Kronologi Hukuman FIFA terhadap Malaysia: Skandal Naturalisasi Bermasalah hingga Pengakuan Buyut

1 month ago 17

Liputan6.com, Jakarta Upaya naturalisasi pemain asing yang dijalankan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) pada 2025 justru berakhir bencana. FIFA resmi menjatuhkan sanksi pada Jumat (26/9/2025) usai menemukan adanya pelanggaran berat dalam proyek tersebut.

FAM terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA lantaran melakukan pemalsuan dan rekayasa dokumen tujuh pemain naturalisasi. Fakta ini sekaligus menguak bahwa program naturalisasi Malaysia ternyata tidak sah menurut regulasi sepak bola internasional.

Nama-nama yang terseret adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, serta Hector Hevel.

FIFA menjatuhkan denda 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp7,3 miliar kepada FAM. Sedangkan ketujuh pemain naturalisasi itu dihukum larangan tampil selama satu tahun plus denda 2.000 franc Swiss (Rp41 juta).

Nama Besar Digaet, Klaim Berdarah Malaysia

Cerita bermula dari merosotnya prestasi Malaysia di level ASEAN. Di penghujung 2024, publik Negeri Jiran mendorong FAM meniru langkah Indonesia yang sukses memanfaatkan pemain keturunan untuk mendekat ke Piala Dunia.

Beberapa nama top sempat disebut-sebut punya darah Malaysia, di antaranya gelandang Fulham Emile Smith-Rowe, eks kapten Burnley Josh Brownhill, hingga bintang Everton Kiernan Dewsbury-Hall. Namun, setelah ditelusuri, tidak satu pun benar-benar memiliki asal-usul Malaysia.

Peran TMJ dalam Proyek Naturalisasi

Awal 2025, Tunku Ismail Idris atau TMJ—pemilik Johor Darul Ta’zim sekaligus mantan Presiden FAM—menyebut ada enam sampai tujuh pemain dengan darah Malaysia. Ia bahkan meminta pemerintah segera mengurus naturalisasi agar bisa tampil di Kualifikasi Piala Asia 2027.

Akhir Januari 2025, FAM mengumumkan empat pemain sedang diproses naturalisasi, sementara empat lainnya tengah melengkapi dokumen. Namun, identitas mereka belum dibuka ke publik.

Proyek Hampir Gagal

Memasuki Maret 2025, parlemen Malaysia menegur FAM karena naturalisasi harus sesuai aturan pemerintah, yakni minimal lima tahun bermain di Liga Malaysia sejak usia 18 tahun dan belum pernah memperkuat timnas senior lain.

Meski begitu, FAM tetap jalan. Pertengahan Maret, Hector Hevel (Portugal) dan Gabriel Palmero (Spanyol) resmi dinaturalisasi.

Satu per Satu Bergabung

Gelombang pemain asing terus berdatangan pada Mei–Juni 2025. Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Jon Irazabal, Imanol Machuca, dan Joao Figueiredo resmi membela Harimau Malaya di putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027.

Minimnya jejak diaspora Malaysia di Argentina, Brasil, dan Spanyol membuat publik makin curiga. Namun, para pemain tetap diturunkan kala Malaysia melibas Vietnam 4-0 pada 10 Juni 2025, dengan Holgado dan Figueiredo ikut menyumbang gol.

Pada pertengahan Juni, media lokal bahkan menyebut ada enam sampai sepuluh pemain “kelas A” lain yang sedang dipertimbangkan FAM, meski tak pernah terealisasi.

FAM Klaim Sah, AFC Ikut Bersuara

Awal Juli 2025, Presiden FAM Joehari Ayub menegaskan seluruh proses naturalisasi sudah mendapat lampu hijau FIFA. Ia menyatakan semua dokumen telah diverifikasi.

Sekjen AFC, Datuk Seri Windsor John, juga menanggapi isu ancaman sanksi FIFA. Menurutnya, pihak AFC tidak menerima informasi apa pun, sebab ranah ini sepenuhnya menjadi wewenang FIFA.

Blunder Facundo Garces

Agustus 2025, Garces membuat pernyataan kontroversial. Bek Alaves itu mengaku darah Malaysianya berasal dari kakek buyut, padahal aturan FIFA hanya memperbolehkan sampai kakek-nenek.

Setelah menimbulkan kehebohan, ia buru-buru mengklarifikasi bahwa ucapannya hanyalah salah transkrip dan menegaskan dirinya keturunan Malaysia dari jalur kakek-nenek.

FIFA Menjatuhkan Vonis

Akhirnya, pada 26 September 2025, FIFA resmi menjatuhi hukuman setelah laporan soal lima pemain naturalisasi Malaysia diproses. Mereka adalah Garces, Holgado, Figueiredo, Irazabal, dan Hevel.

“Komite Disiplin FIFA telah mengevaluasi bukti dan menjatuhkan sanksi,” demikian bunyi pernyataan resmi.

FIFA juga menambahkan bahwa persoalan legalitas pemain kini dilimpahkan ke Tribunal Sepak Bola FIFA. Pihak terkait masih memiliki waktu untuk meminta alasan lengkap keputusan tersebut dan berhak mengajukan banding ke Komite Banding FIFA.

Sumber: Bola.com

Read Entire Article
Bisnis | Football |