Malam Bersejarah di Munich: PSG Libas Inter 5-0 dan Pecahkan Rekor

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta PSG tampil menggila di Allianz Arena, Munich, saat menghadapi Inter Milan dalam final Liga Champions 2024/2025. Klub asal Prancis itu menang telak 5-0 dalam pertandingan yang sarat sejarah dan penuh kejutan.

Kemenangan ini bukan sekadar soal skor besar, tetapi juga tentang pencapaian individu, rekor baru, dan peran anak muda. Inter Milan, yang sebelumnya tampil solid sepanjang kompetisi, dibuat tak berkutik oleh permainan agresif PSG sejak menit awal.

Malam itu, publik Munich jadi saksi pesta gol, rekor remaja, dan sejarah baru di panggung tertinggi sepak bola Eropa. PSG akhirnya meraih gelar perdana mereka dengan cara yang luar biasa.

Gol Cepat dan Tekanan Tanpa Henti

PSG langsung tancap gas sejak awal laga dan mencetak gol pembuka lewat Achraf Hakimi di menit ke-12. Delapan menit kemudian, giliran Desire Doue menggandakan keunggulan menjadi 2-0.

Tekanan PSG tak mereda setelah jeda. Doue kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-63, kemudian Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu menambah dua gol lagi di menit 73 dan 86.

Hasil akhir 5-0 mencatatkan kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions. Sebelumnya, belum ada tim yang menang dengan selisih lebih dari empat gol di partai puncak.

Remaja Ajaib di Panggung Tertinggi

Desire Doue dan Senny Mayulu, keduanya berusia 19 tahun, menorehkan sejarah sebagai remaja ketiga dan keempat yang mencetak gol di final Liga Champions. Mereka mengikuti jejak Patrick Kluivert (1995) dan Carlos Alberto (2004).

Doue bahkan mencetak dua gol, menjadikannya pemain pertama yang melakukannya di final sejak Gareth Bale melawan Liverpool pada 2018. Dia juga menjadi pemain kedelapan yang mencetak brace di final sepanjang era Liga Champions.

Penampilan dua bintang muda ini menunjukkan keberanian PSG memberi kepercayaan kepada talenta muda di laga sepenting ini. Hasilnya luar biasa: sejarah ditulis atas nama mereka.

Luis Enrique dan Rekor Beruntun

Bagi Luis Enrique, kemenangan ini menambah lembar manis dalam karier kepelatihannya. Dia menjadi pelatih ketujuh yang berhasil menjuarai Liga Champions bersama dua klub berbeda setelah sebelumnya membawa Barcelona juara pada 2015.

Kemenangan ini juga memperpanjang rekor unik di kota Munich: setiap final Liga Champions yang digelar di sana selalu menghasilkan juara baru. PSG mengikuti jejak Nottingham Forest 1979, Marseille 1993, Borussia Dortmund 1997, dan Chelsea 2012.

Selain itu, Achraf Hakimi pun mencatatkan sejarah sebagai pemain Maroko pertama yang mencetak gol di final Liga Champions. Malam penuh simbol dan sejarah bagi Les Parisiens.

Inter Tumbang, PSG Pecahkan Tren Lama

Inter Milan datang ke final dengan rekor tangguh: hanya tertinggal selama 17 menit sepanjang 14 laga sebelum final. Namun, di Munich, mereka tertinggal sejak menit ke-12 dan tak pernah bisa bangkit.

Sementara itu, PSG menunjukkan konsistensi menyerang. Mereka belum pernah bermain imbang 0-0 dalam 99 pertandingan Liga Champions sejak terakhir kali melakukannya melawan Real Madrid di fase grup musim 2015/16.

Dengan kemenangan ini, PSG tak hanya mengangkat trofi, tapi juga menyempurnakan malam mereka dengan banyak catatan emas. Dari remaja ajaib hingga rekor pelatih, ini adalah final yang akan dikenang selamanya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |