Jurus Kementan Atasi Gudang Bulog yang Penuh

8 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus melakukan antisipasi terhadap lonjakan produksi hasil panen yang diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

Langkah ini diambil sebagai respons atas kondisi gudang Bulog yang telah mencapai kapasitas maksimum, bahkan setelah dilakukan penyewaan gudang tambahan di luar kepemilikan Bulog.

"Jadi, ini lagi ramai urusan gudang ya, lagi wah ini Presiden memerintahkan untuk bikin gudang, betul. Gudang Bulog sekarang sudah penuh. Kemudian setelah penuh bagaimana? kita sewa gudang yang bukan punya Bulog," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat (9/5/2025).

Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah memanfaatkan skema fillial, yaitu dengan membeli gabah petani, menggilingnya, lalu menyimpan hasil beras di lokasi milik pihak ketiga.

"Sudah sewa, masih penuh, sudah penuh lagi, maka kita namanya fillial. Fillial itu kita buluknya beli gabah, digiling sama seseorang, setelah digiling jadi beras, berasnya disimpan di tempat dia. Jadi nitip beras di tempat dia namanya gudang fillial,” ujar dia.

Namun, seiring dengan intensifikasi berbagai program pertanian seperti pompanisasi, pipanisasi, dan optimalisasi lahan rawa serta tadah hujan, pemerintah menyadari bahwa sistem tersebut tidak akan cukup menampung hasil panen pada masa mendatang.

Pembangunan Gudang Baru Salah Satu Prioritas

Oleh karena itu, pembangunan gudang baru menjadi salah satu prioritas utama. Saat ini pemerintah sedang melakukan identifikasi wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kelebihan produksi dalam waktu dekat, agar pembangunan gudang dapat dilakukan secara tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

"Tapi panen ini akan terus ada. Maka kita harus bikin perencanaan kalau semua penuh maka harus bagaimana. Salah satunya adalah bikin gudang baru,” ujarnya.

"Nah, ini sekarang kita lagi identifikasi daerah mana yang kemungkinan akan penuh dalam waktu dekat. Di mana butuhnya berapa, gudangnya harus dibangun di mana. Itu yang sekarang menjadi concern Presiden,” ia menambahkan.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, pemerintah juga mengintegrasikan program pembangunan gudang dengan penguatan kelembagaan desa melalui Koperasi Desa Merah Putih. 

Libatkan KopDes Merah Putih

Program ini menargetkan pembangunan gudang di 83 ribu desa di seluruh Indonesia, disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing desa apakah fokus pada pertanian, hortikultura, atau perikanan.

"Ditambah kooperasi Desa Merah Putih. Ya karena kooperasinya ada 83 ribu desa, maka Presiden menginginkan di setiap desa dibangun gudang. Sesuai dengan kebutuhan. Kalau disitu desanya desa pertanian, tentu gudangnya untuk nyimpen pertanian," ujar dia.

Langkah-langkah ini diambil sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memastikan hasil panen petani tertampung dengan baik dan harga jual tetap stabil. 

Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan agar berbagai program dan bantuan dari pemerintah dapat tersalurkan secara langsung dan merata ke masyarakat.

"Jadi, ini semua adalah bukti bahwa Presiden Prabowo memikirkan bagaimana pemerintah punya kebijakan, pemerintah punya bantuan, pemerintah punya program, itu pasti dipastikan sampai ke rakyat. Dengan cara kita bikin one stop service namanya kooperasi Desa Merah Putih,” pungkasnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |