Bahlil: Perusahaan China Gantikan LG Investasi Baterai EV di Indonesia

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa perusahaan asal Tiongkok, Huayou, resmi menggantikan LG Energy Solution dalam sebagian proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Penggantian ini terjadi setelah LG memutuskan untuk mundur dari proyek yang termasuk dalam skema Indonesia Grand Package.

“LG telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama dengan BUMN kita,” ujar Bahlil dikutip dari ANTARA, Rabu (23/4/2025).

Proyek Hilirisasi EV Tetap Berjalan Meski Investor Berganti

Meskipun LG Energy Solution mundur dari proyek strategis tersebut, Bahlil menegaskan bahwa program hilirisasi kendaraan listrik tetap berjalan sesuai rencana.

Ia menjelaskan bahwa pergantian investor merupakan hal biasa dalam proyek berskala besar dan tidak akan mempengaruhi keberlanjutan investasi.

Menteri ESDM juga memastikan bahwa seluruh mitra yang terlibat tetap berkomitmen penuh, dan pemerintah akan terus mengawal proyek ini agar transisi berjalan lancar dan target tercapai. Beberapa proyek bahkan telah diresmikan dan mulai berproduksi.

LG Energy Solution Sebelumnya Terlibat dalam Proyek Besar EV

Sebagai informasi, LG Energy Solution sebelumnya merupakan bagian penting dari Indonesia Grand Package, sebuah kerja sama antara pemerintah Indonesia dan LG asal Korea Selatan yang dimulai sejak 18 Desember 2020. Proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai kendaraan listrik, dari penambangan hingga produksi sel baterai.

Puncak dari komitmen ini ditandai dengan peresmian pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 3 Juli 2024. Pabrik yang berlokasi di Karawang ini merupakan hasil kolaborasi Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dengan kapasitas produksi mencapai 10 GWh per tahun.

Konsorsium Korea Mundur, Proyek Tetap JalanMenurut laporan Yonhap, konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG—termasuk LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya—telah memutuskan untuk menghentikan proyek pembangunan rantai pasok baterai EV di Indonesia senilai sekitar 11 triliun won (Rp130 triliun). Keputusan ini disebut karena perubahan tren industri global, khususnya penurunan sementara permintaan EV yang dikenal sebagai “jurang EV”.

Meski demikian, pihak LG menegaskan bahwa mereka tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia, seperti pabrik baterai milik PT HLI Green Power yang merupakan kerja sama dengan Hyundai.

LG Batal Investasi Baterai EV Rp 129 Triliun di Indonesia, Ini Alasannnya

Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG memutuskan untuk membatalkan proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia senilai USD 7,7 miliar atau Rp129,9 triliun. Apa alasan LG?

Melansir Yonhap News Agency, Rabu (23/4/2025) seorang pejabat LG menjelaskan bahwa konsorsium telah memutuskan untuk menarik proyek tersebut, setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

Ini terjadi karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya pada bisnis EV, yang merujuk pada perlambatan sementara atau puncak permintaan EV global.

"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

"Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” terangnya.

Sebelumnya, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun "rantai nilai menyeluruh" untuk baterai EV.

Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.

Indonesia sendiri dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.

Read Entire Article
Bisnis | Football |