Lee Sharpe Soroti Amorim, Sebut Benjamin Sesko Kehilangan Rasa Percaya Diri di MU

Liputan6.com, Jakarta Benjamin Sesko datang ke Manchester United dengan status bintang muda yang diharapkan jadi solusi lini depan. Striker Slovenia itu ditebus dari RB Leipzig di musim panas 2025 dengan harapan besar mampu mengakhiri krisis gol Setan Merah. Namun, awal kariernya di Old Trafford belum berjalan sesuai ekspektasi.

Dari tujuh penampilan pertamanya, Sesko baru mencetak satu gol. Performa kurang tajam itu membuatnya langsung mendapat sorotan tajam dari publik dan media Inggris. Padahal, usianya baru 21 tahun dan masih dalam tahap adaptasi dengan intensitas Premier League.

Laga derby Manchester bahkan jadi potret nyata betapa Sesko kesulitan. Ia terlihat terisolasi di lini depan, hanya menyelesaikan delapan operan dan kalah dalam sebagian besar duel fisik. Pada menit ke-80, Amorim menariknya keluar, dan United pun tumbang 0-3 dari Manchester City.

Gol pertama Sesko akhirnya lahir saat United kalah 1-3 dari Brentford. Namun, torehan itu belum cukup menepis keraguan soal kapasitasnya. Kini, kritik tak hanya datang dari media, tetapi juga dari mantan pemain United, Lee Sharpe.

Lee Sharpe menilai Ruben Amorim tidak memberi penanganan tepat bagi Sesko. Menurutnya, striker muda itu dipaksakan tampil dalam kondisi yang belum sepenuhnya siap. Hal tersebut bisa berimbas buruk pada mental dan rasa percaya diri sang pemain.

Sharpe bahkan menilai Amorim lebih baik memberi kesempatan kepada Joshua Zirkzee. Pemain asal Belanda itu dianggap lebih siap untuk mengisi peran sebagai starter di lini serang United. Dengan begitu, Sesko bisa mendapatkan waktu beradaptasi tanpa tekanan berlebih.

“Menurut saya Zirkzee seharusnya mendapat kesempatan bermain. Saya penggemar berat Zirkzee dan saya pikir ia seharusnya bermain menggantikan Amad di posisi No.10. Atau bahkan bermain menggantikan Sesko karena saya rasa ia belum cukup fit,” kata Sharpe kepada AceOdds, via Goal.

"Saya tahu ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan Liga Inggris dan saya pikir itu bisa menghancurkan kepercayaan dirinya, melihat cara mereka menempatkannya saat in," tandasnya.

Meski dikritik habis di lapangan, cerita berbeda terdengar dari markas latihan United, Carrington. Sesko justru digambarkan berkembang pesat di sesi latihan bersama rekan-rekannya. Ia disebut sering tampil tajam di depan gawang dan mampu mencetak gol-gol yang memukau.

Rekan satu tim bahkan beberapa kali memberi tepuk tangan saat melihat penyelesaian klinis yang ditunjukkan Sesko. Hal ini membuat suasana internal tim masih penuh kepercayaan terhadap kemampuannya. Sesko dipercaya hanya butuh waktu untuk menerjemahkan performa apik di latihan ke pertandingan resmi.

Namun, tekanan Premier League jelas berbeda level dengan latihan. Sesko masih dituntut membuktikan diri di pertandingan besar untuk benar-benar mendapat kepercayaan penuh dari fans. Bisikan positif dari Carrington bisa jadi modal, tapi realita di lapangan tetap jadi ukuran utama.

(Goal)