Rupiah Anjlok terhadap Dolar AS, Bos VKTR Pilih Transaksi Pakai Renminbi

1 week ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) turut direspons pelaku pasar dalam negeri. Terutama pengusaha dengan belanja komponen dengan mata uang asing. 

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk turut merespons kondisi tersebut. Direktur Utama VKTR, Gilarsi Wahju Setijono mengamini soal nilai tukar ini berdampak signifikan ke transaksi perusahaan.

"Betul bahwa currency effect itu significant buat kita. Karena hampir semua komponen itu masih foreign currency based," ungkap Gilarsi, di Jakarta, dikutip Selasa (25/3/2025).

Dia melirik mata uang asing lainnya sebagai nilai tukar. Tak lagi menggunakan dolar AS, Gilarsi mulai menggunakan mata uang China, Renminbi (RMB) dalam proses transaksinya sebagai pengganti dolar AS.

"Dari pelajaran historis kita itu akhirnya kita mengambil keputusan kita transaksinya jangan pakai US dollar. Kita transaksinya pake Renminbi," ucap dia.

Gilarsi menyadari nilai tukar rupiah terhadap renminbi juga fluktuatif. Namun, pergerakannya disebut tidak lebih besar daripada dolar AS. 

Dia sudah melakukan pengalihan transaksi itu sebelum Indonesia bergabung dengan BRICS, harapannya prosesnya bisa lebih menguntungkan ke depannya.

"Nah, itu yang sekarang sudah kita mulai alihkan. Transaksi-transaksi base kita itu menggunakan Renminbi. Ini kita lakukan bahkan sebelum Indonesia menggabungkan BRICS," ucapnya.

"Ketika menggabungkan BRICS, seharusnya air tightnessnya lebih terasa. Nah, jadi upaya yang kita lakukan hedging adalah dengan menggunakan currency yang berbeda," Gilarsi menambahkan.

Promosi 1

Rupiah Anjlok

Diwartakan sebelumnya, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah sebesar 66 poin atau 0,40 persen menjadi Rp 16.568 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.502 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin ini di Jakarta. 

Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp 16.561 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.501 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah dan telah menyentuh level 16.620 terhadap Dolar Amerika Serikat. 

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, gerak rupiah yang lesu terhadap dolar AS terjadi seiring kondisi eksternal dengan ketegangan geopolitik yang terus memanas. Ketegangan ini salah satunya sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, yang memberikan satu ultimatum perang atau menghentikan reaktor nuklir. 

Kemudian juga ada ketegangan di Gaza yang kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan darat tahap kedua, hingga memicu demonstrasi di antara masyarakat Israel sendiri.

"Di sisi lainpun juga tentang masalah kelompok Houthi di Yaman yang terus melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal berlayar di Laut Hitam, begitu masif sehingga hampir 80 persen kapal-kapal dagang yang melalui Laut Hitam itu mereka berbelok ke Afrika,” papar Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Faktor Lainnya

Ibrahim mencatat, biaya transportasi dan logistik di laut Afrika cukup mahal sehingga menimbulkan risiko naiknya inflasi global.

"Kita juga melihat bahwa 2 April itu adalah biaya impor tambahan akan berlaku dan ini yang memberatkan pasar sehingga harga-harga akan kembali mengalami kenaikan,” ujar dia.

Terkait faktor internal, Ibrahim menilai, momentum rilis Danantara turut pengaruhi investor di pasar modal. "Sehingga banyak dana asing keluar dari pasar modal Indonesia,” ujar dia.

"Di sisi lain pun juga pembentukan Danantara yang kemarin kepengurusannya sudah dibentuk kemudian membuat asing itu kembali keluar dana. Kenapa? Karena tidak mau bahwa pasar modal itu diintervensi oleh pemerintah. Kita melihat bahwa pemerintah terus melakukan intervensi, apalagi Bareskrim juga sudah membuat statement akan mengawasi pasar modal dan ini adanya intervensi pemerintah terhadap mekanisme pasar, terhadap pasar modal sehingga dianggap bahwa ini tidak aman bagi para investor,” ia menambahkan

Read Entire Article
Bisnis | Football |