Liputan6.com, Jakarta Karier Dele Alli di Como 1907 tak berjalan sesuai harapan. Ia hanya bermain selama sembilan menit sejak tiba pada Januari lalu.
Debutnya di Serie A berakhir dengan kartu merah saat melawan AC Milan. Sejak itu, ia tak pernah lagi mendapat kesempatan bermain.
Mantan bintang Tottenham Hotspur itu masih terikat kontrak hingga tahun depan. Namun masa depannya di Italia kini menjadi tanda tanya besar.
Alih-alih bersinar di lapangan hijau, ia justru mendapat penghargaan unik. Sebuah arena bowling di Inggris mengabadikan namanya.
Penghormatan Tak Terduga dari Arena Bowling
Dele Alli baru-baru ini mendapat kejutan dari Lane7 Bowling di Milton Keynes. Mereka menamai salah satu lintasan bowling dengan nama "Dele Alley".
Penamaan itu sebagai penghormatan atas status Alli sebagai tokoh paling populer dari Milton Keynes. Nomor lintasan yang digunakan adalah 8, merujuk pada nomor punggungnya di Como.
Bukan hanya namanya, bola bowling bergambar wajah Dele dan seragam bowling khusus juga disiapkan. Bahkan, Dele ditawari karier sebagai pemain profesional bowling oleh pihak arena.
"Dele Alli adalah pahlawan bagi Milton Keynes. Perjalanannya bersama MK Dons, Tottenham, dan Timnas Inggris membuat namanya kian bersinar — sampai-sampai ia layak mendapatkan arena bowling yang dinamai untuk menghormatinya. Kami sangat bangga dengan Dele ‘Alley’ kami," kata Direktur Pelaksana Lane7, Gavin Hughes.
"Meski kami tak punya wewenang untuk mengganti nama jalan, tapi kalau soal 'lane', itu bisa kami lakukan! Kami tak sabar melihat para penggemar bermain bowling sepuasnya, dan kalau Dele ingin mencoba, kami akan memberinya akses gratis seumur hidup! Akan luar biasa jika ia bisa bermain bowling di ‘Alley’-nya sendiri!"
Karier Dele Alli Terus Menurun
Kisah pahit Dele Alli bermula sejak kepergiannya dari Tottenham Hotspur. Setelah tampil luar biasa di awal karier, performanya terus menurun.
Di Everton, ia hanya tampil 13 kali sebelum akhirnya dipinjamkan ke Besiktas. Namun masa peminjamannya juga tak meninggalkan kesan berarti.
Kini di Como, pemain 29 tahun itu belum menunjukkan tanda kebangkitan. Alih-alih mencetak gol atau assist, ia hanya meninggalkan kartu merah dan kekecewaan.