Liputan6.com, Jakarta Pertandingan antara Timnas Indonesia dan China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan menjadi ajang pembuktian bagi kedua tim. Dengan posisi klasemen yang ketat, kemenangan menjadi harga mati untuk menjaga asa lolos ke putaran berikutnya.
Indonesia, yang kini berada di posisi keempat Grup C dengan sembilan poin, memiliki peluang besar untuk melangkah lebih jauh. Sementara itu, China yang berada di dasar klasemen dengan enam poin, juga berambisi meraih kemenangan untuk memperbaiki posisi.
Dengan latar belakang tersebut, mari kita telaah kekuatan dan kelemahan masing-masing tim yang akan menentukan hasil akhir pertandingan.
Kekuatan dan Kelemahan Timnas Indonesia
Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan performa yang signifikan dalam beberapa pertandingan terakhir. Dengan formasi 3-4-2-1, lini belakang yang diperkuat oleh pemain-pemain seperti Mees Hilgers, Jay Idzes, dan Justin Hubner memberikan stabilitas pertahanan. Kehadiran Emil Audero di bawah mistar juga menambah kepercayaan diri tim.
Di lini tengah, kombinasi Thom Haye dan Joey Pelupessy memberikan keseimbangan antara bertahan dan menyerang. Sementara itu, sayap yang diisi oleh Kevin Diks dan Calvin Verdonk mampu memberikan tekanan dari sisi lapangan. Kreativitas Egy Maulana Vikri dan Rafael Struick di belakang striker Ole Romeny menjadi ancaman bagi pertahanan lawan.
Namun, kelemahan Indonesia terletak pada konsistensi permainan. Seringkali, tim kehilangan fokus di menit-menit krusial, yang bisa dimanfaatkan oleh lawan untuk mencetak gol. Selain itu, efektivitas penyelesaian akhir masih menjadi pekerjaan rumah bagi skuad Garuda.
Kekuatan dan Kelemahan Timnas China
Timnas China dikenal dengan permainan cepat dan agresif, terutama di babak pertama. Dalam delapan pertandingan terakhir, mereka mencetak empat dari enam gol di paruh pertama pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa China sering memulai pertandingan dengan intensitas tinggi untuk mengejutkan lawan.
Pelatih Branko Ivankovic menekankan pentingnya disiplin taktik dan organisasi tim. Dengan formasi yang fleksibel, China mampu menyesuaikan strategi sesuai dengan situasi pertandingan. Pemain-pemain seperti Wang Shangyuan dan Jiang Guangtai menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan tim.
Namun, kelemahan utama China adalah ketergantungan pada awal pertandingan. Jika mereka gagal mencetak gol di babak pertama, performa mereka cenderung menurun di babak kedua. Selain itu, pertahanan mereka bisa dieksploitasi melalui serangan balik cepat, terutama jika lini tengah kehilangan bola.
Faktor Penentu Kemenangan
Pertandingan ini akan sangat dipengaruhi oleh siapa yang mampu mengontrol tempo permainan sejak awal. Indonesia perlu waspada terhadap serangan cepat China di awal pertandingan dan menjaga konsentrasi penuh. Sebaliknya, jika Indonesia mampu menahan tekanan awal dan memanfaatkan celah di pertahanan China, peluang untuk mencetak gol akan terbuka lebar.
Dukungan suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno juga akan menjadi faktor penting. Atmosfer yang diciptakan oleh pendukung Garuda bisa memberikan tekanan tambahan bagi pemain China dan meningkatkan semangat juang pemain Indonesia.
Akhirnya, efektivitas penyelesaian akhir dan disiplin taktik akan menjadi kunci utama. Tim yang mampu memanfaatkan peluang dengan baik dan menjaga organisasi permainan akan memiliki peluang lebih besar untuk meraih kemenangan.