Kedalaman Skuad Arsenal Mengerikan di Musim 2025/2026

6 days ago 20

Liputan6.com, Jakarta- Arsenal telah menunjukkan ambisi besar mereka untuk musim 2025/2026 dengan membangun skuad yang sangat dalam dan kompetitif. Peningkatan signifikan ini merupakan buah dari strategi transfer agresif yang dilakukan klub pada bursa transfer musim panas 2025, merekrut sejumlah pemain berkualitas di berbagai lini.

Dengan investasi besar ini, The Gunners kini dipandang sebagai ancaman serius bagi para rival, tidak hanya di Premier League tetapi juga di kompetisi Eropa. Kedalaman skuad yang mumpuni ini memungkinkan Mikel Arteta untuk melakukan rotasi tanpa mengurangi kekuatan tim.

Situasi ini membuat Kedalaman Skuad Arsenal Mulai Jadi Momok bagi Rival, yang kini harus menghadapi tim dengan opsi pemain melimpah dan kualitas merata di setiap posisi, bahkan saat menghadapi jadwal padat atau badai cedera.

Ambisi Besar dan Strategi Transfer Agresif Arsenal

Setelah tiga musim berturut-turut finis sebagai runner-up Premier League, Arsenal memasuki musim 2025/2026 dengan tekad kuat untuk meraih gelar juara. Manajemen klub merespons ambisi ini dengan melakukan perombakan skuad yang signifikan, mendatangkan tujuh pemain baru yang berkualitas tinggi.

Belanja agresif ini mencakup nama-nama besar seperti Martin Zubimendi, Kepa Arrizabalaga, Noni Madueke, dan Viktor Gyokeres. Investasi ini menunjukkan keseriusan klub dalam memperkuat setiap lini, dari penjaga gawang hingga lini serang, untuk memastikan tim memiliki opsi terbaik di setiap pertandingan.

Total pengeluaran yang besar ini mencerminkan komitmen Arsenal untuk bersaing di level tertinggi, menargetkan gelar Premier League dan melaju jauh di Liga Champions. Strategi ini diharapkan dapat mengatasi masalah konsistensi dan kedalaman yang mungkin terjadi di musim-musim sebelumnya.

Peningkatan Kedalaman di Setiap Lini Permainan

Peningkatan kedalaman skuad Arsenal terasa di semua sektor. Di posisi penjaga gawang, kedatangan Kepa Arrizabalaga dari Chelsea seharga £5 juta (Rp106 miliar) menambah persaingan sehat bagi David Raya dan Aaron Ramsdale, memastikan kualitas di bawah mistar gawang.

Lini pertahanan juga semakin solid dengan Cristhian Mosquera dari Valencia sebagai bek tengah baru, serta munculnya Jurrien Timber dan Myles Lewis-Skelly sebagai opsi bek sayap yang brilian. Fleksibilitas ini memberikan Arteta lebih banyak pilihan taktis.

Sektor lini tengah menjadi fokus utama perombakan, dengan perekrutan gelandang bertahan Martin Zubimendi dari Real Sociedad seharga £60 juta (Rp1,27 triliun) yang diharapkan menjadi pengatur tempo. Christian Norgaard dari Brentford (£12 juta atau Rp255 miliar) dan Eberechi Eze juga menambah kekuatan dan kreativitas di lini tengah, memberikan opsi untuk membongkar pertahanan lawan.

Di lini serang, Noni Madueke dari Chelsea didatangkan untuk menambah variasi serangan sayap dan kecepatan, sementara Viktor Gyokeres dari Sporting CP diplot sebagai penyerang utama baru. Kehadiran Gyokeres diharapkan memberikan dimensi berbeda dengan kecepatan dan gaya bermain langsungnya, melengkapi kekuatan serangan yang sudah ada.

Dampak Positif pada Performa dan Konsistensi Tim

Kedalaman skuad yang seimbang ini membuat Arsenal lebih siap menghadapi jadwal padat di berbagai kompetisi, mengurangi risiko kelelahan dan cedera pemain kunci. Mikel Arteta tetap mengandalkan formasi 4-3-3 dengan gaya penguasaan bola dan pressing tinggi, namun kini dengan opsi distribusi bola yang lebih cepat berkat Zubimendi.

Mantan pemain Arsenal, Nigel Winterburn, bahkan mengklaim bahwa skuad saat ini adalah yang terbaik di era Emirates Stadium, menegaskan bahwa Arsenal seharusnya menjadi juara Premier League. Kemenangan 3-1 atas Bayern Munchen di Liga Champions pada November 2025, dengan rotasi pemain, menjadi bukti nyata kualitas skuad ini.

Pelatih Mikel Arteta menyoroti bahwa peningkatan kualitas kedalaman skuad adalah faktor pembeda dalam pertandingan besar, di mana pemain pengganti memberikan respons luar biasa. Kembalinya pemain kunci seperti Noni Madueke, Gabriel Martinelli, dan Martin Odegaard juga menghidupkan fase serangan, menambah dinamika dan variasi permainan tim.

Theo Walcott, eks pemain Arsenal lainnya, juga optimis bahwa The Gunners bisa melaju jauh di Liga Champions berkat kedalaman skuad yang mereka miliki. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari berbagai pihak terhadap potensi tim musim ini.

Arsenal sebagai "Momok" yang Ditakuti Rival

Dengan kedalaman skuad yang bagus, kekuatan Arsenal tidak berkurang signifikan meskipun pemain kunci seperti Martin Odegaard, William Saliba, hingga Gabriel Magalhaes mengalami cedera. Kemenangan atas Bayern Munchen dengan rotasi pemain membuktikan bahwa pemain cadangan mampu mengubah jalannya pertandingan.

Mikel Arteta sendiri mengakui pentingnya kedalaman skuad di level tertinggi, dan Arsenal telah meningkat tidak hanya dari kualitas, tetapi juga dari pola pikir para pemain yang datang dari bangku cadangan. Kemenangan atas tim-tim besar mengirimkan pesan kuat ke seluruh Eropa tentang kapasitas tim.

Situasi ini sangat berbeda dengan rival mereka dalam pacuan gelar. Man City, misalnya, disebut memiliki masalah kedalaman skuad jika dibandingkan dengan Arsenal, terutama di lini depan yang sangat bergantung pada Haaland. Liverpool juga masih mencari komposisi terbaik mereka.

Namun, pandangan unik datang dari Wayne Rooney, yang percaya bahwa kedalaman skuad yang terlalu gemuk justru bisa menimbulkan 'masalah' baru di ruang ganti. Rooney khawatir terlalu banyak pemain berkualitas yang duduk di bangku cadangan dapat merusak harmoni tim, mirip dengan situasi yang pernah dialami Liverpool.

Read Entire Article
Bisnis | Football |