Kereta Petani dan Pedagang Disambut Antusias, Didominasi Hasil Pertanian dan Kerajinan

Liputan6.com, Jakarta - Hari pertama operasional Kereta Petani dan Pedagang di layanan Commuter Line Merak mencatat antusiasme tinggi dari masyarakat. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI melaporkan total 12.391 pengguna memanfaatkan layanan Commuter Line Merak pada Senin (1/12/2025), termasuk 95 pengguna perdana Kereta Petani dan Pedagang.

Angka ini menunjukkan tingginya kebutuhan transportasi berbasis rel untuk mendukung aktivitas perdagangan harian, terutama bagi petani dan pedagang kecil di wilayah Banten.

Kereta Petani dan Pedagang merupakan inovasi baru hasil kolaborasi KAI Group dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Layanan ini dirancang untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan barang dagangan lokal dengan fasilitas khusus seperti area bagasi luas dan tata ruang yang disesuaikan.

Vice President Corporate Communication KAI, Anne Purba, mengatakan bahwa tingginya animo masyarakat di hari pertama menunjukkan layanan ini menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

“Kereta ini dirancang oleh tenaga ahli kami di Balai Yasa Surabaya Gubeng agar perjalanan aman, nyaman, dan tertata. Petani dan pedagang dapat memasarkan produk dengan lebih mudah,” ujar Anne dalam keterangan tertulis, Selasa (2/12/2025).

Kereta Petani dan Pedagang memiliki kapasitas 73 tempat duduk serta area bagasi yang disiapkan untuk membawa hasil panen, olahan makanan, hingga kerajinan. Setiap hari, layanan ini dirangkaikan pada 14 perjalanan Commuter Line Merak—7 perjalanan dari Merak menuju Rangkasbitung dan 7 perjalanan sebaliknya. Layanan tersebut melintasi 11 stasiun, mulai dari Rangkasbitung hingga Merak.

Pengguna dapat membawa maksimal dua koli barang dengan ukuran 100 cm x 40 cm x 30 cm. Pelanggan wajib memiliki Kartu Petani dan Pedagang untuk membeli tiket mulai H-7, namun masyarakat yang belum memiliki kartu tetap dapat mengakses layanan jika kuota masih tersedia.

Seluruh sarana telah melalui proses sertifikasi dan penyesuaian teknis, termasuk pemasangan signage keselamatan serta akses naik-turun barang di beberapa stasiun.

Tingginya jumlah pengguna pada hari pertama menunjukkan bahwa keberadaan Kereta Petani dan Pedagang mampu membuka akses distribusi yang lebih efisien, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan usaha pada mobilitas harian. Barang bawaan para pengguna didominasi hasil pertanian, olahan makanan, dan produk kerajinan yang dipasarkan di Serang, Cilegon, hingga Merak.

Anne menegaskan bahwa layanan ini akan memperkuat ekonomi lokal dengan memberikan jalur distribusi yang lebih tertata dan hemat biaya. Fasilitas yang disiapkan Balai Yasa Surabaya Gubeng juga memastikan keselamatan serta kenyamanan bagi pengguna maupun penumpang umum.

“KAI akan terus berkolaborasi dengan Pemerintah untuk menghadirkan layanan yang memberi manfaat sosial dan ekonomi. Layanan ini menjadi bukti nyata bahwa transportasi berbasis rel dapat mendukung kelancaran aktivitas perdagangan masyarakat,” tutup Anne.