Liputan6.com, Jakarta Derby Manchester akhir pekan ini menghadirkan cerita menarik jauh sebelum peluit kick-off berbunyi. Manchester City kini dihadapkan pada pilihan besar terkait siapa yang akan dipercaya menjaga gawang utama. Dua nama muncul: Gianluigi Donnarumma yang baru bergabung, atau James Trafford, kiper muda lulusan akademi.
Perubahan besar di lini pertahanan City terjadi setelah Ederson dilepas ke Fenerbahce. Kehadiran Donnarumma dari PSG disiapkan untuk mengisi kekosongan, sementara Trafford yang ditebus kembali dari Burnley sudah mendapat kesempatan tampil di awal musim. Namun performa keduanya menjadi perdebatan hangat menjelang laga terbesar Liga Inggris.
Steven McInerney, pakar Manchester City dari kanal Esteemed Kompany, menyebut ada “keuntungan” tersendiri jika Guardiola memilih salah satu dari keduanya. Menurutnya, baik Donnarumma maupun Trafford punya alasan kuat untuk dipercaya, meski konsekuensinya juga tidak bisa dianggap ringan.
Dilema Guardiola di Bawah Mistar
Trafford sejauh ini telah mengawal City dalam tiga laga Premier League, termasuk debut bersih dari kebobolan saat menang 4-0 atas Wolves.
Namun, performanya menurun setelah itu, ditandai dengan blunder melawan Tottenham dan kebobolan dua gol dari Brighton. Situasi ini membuat posisinya kembali dipertanyakan.
Di sisi lain, Donnarumma datang dengan reputasi besar sebagai juara Eropa bersama Italia dan mantan kiper utama PSG. Sang kiper sudah tampil di jeda internasional meski dikritik karena performa kurang meyakinkan saat Italia menang 5-4 atas Israel.
Meski begitu, statusnya sebagai kiper besar membuat kehadirannya sulit diabaikan. McInerney menilai keputusan Guardiola tidak mudah.
“Apakah Donnarumma akan bermain? Atau Trafford tetap dipercaya? Menurut saya Donnarumma harus main, karena itulah alasan dia didatangkan. Namun derby pertama selalu penuh tekanan, bahkan kiper kelas dunia pun bisa melakukan kesalahan,” ujarnya.
Donnarumma atau Trafford, Mana Lebih Masuk Akal?
Meski yakin Donnarumma adalah pilihan logis, McInerney justru lebih condong memberi kesempatan kepada Trafford. Ia menilai pemain berusia 22 tahun itu sudah tumbuh bersama akademi dan memahami arti penting derby. “Saya ingin melihat Trafford main. Dia besar bersama City, dan laga sebesar ini adalah mimpinya,” katanya.
Namun, ia juga mengakui ada sisi praktis dari memainkan Donnarumma. Dengan pengalaman di laga besar, Donnarumma dianggap punya karakter yang dibutuhkan di pertandingan sekelas derby. McInerney menambahkan, “Rasanya aneh mendatangkan Donnarumma lalu tidak langsung menurunkannya di laga sebesar ini.”
Kondisi ini membuat Guardiola dalam dilema. Memainkan Donnarumma memberi kesan berani sekaligus risiko tinggi karena minim adaptasi. Sementara mempertahankan Trafford bisa jadi keputusan “aman”, namun publik tentu menuntut sosok berpengalaman di laga krusial.
Harapan pada Produk Akademi
Selain Trafford, McInerney juga menyoroti peran talenta muda lainnya seperti Oscar Bobb dan Rico Lewis. Ia berharap Guardiola memberi menit bermain lebih banyak bagi jebolan akademi dalam laga besar ini. Menurutnya, derby bisa menjadi panggung bagi para pemain muda untuk menunjukkan kualitas.
Keinginan itu bukan tanpa alasan. McInerney percaya atmosfer derby mampu memacu semangat para pemain muda yang telah lama menantikan kesempatan besar. “Akademi City akan hidup di laga ini. Saya ingin melihat mereka tampil, termasuk Trafford,” ujarnya.
Meski mayoritas publik berharap Donnarumma tampil, suara dari kalangan pendukung City seperti McInerney menunjukkan ada kerinduan untuk melihat talenta asli klub unjuk gigi. Derby kali ini bukan hanya soal rivalitas, tetapi juga ajang untuk menentukan arah regenerasi di bawah mistar gawang Manchester City.