Harga Emas Dunia Dekati USD 4.230, Didukung Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

3 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali menunjukkan performa positif pada awal pekan. Harga emas bergerak mendekati level USD 4.230 per troy ounce pada awal perdagangan Senin (1/12/2025).

Kenaikan ini melanjutkan penguatan lebih dari 1 persen yang tercatat pada Jumat lalu di tengah minimnya rilis data ekonomi global.

Sentimen pasar kini banyak dipengaruhi ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) akan mengambil sikap lebih longgar pada pertemuan kebijakan moneter Desember mendatang.

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menilai bahwa pergerakan emas dalam beberapa sesi terakhir mengindikasikan perubahan sentimen yang semakin condong ke arah bullish. Menurutnya, kombinasi pola candlestick bullish pada grafik harian serta posisi harga yang sudah berada di atas beberapa Moving Average utama memperkuat validitas tren kenaikan.

“Secara teknikal, trend bullish pada harga emas semakin valid, terutama setelah harga berhasil kembali menembus area psikologis USD 4.200, untuk pertama kalinya dalam sepuluh hari terakhir,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Senin (1/12/2025).

Penguatan ini membuat pelaku pasar kembali memburu emas sebagai aset aman, terlebih ketika dolar AS terlihat melemah tipis jelang data ekonomi penting.

Teknikal dan Sentimen The Fed

Andy menjelaskan bahwa secara teknikal, proyeksi harga emas hari ini masih mengarah pada kelanjutan struktur bullish. Momentum beli yang kuat membuka peluang bagi emas untuk menguji resistance berikutnya di kisaran USD 4.324.

Namun ia mengingatkan bahwa potensi koreksi tetap ada, terutama jika rilis data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang lebih hawkish. Dalam kondisi tersebut, level USD 4.208 menjadi area support terdekat yang kemungkinan diuji.

Dari sisi fundamental, penguatan harga emas dunia didorong oleh meningkatnya probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada Desember. Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga kini berada di level 87 persen, naik dari 71 persen pada pekan sebelumnya.

Ekspektasi ini membuat dolar AS melemah ke posisi 99,49, sehingga menarik minat investasi pada emas sebagai aset lindung nilai.

Sentimen geopolitik

Selain faktor kebijakan moneter, dinamika geopolitik turut memberikan warna pada pergerakan harga emas dunia. Laporan terbaru menunjukkan adanya sinyal awal optimisme dalam proses diplomasi antara Amerika Serikat dan Ukraina, meski belum menghasilkan keputusan final.

Kondisi ini mendorong investor mencari aset aman di tengah ketidakpastian global.

Pelaku pasar juga menunggu rilis data PMI Manufaktur ISM AS yang diperkirakan turun tipis menjadi 48,6 dari sebelumnya 48,7. Jika data tersebut keluar lebih baik, dolar AS berpotensi terapresiasi dan menahan sementara kenaikan emas.

Secara keseluruhan, tren emas masih berada dalam jalur bullish dengan fokus utama pada sikap The Fed serta data ekonomi AS. Jika tekanan beli tetap kuat, emas berpeluang memasuki fase reli lanjutan dalam jangka pendek, terutama apabila sentimen dovish terus mendominasi pasar global.

Read Entire Article
Bisnis | Football |