Liputan6.com, Jakarta Paris Saint-Germain (PSG) mencetak sejarah baru sebagai juara Liga Champions 2025 usai menghancurkan Inter 5-0 di final yang berlangsung di Munich. Kemenangan ini bukan hanya tentang trofi pertama, tapi juga tentang munculnya bintang muda yang bersinar terang di malam penuh sejarah: Desire Doue.
Remaja berusia 19 tahun itu tampil luar biasa, mencetak dua gol dan memberi satu assist, menjadikannya pemain terbaik final. Dia bukan hanya mencatatkan rekor, tapi juga meninggalkan jejak tak terlupakan di pentas tertinggi sepak bola Eropa.
UEFA pun resmi menobatkannya sebagai Man of the Match, gelar yang sebelumnya diraih nama-nama seperti Dani Carvajal, Rodri, hingga Lionel Messi. Namun, malam itu, Munich hanya berbicara satu nama: Doue.
Rekor dan Kedewasaan Doue di Usia Belia
Desire Doue menjadi remaja pertama dalam sejarah Liga Champions yang mampu mencetak dua gol di laga final. Aksinya terasa semakin spesial karena dilakukan di tengah tekanan besar, menghadapi lawan sekelas Inter, dan di panggung sebesar final Eropa.
Dia mencetak gol kedua PSG di menit ke-20 usai menyelesaikan serangan balik cepat, lalu menggandakan torehan pribadinya di menit ke-63 dengan tembakan mendatar ke pojok gawang. Bukan cuma gol, Doue juga menyumbang assist cerdas untuk gol pembuka Achraf Hakimi.
Kelompok pengamat teknis UEFA mengatakan, “Dua gol dan satu assist di final Liga Champions di usia 19 tahun sungguh luar biasa. Dia bermain dengan kedewasaan yang mengagumkan, sangat murah hati saat memberi umpan kepada Hakimi, dan juga bekerja keras dalam bertahan.”
Doue pun Kehabisan Kata-kata
Bagi Doue, malam di Munich bukan hanya puncak prestasi, tapi juga momen emosional yang sulit dijelaskan. Usai pertandingan, dia tampak terharu dan nyaris tak bisa berkata-kata saat dimintai komentar oleh media.
"Saya tak punya kata-kata. Ini sungguh luar biasa bagi saya, benar-benar luar biasa," ucapnya dengan mata berbinar. Sebuah pernyataan singkat, tapi sarat makna dari pemain yang baru saja mengukir namanya dalam sejarah Liga Champions.
Di tengah sorakan suporter PSG dan tatapan decak kagum dari lawan-lawannya, Doue menunjukkan bahwa dia bukan sekadar remaja berbakat, melainkan seorang pemimpin masa depan. Dia membuat dunia menyadari bahwa era baru telah dimulai.
Daftar Man of the Match Final Liga Champions
- 2025: Desire Doue (PSG)
- 2024: Dani Carvajal (Real Madrid)
- 2023: Rodri (Manchester City)
- 2022: Thibaut Courtois (Real Madrid)
- 2021: N'Golo Kante (Chelsea)
- 2020: Kingsley Coman (Bayern)
- 2019: Virgil van Dijk (Liverpool)
- 2018: Gareth Bale (Real Madrid)
- 2017: Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
- 2016: Sergio Ramos (Real Madrid)
- 2015: Andres Iniesta (Barcelona)
- 2014: Angel Di Maria (Real Madrid)
- 2013: Arjen Robben (Bayern Munchen)
- 2012: Didier Drogba (Chelsea)
- 2011: Lionel Messi (Barcelona)
- 2010: Diego Milito (Inter)
- 2009: Xavi Hernandez (Barcelona)
- 2008: Edwin van der Sar (Manchester United)
- 2007: Filippo Inzaghi (AC Milan)
- 2006: Samuel Eto'o (Barcelona)
- 2005: Steven Gerrard (Liverpool)
- 2004: Deco (Porto)
- 2003: Paolo Maldini (AC Milan)
- 2002: Zinedine Zidane (Real Madrid)
- 2001: Oliver Kahn (Bayern Munchen)
Nama Baru di Daftar Pemain Terbaik Final
Nama Desire Doue kini sejajar dengan para legenda yang pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik final Liga Champions. Dalam daftar itu, hanya segelintir yang bisa menyamai dampaknya di laga sebesar ini — dan nyaris tak ada yang melakukannya di usia semuda dirinya.
Dari Messi di 2011, hingga Zidane pada 2002, daftar tersebut dihuni oleh nama-nama besar dengan karier gemilang. Namun, Doue, dengan dua gol dan satu assist, tak hanya masuk dalam daftar — dia langsung mencuri perhatian di antara nama-nama itu.
Kini, setiap kali daftar pemain terbaik final Liga Champions dibacakan, nama Desire Doue akan disebut — tidak sebagai pelengkap, tapi sebagai salah satu yang paling mengesankan sepanjang masa.