Kala AC Milan Melumat Arsenal: Kilas Balik Masterclass Allegri di San Siro

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Musim panas 2025 menjadi awal baru bagi Massimiliano Allegri bersama AC Milan. Setelah sempat melatih Rossoneri pada periode 2010 hingga 2014, pria asal Italia itu resmi kembali menukangi klub merah-hitam untuk musim 2025/26.

Kebetulan, Milan juga tengah bersiap menjalani tur pramusim ke Asia dan Australia. Saat ini, mereka sudah tiba di Singapura, dan akan menghadapi Arsenal dalam laga uji coba di Stadion Nasional Singapura pada Rabu, 23 Juli 2025 pukul 18.30 WIB.

Menariknya, duel Milan kontra Arsenal ini mengingatkan kita pada salah satu malam Eropa terbaik Allegri bersama Rossoneri. Tepatnya adalah pada 15 Februari 2012, saat Milan melumat Arsenal dengan skor telak 4-0 di San Siro.

San Siro Menjadi Neraka Bagi Arsenal

Pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2011/12, Milan menjamu Arsenal yang kala itu masih ditangani Arsene Wenger dan diperkuat Mikel Arteta (pelatih The Gunners saat ini). Di atas kertas, laga ini cukup seimbang sebelum bola digulirkan.

Namun, suasana di San Siro benar-benar membuat Arsenal tersiksa. Milan tampil trengginas sejak awal dan mengubah pertandingan menjadi mimpi buruk bagi sang tamu.

Gol indah Kevin-Prince Boateng membuka pesta Milan, disusul dua gol dari Robinho, dan satu penalti Zlatan Ibrahimovic. Empat gol dalam 90 menit pertama membuat langkah ke perempat final hampir pasti.

Permata dalam Formasi Berlian

Salah satu kunci keberhasilan Milan kala itu adalah formasi berlian khas Allegri. Skema ini sebelumnya juga sukses membawa Milan menang 3-0 atas Inter dalam musim Scudetto 2010/11.

Boateng menjadi otak permainan, terus bergerak di antara lini Arsenal dan membuka ruang dari operan para mezzala. Kombinasi cerdas dari throw-in bahkan menciptakan peluang emas pertama untuk Rossoneri.

Dalam momen itu, Boateng menjadi pemain ketiga dalam skema kombinasi yang tajam. Ia menyodorkan bola ke Zlatan yang menyambutnya untuk Robinho melepaskan tembakan langsung — fluiditas formasi yang luar biasa.

Menekan untuk Menghancurkan

Gol pembuka Milan lahir dari pressing yang sangat efektif. Robinho dengan cerdik menutup jalur ke Sagna, memaksa Szczesny melakukan kesalahan umpan yang langsung dimanfaatkan oleh Boateng.

Allegri menggunakan pressing horizontal yang mirip dengan pendekatan saat melawan Inter, tapi dengan adaptasi. Bek kiri Luca Antonini tetap melebar untuk mengunci Walcott, mencegah umpan silang ke sisi jauh.

Dengan Van Persie menekan sendirian, Philippe Mexes leluasa naik membantu. Van Bommel menjaga Ramsey, memberi Mexes ruang untuk memberi umpan ke Boateng di antara lini — struktur yang menciptakan ketenangan.

Rapuhnya Arsenal, Cerdiknya Milan

Milan bertahan dalam formasi 4-3-1-2 yang sangat rapat dan memaksa Arsenal bermain melebar. Arsenal kesulitan menembus jalur tengah karena disiplin Milan di antara lini-lini permainan.

Tekanan ceroboh Arteta membuka sisi jauh yang dieksploitasi Milan dalam skema 3v2. Sagna terlalu maju, Koscielny ragu menjaga Zlatan atau Boateng, dan strategi offside gagal total.

Babak kedua langsung dimulai dengan gol ketiga Milan — kombinasi individu Zlatan dan Robinho menunjukkan kualitas yang melampaui taktik. Struktur kokoh ditambah kejeniusan individu, hasilnya mematikan.

Tanggapan Cepat Allegri

Ketika Arsenal mulai menyerang poros tengah dengan menambah pemain di antara lini, Van Bommel mulai kerepotan sendirian. Arsenal menciptakan keunggulan jumlah di sektor itu untuk membuka peluang.

Namun, Allegri langsung merespons dengan cerdas. Ia memasukkan Ambrosini dan mengganti formasi berlian menjadi 4-4-2 datar untuk menutup ruang di tengah.

Perubahan ini membuat Arsenal kehilangan momentum. Milan kembali solid, dan akhirnya mendapatkan penalti lewat gerakan cerdik Zlatan dan Ambrosini — penyelesaian yang sempurna.

Malam Terbaik Allegri

Kemenangan 4-0 itu adalah salah satu performa paling lengkap dari Milan era Allegri. Tekanan terstruktur, perpindahan formasi saat dibutuhkan, dan kualitas individu semuanya berpadu.

Formasi berlian menjadi senjata utama, membuat Arsenal frustrasi sejak awal. Ketika permainan butuh keseimbangan baru, Allegri tidak ragu untuk mengubah pendekatannya.

Itu adalah malam ketika Allegri menunjukkan masterclass-nya secara utuh. Milan tampil disiplin, rapi, dan tajam — kilas balik yang pantas dikenang, apalagi jelang duel pramusim di Singapura.

Sumber: Sempre Milan

Read Entire Article
Bisnis | Football |