Liam Delap: Dari Lapangan Rugby ke Chelsea, Perjalanan Menakjubkan Sang Predator

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Liam Delap bukanlah nama asing di dunia sepak bola Inggris. Pemain berusia 22 tahun ini baru saja resmi bergabung dengan Chelsea setelah musim impresif bersama Ipswich Town.

Awalnya, Delap justru lebih dikenal sebagai atlet rugby dan pelari cepat di masa sekolahnya. Postur tubuhnya yang besar membuatnya menonjol di lapangan hijau sejak kecil.

Kini, Delap telah menjelma menjadi salah satu striker paling ditakuti di Premier League. Musim lalu, ia mencetak 12 gol untuk Ipswich meski klub tersebut terdegradasi.

Chelsea berhasil mengamankan tanda tangannya setelah bersaing dengan beberapa klub top Inggris. Nilai transfernya mencapai 30 juta pounds. Berikut ini perjalanan karier Delap hingga menuju Chelsea.

Warisan Sepak Bola Keluarga

Liam Delap terinspirasi menjadi pesepak bola profesional sejak kecil. Ia sering menyaksikan ayahnya, Rory Delap, berlaga di Premier League bersama Stoke City.

Rory Delap dikenal sebagai gelandang tengah yang tangguh. Namun, ia justru lebih terkenal karena lemparan panjangnya yang mematikan, bahkan sempat dikaitkan dengan atletik lempar lembing.

Liam mengaku atmosfer sepak bola di stadion membuatnya jatuh cinta pada olahraga ini. "Saya selalu ingin bermain di depan penonton dan merasakan momen seperti itu," ujarnya.

Kini, ia mewujudkan mimpinya dengan menjadi striker andalan Chelsea. Perjalanannya tidak lepas dari dukungan dan inspirasi sang ayah.

Bakat Multitalenta Sejak Sekolah

Sebelum fokus di sepak bola, Delap juga unggul di rugby dan atletik. Ia bahkan pernah mencetak hat-trick dalam 10 menit usai jeda toilet saat pertandingan sepak bola sekolah.

Guru olahraganya, Mark Sellers, mengenang Delap sebagai siswa yang sangat cepat dan kuat. "Dia sangat cepat dan kuat, anak-anak lainnya tak mampu mengatasinya," katanya.

Pada usia 16 tahun, Delap bergabung dengan akademi Manchester City. Padahal, awalnya ia sempat ragu meninggalkan Derby County.

Keputusan itu ternyata tepat. Di City, bakatnya berkembang pesat bersama pemain muda berbakat seperti Cole Palmer dan James McAtee.

Dominasi di Akademi Manchester City

Delap menjadi salah satu bintang terbaik di akademi Manchester City. Ia mencetak 24 gol dalam 20 pertandingan untuk tim U-21 pada musim 2020/2021.

Ia juga memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda City dalam tujuh tahun terakhir saat debut melawan Bournemouth di EFL Cup.

Menariknya, pelatih yang membantunya berkembang di akademi City adalah Enzo Maresca, yang kini menjadi manajer Chelsea.

Pep Guardiola pernah memujinya sebagai "striker Inggris yang luar biasa". Namun, kedatangan Erling Haaland membuat Delap memilih mencari kesempatan di klub lain.

Musim Gemilang di Ipswich

Meski Ipswich terdegradasi, performa Delap justru semakin bersinar. 12 gol yang ia cetak menyumbang 33% dari total gol tim di Premier League.

Gol pertamanya untuk Ipswich menunjukkan keunggulannya: kekuatan fisik, kecepatan, dan finishing yang mematikan. Ia bahkan mencetak brace melawan Aston Villa.

Banyak klub top Eropa yang ingin merekrut Liam. Chelsea akhirnya berhasil merekrutnya dengan nilai transfer 30 juta pounds.

Manajer Ipswich, Kieran McKenna, memujinya sebagai pemain yang hampir mustahil dihentikan. "Tidak hanya dalam urusan mencetak gol, tetapi juga dalam beberapa penampilannya, dia nyaris mustahil untuk dihentikan lawan," ujarnya.

Tantangan Baru di Stamford Bridge

Chelsea membeli Delap dengan harapan besar. Striker muda ini diyakini bisa menjadi solusi masalah produktivitas mereka di lini depan.

Namun, tantangannya tidak kecil. Delap harus bersaing dengan striker-striker top dan menyesuaikan diri dengan sistem permainan Chelsea.

Satu hal yang pasti, Delap tidak akan mengandalkan lemparan panjang seperti ayahnya. "Saya lebih suka berada di kotak penalti mencetak gol," tegasnya.

Dengan segala potensinya, Chelsea berharap Delap bisa menjadi penerus Didier Drogba yang baru di Stamford Bridge.

Sumber: Premier League

Read Entire Article
Bisnis | Football |