Sri Mulyani Soal Strategi Negosiasi Tarif Impor AS: Kami Pakai Pendekatan Dialogis

2 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menetapkan tarif impor sebesar 32% terhadap Indonesia disebabkan oleh adanya surplus yang dialami oleh AS. Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Indonesia berusaha melakukan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi defisit perdagangan yang menguntungkan pihak AS dibandingkan Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam proses negosiasi tarif perdagangan dengan AS. Penjelasan tersebut disampaikan dalam sebuah wawancara saat berlangsungnya agenda Spring Meetings Bank Dunia dan IMF di Washington DC, AS, pada hari Sabtu (26/4/2025).

"Hal yang pertama ditanyakan adalah perkembangan negosiasi tarif perdagangan dengan AS. Saya sampaikan bahwa Indonesia melakukan pendekatan dialogis untuk memahami sudut pandang Pemerintah Amerika Serikat sekaligus menawarkan opsi-opsi yang bertujuan memangkas defisit neraca perdagangan Amerika Serikat terhadap Indonesia," tulis Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam akun instagram resminya @smindrawati.

Dia juga menambahkan bahwa upaya Indonesia untuk mengurangi hambatan perdagangan, baik yang berhubungan dengan tarif maupun nontarif, dilakukan melalui deregulasi dan reformasi administrasi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kelancaran perdagangan antara kedua negara.

"Di sisi lain, pemerintah Indonesia melihat situasi ini sebagai peluang untuk melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor. Oleh karenanya, diskusi dengan berbagai mitra seperti ASEAN Plus Three dan Uni Eropa terus dijalin dengan baik demi tujuan bersama, menciptakan kerja yang saling menguntungkan," kata dia.

Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menyatakan keyakinannya bahwa langkah-langkah yang telah disusun tidak hanya akan meredam dampak negatif yang ada, tetapi juga membuka berbagai peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Selain AS, Sri Mulyani Juga Nego Tarif dengan China

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa daya tawar Indonesia dalam negosiasi mengenai kebijakan tarif dengan Amerika Serikat (AS) masih berada pada posisi yang kuat. Selain bernegosiasi dengan AS, pemerintah juga menjajaki peluang kerjasama dengan China.

Dia mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Menteri Keuangan China berlangsung hangat dan produktif. Sri Mulyani juga menambahkan bahwa respons dari pihak AS terkait negosiasi tarif impor menunjukkan sikap yang hampir serupa.

"Kami melakukan bilateral di sideline dengan Menteri Keuangan RRT tadi malam, kita juga menyampaikan untuk terus mempererat hubungan, beliau mengundang saya untuk pergi ke Beijing dan juga dari sisi Amerika sendiri juga ingin tetap meningkatkan hubungan erat dengan Indonesia," ungkapnya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yang dikutip pada Jumat (25/4/2025).

Dia juga menekankan bahwa posisi Indonesia di ASEAN sangat baik sebagai negara dengan populasi terbesar. Berbagai potensi yang dimiliki oleh Indonesia memberikan kekuatan tersendiri dalam bernegosiasi.

"Jadi dalam hal ini Indonesia baik di dalam ASEAN sebagai negara terbesar, hubungannya dengan Amerika Serikat, hubungannya dengan RRT, pihak-pihak yang sekarang mungkin mengalami eskalasi tensi, kita tetap dalam posisi yang cukup netral dan dihormati dan diperhitungkan. Ini merupakan daya tawar yang baik yang harus kita jaga," jelasnya.

Kinerja perekonomian Indonesia juga merupakan faktor penting yang memperkuat posisi tawar ini di hadapan negara lain, terutama di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global.

"Tentu kalau perekonomian kita dengan kinerja yang relatif baik, terjaga, itu juga memberikan respect dan daya tawar yang baik dalam kita menghadapi situasi dunia yang begitu dinamis dan sangat fluid," tuturnya.

Dukungan Dalam Negeri

Bendahara Negara mengungkapkan bahwa keadaan ekonomi Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang cukup positif. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan domestik yang berfungsi sebagai penyangga ekonomi meskipun menghadapi berbagai tantangan.

Menurutnya, "Langkah-langkah selama ini yang dilakukan oleh Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi melalui reformasi, perbaikan produktivitas, kemudian panen dari agrikultur atau pertanian kita yang itu juga menjadi salah satu bentuk cushion atau bantalan terhadap shock yang berasal dari eksternal."

Ia menambahkan, "Ini semuanya membantu resiliensi perekonomian Indonesia sehingga kita juga mampu untuk tetap menjaga posisi tawar Indonesia."

Dengan demikian, negosiasi yang dilakukan adalah upaya untuk saling memberi dan menawarkan, serta mencari titik temu yang saling menguntungkan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |