Yang Tersisa dari Kemenangan Arsenal atas Bayern Munchen: Supersub Menggila hingga Standar Tinggi Declan Rice

Liputan6.com, Jakarta Arsenal kembali menunjukkan kedewasaan permainan saat menundukkan Bayern Munchen 3-1 di Emirates Stadium.

Pertandingan ini menjadi salah satu sorotan pekan Liga Champions karena mempertemukan dua tim elite Eropa yang tengah berada dalam performa stabil. Hasil tersebut memperpanjang laju positif The Gunners di fase grup.

Kemenangan ini sekaligus memperkuat keyakinan bahwa Arsenal mulai menguasai detail permainan yang sebelumnya sering terlepas dari genggaman mereka.

Selain itu, dinamika pertandingan memberi gambaran mengenai kedalaman skuad serta adaptasi taktik yang dijalankan Mikel Arteta. Momentum ini juga memperlihatkan perkembangan mental yang lebih matang dibandingkan kampanye sebelumnya.

Paling tidak, ada tiga poin penting yang muncul dari laga ini. Mulai dari kemenangan yang membawa simbol tersendiri, kontribusi pemain pengganti, hingga pengaruh besar dari sosok Declan Rice di lini tengah.

Kemenangan ini dianggap sebagai penanda bahwa Arsenal semakin mampu melewati hambatan yang sebelumnya menahan laju mereka.

Beberapa laga terakhir menunjukkan pola serupa, yakni keberhasilan menuntaskan pertandingan yang musim lalu berakhir dengan hilangnya poin.

Hasil-hasil seperti kemenangan di markas Newcastle United, West Ham, Fulham, dan Crystal Palace membangun kepercayaan diri yang kini terlihat semakin solid.

Pertemuan dengan Bayern menjadi ujian mental berikutnya, apalagi lawan membawa kualitas individual tinggi. Kesalahan posisi yang dimanfaatkan Bayern sempat memberi tekanan, namun Arsenal tidak mengulang kegagalan yang terjadi di masa lalu.

Pertandingan ini juga mengakhiri rentetan tanpa kemenangan melawan Bayern dalam enam pertemuan terakhir. Dengan hasil ini, keyakinan di dalam skuad dan di antara para pendukung meningkat signifikan.

Performa pemain cadangan kembali menjadi faktor pembeda dalam kemenangan ini. Meski ada kekhawatiran terkait absennya Gabriel Magalhaes, para pelapis seperti Piero Hincapie dan Christian Mosquera mampu menjalankan peran masing-masing dengan baik.

Lewis-Skelly memang tidak tampil optimal, tetapi kehadirannya memungkinkan Arteta mengistirahatkan Riccardo Calafiori yang baru pulih dari masalah pinggul.

Ketika Calafiori masuk, ia langsung memberikan dampak melalui umpan silang yang mengarah pada gol Noni Madueke. Pemain sayap itu terus menunjukkan bahwa ia bisa menjadi pelapis yang andal untuk Bukayo Saka.

Arsenal memastikan kemenangan setelah Gabriel Martinelli memanfaatkan kesalahan Manuel Neuer. Dengan kecepatan dan penyelesaiannya, Martinelli kembali memperlihatkan kemampuan menyerang ruang secara efektif. Kedalaman skuad menjadi elemen yang semakin terlihat nyata musim ini.

Declan Rice kembali menjadi pusat permainan dengan pengaruh besar di kedua sisi lapangan. Dengan Eberechi Eze berperan sebagai gelandang serang, struktur pertahanan di tengah sedikit berubah, tetapi keberadaan Martin Zubimendi membuat Rice bisa menjalankan peran yang lebih menyeluruh.

Situasi bola mati menjadi salah satu senjata Rice dalam pertandingan ini. Ia mengirim beberapa umpan yang hampir berbuah gol, termasuk kepada Mikel Merino dan Mosquera. Selain itu, ia membaca arah umpan Dayot Upamecano dengan tepat untuk memicu transisi yang berujung pada keterlibatan Madueke dalam proses gol berikutnya.

Ketangguhan fisik dan konsistensi membuat Rice semakin dominan seiring jalannya laga. Dengan penampilannya, ia meraih penghargaan Pemain Terbaik Pertandingan dan kembali memperkuat reputasinya sebagai salah satu gelandang elite.