741 UMKM di Desa Siap Ekspor, Kemendag Siapkan Pelatihan Desain Tambah Daya Tarik

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menegaskan komitmen dalam meningkatkan daya saing produk nasional termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di pasar global, seiring dengan laporan positif kinerja ekspor Indonesia pada periode Januari–Oktober 2025.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan, ekspor nasional tumbuh 6,96 persen, sementara surplus neraca perdagangan melonjak 40,19 persen.

Capaian tersebut sekaligus memperpanjang rekor surplus Indonesia menjadi 66 bulan berturut-turut—sebuah sinyal kuat bahwa produk nasional, termasuk yang dihasilkan UMKM dan komoditas di pedesaan, yang kian kompetitif di pasar internasional.

Di tengah ketatnya persaingan global dan dinamika ekonomi dunia, pemerintah menegaskan bahwa desain berperan besar sebagai pembeda utama untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Melalui Indonesia Design Development Center (IDDC) dan penyelenggaraan Good Design Indonesia (GDI) 2025, Kemendag menempatkan desain sebagai strategi penguatan ekspor yang berkelanjutan.

Tak hanya bagi korporasi besar, program-program seperti UMKM Bisa Ekspor dan Desa Bisa Ekspor diarahkan untuk membuka peluang bagi pelaku UMKM dan desa di seluruh Indonesia agar mampu menembus pasar internasional dengan standar global.

Menteri Perdagangan menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah lebih dari 1.132 UMKM difasilitasi business matching dengan nilai transaksi mencapai USD 134,4 juta atau lebih dari Rp 2 triliun (estimasi kurs Rp Rp 16.640 per USD).

Pemerintah juga telah mengidentifikasi 741 desa siap ekspor yang akan didorong melalui pelatihan desain, peningkatan standar, serta pemanfaatan peluang dari 20 perjanjian dagang yang telah diimplementasikan.

Seluruh momentum positif ini diperkuat dalam ajang GDI 2025 yang menghadirkan produk-produk terbaik Indonesia di panggung desain internasional.

Mendag menyampaikan, ekspor Indonesia pada Januari–Oktober 2025 tumbuh 6,96 persen dan membawa surplus perdagangan meningkat hingga 40,19 persen. “Target kita memang 7,1 persen dan capaian saat ini sudah mendekati. Mudah-mudahan November dan Desember naik sehingga lebih dari 7,1 persen,” ujarnya.

Pertemuan Kemendag dengan GPEI dan para eksportir menunjukkan optimisme bahwa ekspor akan terus meningkat. “Surplus Oktober menandai 66 bulan berturut-turut. Ini menegaskan kinerja ekspor yang terus membaik,” kata Budi Santoso.

Kemendag menempatkan desain sebagai elemen strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk di pasar internasional. Melalui Indonesia Design Development Center (IDDC), pemerintah menyiapkan tiga program unggulan: Klinik Desain, Designer Design Service, dan Good Design Indonesia.

“Di era global, kualitas desain menjadi faktor pembeda yang menentukan daya saing produk,” ujar Mendag. IDDC memberikan pendampingan, konsultasi, dan penguatan kualitas desain bagi pelaku usaha agar produk Indonesia lebih kompetitif.

Program UMKM Bisa Ekspor semakin menunjukkan hasil konkret. Hingga Oktober 2025, terdapat 1.132 UMKM yang mengikuti business matching dengan nilai transaksi mencapai 134,4 juta dolar AS. Semua transaksi berasal dari UMKM

Beberapa UMKM awalnya memiliki kendala desain dan kemasan, namun setelah pendampingan dari desainer IDDC, banyak yang berhasil menembus pasar global.

“Desain itu menentukan. Setelah diperbaiki, banyak UMKM kita tembus ke pasar luar negeri,” tutur Budi.

Selain UMKM, Kemendag juga fokus pada program Desa Bisa Ekspor. Dari pemetaan nasional, terdapat 741 desa yang siap ekspor, baik dari sisi produk maupun SDM.

“Peran desain sangat penting. Banyak produk desa yang bagus, tetapi belum memenuhi standar,” ujar Budi. Kemendag akan menggandeng Kementerian Desa untuk menyiapkan pelatihan, termasuk pelatihan desain, agar produk desa memiliki standar global.

Melalui capaian ekspor positif, penguatan UMKM dan desa, perjanjian dagang strategis, serta pengakuan internasional di bidang desain, Kemendag menegaskan bahwa Indonesia semakin siap menjadi pemain penting dalam perdagangan global.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, desainer, dan pelaku usaha, produk Indonesia terus bergerak menuju pasar dunia dengan kualitas dan desain berdaya saing tinggi.