Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian besar dalam karier politiknya, yakni menjabat sebagai Menko Pangan di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Jabatan ini, menurut Zulhas, merupakan impiannya sejak lama.
Dalam pernyataannya, Zulhas bercerita keinginannya untuk menjadi Menko Pangan sudah ada sejak ia pertama kali terjun ke dunia politik pada tahun 1999.
Selama 25 tahun berkarier, ia telah mengisi berbagai posisi penting di pemerintahan, seperti menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 5 tahun, Menteri Kehutanan 5 tahun, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 5 tahun, Menteri Perdagangan hingga saat ini menjabat sebagai Menko Pangan.
"Saya, sudah dari tahun 99, berarti sudah 25 tahun bergelut di bidang politk. Pernah anggota DPR 5 tahun, menteri kehutanan 5 tahun, ketua MPR 5 tahun, Mendag dan Menko Pangan," ujar Zulkifli Hasan dalam pelantikan pejabat di Lingkungan Menko Pangan, Jakarta, Senin (11/11).
Paling Didambakan
Ia mengaku, meskipun pernah memegang berbagai jabatan strategis, menjadi Menko Pangan adalah bidang yang paling ia dambakan.
"Tapi cita cita saya masuk politik ini bidang saya yang saya inginkan. Tapi sebagaimana Allah kasih setelah 25 tahun," tuturnya.
Zulhas menilai peran Menko Pangan sangat strategis dalam memastikan ketahanan pangan nasional dan menjaga keseimbangan pasokan serta harga bahan pokok. Ia berkomitmen untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya demi kepentingan rakyat.
Menko Pangan Zulkifli Hasan Jamin Stok dan Harga Beras Aman selama Nataru
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menjamin stok dan harga beras aman terkendali pada momen Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Menurut dia, stok cadangan beras pemerintah (CBP) akan berada di kisaran 2 juta ton lebih. Pemerintah siap menggelontorkannya sebagai antisipasi jika harga beras selama Nataru nanti melonjak.
"Nataru seperti biasa, stok cukup dan enggak perlu khawatir, 2 juta lebih (ton) jadi enggak perlu khawatir. Nanti kalau harganya naik, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) kita kucurkan," ujarnya di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (11/11/2024).
Di sisi lain, Zulhas juga memastikan tak akan ada kebijakan penambahan impor beras baru hingga akhir 2024. Meskipun ada risiko penurunan tingkat produksi beras di dalam negeri (shortage) pada Januari-Februari 2025.
Sebab menurut perhitungannya, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog sudah mencukupi. Terlebih masih ada sisa sekitar 850 ribu ton beras impor dari kuota 3,6 juta ton kontrak pada 2024.
"Tapi tidak usah khawatir, stok kita di Bulog terakhir 2 juta ton. Sampai nanti akhir Desember memang tidak bisa masuk semua sisa impor kemarin. Kita impor 3 juta ton lebih itu, ada yang belum bisa masuk tahun ini. Jadi masih ada sisa," ungkapnya
Dari impor beras tersisa 850 ribu ton, Zulhas target lebih dari separuhnya sudah bisa masuk ke Indonesia pada akhir tahun ini. "Yang 500 ribu (ton) diusahakan sampai Desember (2024, masuk). Jadi sisanya sedikit kan? (350 ribu ton) akan dilanjutkan tahun depan," imbuhnya.