Kronik Sebuah Takdir: Ketika PSG Juara Liga Champions dan Kylian Mbappe Hanya Bisa Memberi Ucapan Selamat

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/2025 akan selalu dikenang sebagai musim penuh ironi dalam jagat sepak bola Eropa. PSG, klub yang bertahun-tahun mengejar mimpi supremasi benua, akhirnya meraih trofi Liga Champions pertama mereka.

Namun, ada satu nama yang tak lagi memakai seragam Les Parisiens ketika momen sejarah itu tiba: Kylian Mbappe. Dia pernah jadi kapten tim dan memimpin proyek untuk menjadi penguasa Eropa, jadi juara Liga Champions.

Ya, PSG menjadi raja Eropa tepat pada musim ketika mereka melepas bintang terbesarnya ke Real Madrid. Takdir seakan bermain-main dengan waktu, mengikat relasi yang kompleks antara Mbappe, PSG, Real Madrid, dan Liga Champions.

Sejatinya, Mbappe bukan satu-satunya bintang yang diharapkan membawa PSG jadi juara Liga Champions. Lionel Messi, Neymar, dan Sergio Ramos juga terlibat dalam proyek ini. Namun, Mbappe punya ikatan lebih kuat dengan PSG dibanding mereka.

Madrid Juara, PSG Tersingkir, dan Berlaku Sebaliknya

Pada musim panas 2022, Real Madrid membuka tangan mereka untuk Mbappe. Tawaran itu bukan main-main, sebuah prospek membentuk galaksi baru di Santiago Bernabeu. Namun, PSG kala itu berhasil memagari Mbappe dengan kontrak mewah.

Musim 2023/2024 menjadi kontras yang tajam. Ketika Real Madrid kembali mengangkat trofi Liga Champions ke-15 mereka, PSG kembali gagal. Mbappe, dengan status sebagai kapten dan tumpuan utama PSG, belum bisa memenuhi mimpi itu.

Kontrak Mbappe yang habis di akhir musim membuka jalan baru. Kali ini, ia tidak menunda. Pada musim panas 2024, Kylian Mbappe akhirnya resmi bergabung dengan Real Madrid, klub impiannya sejak kecil. Harapan baru pun lahir: Mbappe bersama Madrid, Liga Champions di depan mata.

Namun, takdir membawa PSG dan Mbappe ke persimpangan. Mbappe gagal meraih gelar Liga Champions pada musim pertamanya di Madrid. Sementara, pada musim pertama tanpa Mbappe, PSG justru keluar sebagai juara.

Ucapan dari Jauh: Selamat ya, PSG!

Tanpa sang ikon, PSG justru tampil lebih cair, lebih kolektif, dan lebih matang. Luis Enrique menemukan keseimbangan baru di lini serang. Pemain-pemain seperti Goncalo Ramos, Bradley Barcola, dan Vitinha mengambil peran yang lebih besar.

Kylian Mbappe, kini di Madrid, tak tinggal diam. Melalui Instagram Story pribadinya, ia mengunggah pesan singkat namun penuh makna: "Hari besar akhirnya datang. Kemenangan dan dengan sikap seluruh klub. Selamat PSG."

Sebuah ucapan selamat yang mencerminkan kedewasaan. Mungkin juga sedikit rasa getir. Karena tak bisa dipungkiri, trofi yang ia kejar selama tujuh tahun bersama PSG akhirnya diraih justru setelah kepergiannya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |