Rupiah Menguat ke Rp 16.715 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini bergerak menguat. Penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh sentimen dari luar yaitu perundingan tarif Amerika Serikat (AS).

Pada Rabu (30/4/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan menguat sebesar 46 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 16.715 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.761 per dolar AS.

Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures Lukman Leong menjelaskan, rupiah menguat terbatas seiring harapan pada perundingan soal kebijakan tarif AS yang dirilis oleh Presiden Donald Trump di awal April ini.

"Rupiah diperkirakan akan datar/berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas oleh harapan pada perundingan tarif," ujarnya dikutip dari Antara.

Menurut Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, ada beberapa kesepakatan dengan negara-negara yang tidak disebutkan namanya, salah satunya mungkin India.

Di sisi lain, investor disebut masih wait and see menantikan serangkaian data-data ekonomi penting AS pekan ini.

Data ekonomi AS malam ini adalah data pertumbuhan ekonomi, data manufaktur pada Kamis (1/5/2025), serta data pekerjaan non-farm payroll (NFP) pada Jumat (2/5/2025).

"Semuanya akan melamban, PDB (produk domestik bruto) diperkirakan akan tumbuh lebih lambat kuartal I di 0,4 persen (dibandingkan 2,4 persen kuartal sebelumnya), manufaktur terkontraksi lebih jauh di 48 (dibandingkan 49 sebelumnya), serta NFP diperkirakan akan menambahkan 130 ribu pekerjaan (228 ribu bulan sebelumnya)," ungkap Lukman.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp 16.650-Rp 16.800 per dolar AS.

Rupiah Sempat Bergejolak terhadap Dolar AS, Ini Kata Sri Mulyani

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dinilai masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/4/2025).

“Pergerakan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional lainnya dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia di dalam menjaga stabilitas perekonomian,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara daring, dipantau di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 27 Maret 2025 tercatat Rp16.560 per dolar AS atau menguat 0,12 persen point-to-point (ptp) dibandingkan dengan level akhir Februari 2025.

Akan tetapi, tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar off-shore (Non-Deliverable Forward/NDF) pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446 H akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Merespons itu, Bank Indonesia (BI) pada 7 April 2025 melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.

Terkendali

Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, kata Sri Mulyani. Hal itu tercermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur pada 8 April 2025.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” tutur Sri Mulyani.

Read Entire Article
Bisnis | Football |