Krisis Juventus Ulangi Rekor Buruk 1991, Igor Tudor: Saya Tidak Peduli dengan Masa Depan Saya!

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Igor Tudor menegaskan dirinya tidak peduli soal masa depannya di Juventus. Pernyataan menantang ini dilontarkan usai Juventus menelan kekalahan ketiga beruntun. Kali ini, Bianconeri takluk 0-1 di tangan Lazio dalam laga tandang di lanjutan Liga Italia.

Hasil ini memperburuk krisis yang tengah melanda Si Nyonya Tua. Tim asal Turin itu kini mencatatkan rekor negatif terpanjang tanpa kemenangan sejak 2009. Lini depan mereka juga tumpul, menyamai rekor buruk yang terakhir terjadi pada 1991.

Dalam laga melawan Lazio, Tudor mengkritik performa Andrea Cambiaso dan Jonathan David. David bahkan melakukan blunder fatal yang berujung pada gol kemenangan Lazio. Tudor pun terlihat frustrasi di pinggir lapangan sepanjang pertandingan.

Pelatih asal Kroasia itu mengakui timnya sedang dalam momen sulit. Namun, ia menolak untuk fokus pada spekulasi pekerjaannya. Baginya, memperbaiki masalah tim jauh lebih penting daripada memikirkan nasib pribadi.

Promosi 1

Blunder Fatal Jonathan David 

Jonathan David menjalani debut starter bersama Dusan Vlahovic dalam laga ini. Sayangnya, debut itu tercoreng oleh kesalahan fatalnya. Sundulan mundurnya yang lemah justru menjadi awal mula gol Lazio.

Bola jatuh ke kaki Danilo Cataldi yang kemudian memberikannya pada Toma Basic. Kesalahan ini terjadi meski Tudor merasa timnya memulai laga dengan sikap yang benar. Namun, kesalahan David merusak segalanya di awal laga.

"Kostic melakukan pemanasan karena saya melihat Cambiaso tidak bermain dengan baik," ujar Tudor kepada DAZN Italia. "Tetapi secara umum tim memiliki sikap yang benar sejak awal."

"Terlepas dari kesalahan Johnny dan gol itu," lanjut Tudor.

Kritik untuk Andrea Cambiaso 

Bukan hanya David, Igor Tudor terlihat jelas tidak senang dengan performa Andrea Cambiaso. Manajer tidak ragu menunjukkan rasa frustrasinya dari pinggir lapangan. Ia bahkan sudah menyiapkan Filip Kostic hanya 10 menit setelah laga dimulai.

Cambiaso akhirnya ditarik keluar saat jeda turun minum. Tudor mengakui dirinya tidak menyukai cara sang pemain menginterpretasikan perannya. Terutama saat harus menghadapi tekanan dari pemain sayap Lazio, Gustav Isaksen.

"Saya melihat Andrea kesulitan menghadapi Isaksen," kata Tudor. "Dan saat menyerang kami ingin dia mencakup seluruh sayap."

"Tetapi saya tidak suka cara Andrea menginterpretasikan peran itu. McKennie bisa menutupi sayap dan Andrea bisa menjadi 'mezz'ala', jadi saya menukar mereka," jelasnya.

Momen Buruk Juventus 

Kekalahan dari Lazio ini memperpanjang catatan buruk Juventus. Bianconeri kini tanpa kemenangan dalam delapan laga kompetitif terakhir. Rinciannya adalah lima kali imbang dan tiga kekalahan beruntun.

Ini adalah rentetan negatif terpanjang mereka sejak Mei 2009. Tudor mengakui timnya sedang berada dalam momen yang sangat sulit. Ia meminta tim untuk tetap bersatu menghadapi situasi pelik ini.

"Ini adalah momen yang buruk, momen yang sulit," tegas Tudor. "Kami perlu tetap bersatu dan semua bekerja sama."

"Ada kekecewaan, karena saya pikir kami mempersiapkannya dengan cara yang benar, tetapi kami selalu kehilangan sesuatu," sambungnya.

Krisis Lini Serang Sejak 1991 

Masalah terbesar Juventus adalah tumpulnya lini depan. Mereka kembali gagal mencetak gol saat melawan Lazio. Ini adalah laga keempat beruntun Juventus tanpa bisa menjebol gawang lawan.

Catatan buruk ini menyamai rekor kelam klub pada Maret 1991. Tudor mengakui ada sesuatu yang hilang dari lini serangnya. Berbagai upaya telah dilakukan namun belum membuahkan hasil.

"Kami mencoba dengan dua striker sejak awal, lalu empat pemain menyerang," aku Tudor. "Kami mencoba segalanya."

"Tetapi kami jelas kehilangan sesuatu di lini depan," katanya.

Selalu Mengulangi Kesalahan 

Manajer asal Kroasia itu menyoroti masalah konsistensi timnya. Ia merasa Juventus selalu gagal memanfaatkan peluang di sepertiga akhir. Di sisi lain, mereka terlalu mudah dihukum karena kesalahan kecil.

Tudor merasa frustrasi karena timnya selalu mengulangi kesalahan yang sama. Padahal, ia sudah berulang kali mengingatkan para pemain untuk tidak melakukannya. Ia menuntut semua pihak untuk bertanggung jawab atas hasil ini.

"Kami juga terus berkata pada diri sendiri jangan membuat kesalahan," ujar Tudor. "Tetapi selalu ada kesalahan, dan kami kalah."

"Kami semua bertanggung jawab. Kami harus berusaha melakukan yang lebih baik dan tetap bersatu," tegasnya.

Tak Peduli dengan Masa Depannya

Serangkaian hasil buruk ini tentu membuat posisi Tudor di kursi pelatih terancam. Pihak klub Juventus sebenarnya telah berulang kali menyatakan dukungan. Namun, performa tim yang terus memburuk menimbulkan spekulasi pemecatan.

Ketika ditanya media apakah ia merasa khawatir dengan posisinya, Tudor memberi jawaban tegas. Ia menolak memikirkan dirinya sendiri. Baginya, fokus utamanya adalah memperbaiki masalah tim, bukan nasibnya.

"Orang-orang terus bertanya apakah saya merasa aman atau khawatir, tetapi saya tidak memikirkan diri saya sendiri," kata Tudor. "Saya tidak peduli dengan masa depan saya."

"Yang saya pedulikan adalah melakukan apa yang saya bisa, menyadari semua masalah dan mencoba memperbaikinya. Masa depan saya sama sekali tidak menarik," pungkasnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |