Bara di Bernabeu: Kronologi Keributan El Clasico Gara-gara Lamine Yamal

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Pertemuan klasik antara Real Madrid dan Barcelona di Santiago Bernabeu berakhir dengan kekacauan. Duel La Liga sarat gengsi itu ditutup dengan skor 2-1 untuk kemenangan Madrid, tetapi juga menyisakan keributan besar di akhir laga.

Tiga gol yang tercipta di babak pertama — lewat Kylian Mbappe dan Jude Bellingham untuk Madrid, serta Fermin Lopez bagi Barcelona — menjadi sajian menarik sebelum tensi memuncak di penghujung pertandingan. Namun, amarah dan emosi ternyata lebih besar dari sekadar hasil di papan skor.

Pertandingan ini sejatinya berjalan panas sejak awal. Pelanggaran keras, protes ke wasit, hingga aksi provokatif di lapangan membuat atmosfer El Clasico kembali menunjukkan sisi kelamnya. Titik puncak terjadi setelah peluit akhir dibunyikan, ketika pemain dari kedua kubu terlibat adu mulut dan dorong-dorongan.

Promosi 1

Awal Ledakan Emosi: Kartu Merah Pedri

Keributan pertama meledak di menit-menit akhir waktu tambahan. Tepatnya pada menit ke-90+9, Pedri menerima kartu kuning kedua usai melakukan pelanggaran keras terhadap Aurelien Tchouameni. Insiden itu memicu reaksi dari bangku cadangan kedua tim. Pemain dan ofisial sempat terlibat adu mulut di pinggir lapangan sebelum akhirnya dilerai oleh tim keamanan.

Situasi sempat mereda, tetapi atmosfer panas belum benar-benar padam. Wasit pun akhirnya meniup peluit panjang tanda pertandingan usai, dan di sinilah babak baru dari drama El Clasico dimulai.

Carvajal vs Yamal

Akar dari keributan pasca-pertandingan rupanya telah tertanam sejak sebelum laga dimulai. Bintang muda Barcelona, Lamine Yamal, melontarkan komentar pedas melalui media sosial dengan mengatakan, “Mereka mencuri, mereka mengeluh...” — pernyataan yang jelas menyinggung kubu Real Madrid.

Menurut laporan, Dani Carvajal menjadi pemain yang paling tersulut oleh komentar tersebut. Begitu peluit akhir dibunyikan, kapten Madrid itu tampak menghampiri Yamal dengan ekspresi marah saat sesi salaman. Yamal yang terpancing kemudian berbalik hendak membalas, tapi segera ditahan oleh Eduardo Camavinga.

Di tengah upaya menenangkan situasi, Thibaut Courtois juga terlihat mendekat dan berusaha ikut konfrontasi, tetapi berhasil dicegah oleh pemain Barcelona lainnya. Ketegangan berlanjut hingga Yamal berjalan menuju lorong stadion, di mana Vinicius Junior — yang sebelumnya sudah tampak kesal saat diganti di babak kedua — kembali berteriak ke arah Yamal dan nyaris memicu perkelahian baru.

Untungnya, petugas keamanan bertindak cepat menahan Vinicius sebelum situasi makin memanas. Setelah itu, suasana perlahan mereda. Pemain Madrid tetap di lapangan untuk merayakan kemenangan, sedangkan skuad Barcelona memilih langsung menuju ruang ganti.

Api El Clasico yang Tak Pernah Padam

El Clasico memang selalu sarat emosi, tetapi insiden kali ini menjadi pengingat bahwa rivalitas Madrid–Barcelona lebih dari sekadar soal sepak bola. Komentar tajam Yamal menjadi pemicu baru dalam hubungan panas dua raksasa Spanyol yang sudah lama berseteru.

Malam itu, Real Madrid boleh berbangga dengan kemenangan mereka, tetapi El Clasico edisi ini akan dikenang bukan karena gol Mbappe atau Bellingham, melainkan karena bara baru yang menyala di Bernabeu — bara yang bernama Lamine Yamal.

Klasemen La Liga/Liga Spanyol

Read Entire Article
Bisnis | Football |