Harga Minyak Dunia Anjlok, Pasar Cermati Rencana Damai Ukraina dan Sanksi AS

1 week ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia kembali merosot pada perdagangan Jumat waktu setempat, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong rencana perdamaian baru untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina.

Sentimen pasar langsung tertekan karena rancangan tersebut dinilai berpotensi mengubah dinamika geopolitik global.

Mengutip CNBC, Sabtu (22/11/2025), harga minyak Brent kontrak Januari turun 1,29% menjadi USD 62,56 per barel, melanjutkan pelemahan 0,2% pada sesi sebelumnya. Minyak WTI kontrak Januari juga anjlok 1,59% ke USD 58,06 per barel setelah ditutup melemah 0,5% pada Kamis.

Tekanan tidak hanya terjadi pada harga minyak, tetapi juga pada saham-saham energi global. Indeks Stoxx Oil and Gas Eropa turun lebih dari 2,4%. Saham Shell dan BP merosot sekitar 1,4%, Equinor turun 2,3%, dan Siemens Energy anjlok hampir 8%.

Di AS, dua raksasa minyak Exxon Mobil dan Chevron juga tidak luput dari tekanan. Masing-masing turun 1,1% dan 0,6% pada perdagangan Jumat.

Koreksi harga minyak terjadi ketika investor mencermati dampak dari rencana damai yang dilaporkan telah disusun administrasi Trump untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun tersebut.

Rencana Damai Trump Buat Pasar Waspada, Ukraina Diprediksi Tak Setuju

Dalam draft rencana yang bocor ke publik, AS disebut mengusulkan agar Ukraina menyerahkan wilayah Crimea, Luhansk, dan Donetsk kepada Rusia, serta berkomitmen untuk tidak bergabung dengan NATO.

Selain itu, Kyiv akan menerima jaminan keamanan “yang dapat dipercaya”, dan jumlah personel militernya dibatasi maksimal 600.000 pasukan.

Rencana ini pertama kali diungkap Associated Press, meski belum bisa diverifikasi secara independen. Namun para analis meragukan Ukraina akan menerima tawaran tersebut karena dinilai lebih menguntungkan posisi Rusia.

“Saya tidak berpikir rencana ini bisa berjalan,” ujar ekonom Wolff kepada CNBC.

“Jika melihat isi draft-nya, Ukraina harus mengurangi kekuatan militernya secara signifikan," tambah dia. 

Munculnya dokumen ini langsung mendorong sentimen negatif di pasar energi, mengingat potensi perubahan geopolitik dapat memengaruhi arus pasokan dan kebijakan energi global.

Harga Minyak Makin Tertekan, Pasar Cermati Sanksi AS dan Keputusan The Fed

Selain kabar rencana damai, pasar energi juga memantau ancaman sanksi AS terhadap produsen minyak besar Rusia seperti Rosneft dan Lukoil. Sanksi tersebut resmi berlaku mulai Jumat dan diperkirakan memengaruhi aliran pasokan global.

Tim riset Saxo Bank menilai tekanan pada harga minyak semakin besar karena kombinasi sentimen geopolitik, sanksi energi, dan penguatan dolar AS. Pelaku pasar juga menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve yang dapat memengaruhi permintaan energi ke depan.

Penguatan indeks saham AS pada Jumat turut berpotensi menekan harga minyak, seiring meningkatnya selera risiko investor dan berkurangnya permintaan aset komoditas.

Secara keseluruhan, kombinasi faktor geopolitik, rencana perdamaian Trump, serta kebijakan energi global menciptakan tekanan tambahan pada harga minyak di akhir pekan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |