana dan ini sekarang kita lagi uji dan dalam dua bulanan, Insyaallah kita akan serahkan," terangnya.
1 Juta Rumah Pedesaan
Sebelumnya, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menyatakan siap membangun 1 juta rumah di pedesaan yang merupakan bagian dari Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Selain memperluas fokus target program, pembangunan 1 juta rumah di pedesaan juga akan menggerakkan ekonomi desa.
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto mengatakan saat ini Program 3 Juta Rumah baru menyentuh sekitar 5%-7% dari target program yakni melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang tahun ini berkisar hanya 220.000 unit hingga 420.000 unit (jika ada penambahan kuota). Sementara hampir 95% lagi dari target 3 juta unit hingga kini belum fokus dikerjakan, termasuk 1 juta rumah di pedesaan.
“REI mengambil inisiatif untuk mendorong perluasan target program 3 juta rumah hingga pedesaan, karena program ini sejak awal memang hendak menyasar masyarakat di perkotaan, pedesaan dan pesisir. Sesuai paradigma Propertinomic 2.0, maka kami siap untuk membangun 1 juta rumah di desa-desa di Indonesia,” ujar dia pada acara Halal Bihalal Keluarga Besar REI yang turut dihadiri Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dan Menteri Agraria dan Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN) Nusron Wahid di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Peluang
Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, pemerintah akan membangun 3 juta rumah bagi masyarakat yang belum memiliki rumah, satu juta di pedesaan, satu juta di pesisir, dan satu juta di perkotaan. Selain itu, terdapat sekitar 13 juta penduduk miskin di desa atau sekitar 11,3% dari total penduduk pedesaan yang harus dituntaskan.
Atas dasar itulah, langkah memacu pembangunan rumah di desa akan memiliki manfaat besar antara lain mempercepat pengentasan kemiskinan di pedesaan, menggerakkan ekonomi di desa karena menciptakan putaran ekonomi hingga Rp 80 triliun, menciptakan 1 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa, serta menciptakan stimulus pendapatan di setiap desa sekitar Rp 400 juta.
“Ekosistem ekonomi baru akan terbentuk di pedesaan. Bakal muncul banyak wiraswasta di setiap desa hingga 200.000 wiraswasta yang terdidik selama 5 tahun program sejutarumah di pedesaan berjalan, misalnya pabrik pembuatan bahan material dan sebagainya,” sebut CEO Buana Kassiti Group itu.