Bos Kadin: Pariwisata Pengungkit Ekonomi Ciptakan Lapangan Kerja

2 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memasuki hari ketiga. Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan seluruh masukan dari pemerintah dan parlemen mengarah pada satu hal memperkuat ekonomi melalui penguatan sektor-sektor strategis, termasuk pariwisata.

Anindya menuturkan, selama dua hari pertama Rapimnas, Kadin mendapatkan gambaran komprehensif dari pimpinan MPR, DPR, DPD, serta para menteri yang hadir, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan.

"Bahwa kami selama dua hari ini mendapatkan gambaran penuh baik dari parlemen ketua MPR, ketua DPR, ketua DPD, maupun banyak Menteri yang hadir termasuk Menteri Perekonomian dan juga Menteri Keuangan. Di sana dikatakan bahwa upaya Pemerintah ini untuk meningkatkan perekonomian salah satunya adalah meningkatkan pariwisata," kata Anindya dalam sambutannya di Rapimnas Kadin, di Park Hyatt, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Ia menambahkan, potensi besar hadir secara nyata dalam forum tersebut. Sebanyak 38 Ketua Umum Kadin Provinsi beserta rombongan hadir, masing-masing membawa kekuatan dan keindahan daerahnya.

"Kami melihat datang 38 Provinsi Ketua Umum Kadin bersama rombongannya, yang tentu mempunyai keindahan sendiri di tempat-tempatnya. Begitu juga teman-teman dari asosiasi khusunya di sektor pariwisata," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Anindya menegaskan Rapimnas tahun ini mengusung satu tema utama: “Gotong Royong Menciptakan Lapangan Kerja.” Menurutnya, penciptaan lapangan kerja adalah kunci memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong investasi.

"Tema Kadin kali ini hanya satu "Gotong Royong Menciptakan Lapangan Kerja", jadi fokus ke lapangan kerja. Karena kami yakin untuk menciptakan lapangan kerja tentunya daya beli dan investasi bisa ditingkatkan," pungkasnya.

Dunia Usaha Pegang Peran 85% PDB

Sebelumnya, Anindya menjelaskan, komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi pedoman penting yang menegaskan besarnya kontribusi dunia usaha. 

Konsumsi domestik menyumbang 57% PDB, disusul investasi sebesar 28%. Kedua komponen ini, yang totalnya mencapai 85%, berada langsung dalam porsi besar peran pelaku usaha di seluruh Indonesia. 

Sementara itu, belanja modal pemerintah dan perdagangan yang mewakili 15% sisanya tetap dipandang penting karena menjadi pemicu awal atau “jumpstart” perputaran ekonomi.

"Tentu 15% terakhir baik dari sisi belanja modal pemerintah maupun juga pedagangan sangat penting. Karena ini yang pertama kali untuk jumpstart atau memulai mesinnya berjalan," pungkasnya.

Tantangan Bonus Demografi, Bos Kadin: Banyak Pengangguran Gen Z

Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengingatkan bahwa Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam memaksimalkan momentum bonus demografi.

Meski kondisi ekonomi dinilai lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya, tingkat pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak.

“Karena kita lihat bahwa kita percaya dan optimis. Bahwa keadaan sekarang jauh lebih baik daripada keadaan-keadaan sebelumnya. Tapi pengangguran memang masih ada di kisaran 4,85 persen. Dan 17 persennya itu datang dari usia muda 16-24 tahun,” kata Anindya dalam Rapat Pimpinan Nasional 2025, di Park Hyatt, Jakarta, Senin (1/12/2025).

Menurutnya, tingginya pengangguran muda menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan industri dengan kualitas tenaga kerja. Generasi muda yang seharusnya menjadi motor pertumbuhan justru belum terserap optimal di pasar kerja.

Selain tingginya pengangguran muda, Anindya menyoroti rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia yang masih berada di level 6,3 lebih tinggi dibanding Vietnam, Thailand, hingga Malaysia.

Ia menjelaskan bahwa ICOR menggambarkan seberapa efisien investasi menghasilkan output ekonomi. Menurutnya, tingginya ICOR ini menunjukkan bahwa perbaikan regulasi dan birokrasi masih menjadi kebutuhan mendesak.

“Lalu rasio ICOR itu untuk menandakan berapa efisien kita dalam setiap dolar yang dikeluarkan. Itu masih tinggi di level 6,3. Lebih tinggi dari Vietnam 4,6, Thailand 4,4, dan Malaysia,” ujarnya.

Dorong Pelibatan Daerah dan Program Pemberdayaan

Untuk menjawab tantangan struktural tersebut, Kadin menegaskan komitmennya mendukung berbagai program pemerintah yang menyentuh hingga level desa.

Anindya menyebut sejumlah inisiatif yang menjadi fokus Kadin, mulai dari program MBG, Koperasi Desa Merah Putih, Rumah Garuda, hingga penguatan pusat kesehatan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa pelibatan Kadin daerah sangat penting agar pembangunan ekonomi dapat lebih merata dan langsung menyentuh masyarakat.

“Kami ingin menyampaikan bahwa pada saat ini banyak sekali teman-teman di Kadin yang ingin berpartisipasi pada program-program pemerintah yang tentunya mencapai daerah,” ujarnya.

Perluasan Lapangan Kerja dan Penguatan Ekonomi Daerah

Anindya menegaskan, misi utama Kadin saat ini adalah memperluas lapangan kerja sebagai fondasi pertumbuhan jangka panjang.

Dengan sejumlah indikator makro menunjukkan hasil positif, pertumbuhan ekonomi 5,04%, inflasi 2,86%, serta surplus perdagangan lebih dari USD 1 miliar per bulan, Kadin menilai saatnya fokus berpindah ke penguatan sektor mikro.

“Jadi, angka-angka makro sudah terlihat arahnya ke jalan yang benar. Nah sekarang bagaimana nih Kadin fokusnya ke mikroekonomi. Dan kami optimis bahwa di pemerintahan Pak Prabowo dan Pak Wakil Presiden Gibran, kita mampu untuk mencapai pertumbuhan sampai ke 8%,” pungkasnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |