Akademi Manchester City: Lumbung Pemain Bintang di Balik Gemerlap Uang Sheikh Mansour

18 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Manchester City dikenal sebagai salah satu klub yang boros. Sejak diambil alih Sheikh Mansour pada 2008, klub ini menjelma menjadi raksasa baru yang dengan mudahnya merekrut pemain bintang dari penjuru dunia. Bagi City, uang bukanlah kendala, ia adalah bahan bakar.

Namun, di balik gempuran uang dan belanja besar-besaran itu, tersembunyi sebuah proyek jangka panjang yang jarang disorot: pengembangan akademi. Dan hari ini, investasi itu mulai menunjukkan hasil yang tak bisa diabaikan.

Pada tahun 2014, Manchester City meresmikan City Football Academy (CFA), sebuah kompleks pelatihan super modern yang menghabiskan dana sekitar £200 juta. Fasilitas ini bukan hanya tempat latihan, tapi juga laboratorium pengembangan pemain masa depan.

Dengan 16 lapangan berukuran penuh, stadion untuk tim muda dan tim wanita, hingga fasilitas kebugaran dan hidroterapi, CFA dirancang bukan sekadar untuk menunjang tim utama, melainkan mencetak generasi baru pemain elite.

"Ini adalah fasilitas terbaik di dunia. Saya yakin ini adalah langkah besar bagi klub ini untuk terus tumbuh setiap hari seperti yang mereka inginkan," ujar Manuel Pellegrini, manajer City saat itu. Dan benar saja, dari akademi inilah nama-nama besar mulai bermunculan.

Dari Phil Foden ke Frimpong: Produk Akademi yang Mendunia

Tak perlu jauh-jauh, salah satu ikon akademi City hari ini adalah Phil Foden. Lulusan akademi yang tumbuh bersama tim utama dan kini menjadi pilar penting di bawah asuhan Pep Guardiola. Foden adalah bukti sahih bahwa City mampu mencetak bintang kelas dunia, bukan hanya membelinya.

Lalu ada Rico Lewis, bek muda serbabisa yang juga jebolan akademi. Ia baru saja menandatangani kontrak hingga 2028, menegaskan betapa besarnya kepercayaan klub terhadap produk akademinya sendiri.

Namun cerita tidak berhenti di situ. City mungkin tak bisa menampung semua bakat di tim utama, tapi mereka tak lantas menyia-nyiakannya. Beberapa alumni akademi justru bersinar di tempat lain.

Contohnya, Jeremie Frimpong, yang setelah bersinar bersama Bayer Leverkusen kini bersiap memperkuat Liverpool. Lalu Jamie Bynoe-Gittens, pemain muda yang tengah santer dikabarkan akan hijrah dari Borussia Dortmund ke Chelsea. Keduanya adalah lulusan akademi City, bukti bahwa pengaruh akademi ini menjalar ke seluruh Eropa.

Mesin Uang yang Tersembunyi

Bukan hanya sebagai pabrik pemain, akademi City juga berperan sebagai mesin uang. Sejak 2017, klub telah menghasilkan lebih dari £260 juta hanya dari penjualan pemain muda. Jumlah ini tak hanya cukup untuk menutup biaya pembangunan CFA, tapi juga memberikan keuntungan bersih yang berkelanjutan.

Pada 2024 saja, City mengantongi sekitar £156 juta dari hasil penjualan pemain muda. Rekor penjualan termahal sejauh ini masih dipegang Cole Palmer, yang dilepas ke Chelsea. Selain itu, ada Jadon Sancho yang dilepas ke Dortmund beberapa wkatu lalu.

Angka fantastis ini membantu Guardiola merekrut pemain-pemain top tanpa membuat klub tergelincir dari aturan Financial Fair Play.

Sumber: GOAL, The Guardian, BBC Sport

Read Entire Article
Bisnis | Football |