Liputan6.com, Jakarta Manchester City kembali melakukan pembelian besar pada musim panas ini. Mereka telah sepakat mendatangkan gelandang asal Belanda, Tijjani Reijnders, dari AC Milan.
Pemain berusia 26 tahun itu diharapkan menjadi tambahan penting dalam skuad Pep Guardiola. City memang sedang membutuhkan penyegaran di lini tengah setelah musim yang mengecewakan.
Musim lalu, City finis di luar dua besar Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir. Mereka juga tidak meraih trofi apa pun, yang membuat pembenahan menjadi keharusan.
Reijnders hadir dengan harapan bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Kevin De Bruyne. Ia juga diharapkan membawa energi baru untuk membantu City kembali mendominasi kompetisi domestik.
Menggali Kualitas Reijnders
Reijnders dikenal sebagai gelandang yang memiliki visi luar biasa. Ia sangat mahir dalam memecah garis pertahanan lawan dengan umpan-umpan akurat.
Musim lalu, ia mencatat 47 umpan yang berhasil menembus garis pertahanan lawan di Serie A. Itu menjadikannya pemain terbaik di liga dalam kategori ini.
Tak hanya itu, Reijnders juga mencatat 147 kali memecah lini tengah lawan, yang menempatkannya di posisi ketujuh secara keseluruhan. Angka ini menunjukkan betapa efektifnya ia dalam membantu tim menyerang.
Kemampuannya tersebut sangat mungkin menjadi senjata baru City musim depan. Terlebih, City butuh kreativitas ekstra di lini tengah setelah kepergian De Bruyne.
Kontribusi Serangan yang Meningkat
Selain jago mengatur serangan, Reijnders juga mampu mencetak gol. Musim lalu, ia sukses mencatat 10 gol di Serie A, yang menjadi torehan terbaiknya sejauh ini.
Ia sering melakukan pergerakan dari lini kedua untuk membantu serangan, mirip dengan gaya Scott McTominay. Bahkan, beberapa kali ia jadi pemain terdepan Milan di momen-momen penting.
Reijnders juga melepaskan 77 tembakan sepanjang musim lalu. Itu merupakan jumlah tembakan terbanyak dari pemain non-penyerang di Serie A.
Gaya mainnya yang dinamis bisa sangat membantu City yang kerap mengandalkan serangan balik cepat dan pergerakan vertikal.
Tantangan dan Harapan di Etihad
Namun, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Statistik defensif Reijnders terbilang kurang impresif musim lalu.
Ia hanya mencatat 0,8 tekel per 90 menit dan 3,6 kali merebut bola dari lawan. Angka ini menjadi yang terendah di antara gelandang Serie A yang bermain minimal 1.000 menit.
Beruntung, di City ia akan bermain bersama Rodri yang punya kemampuan bertahan mumpuni. Duet ini diharapkan bisa saling melengkapi di lini tengah.
Kini, Reijnders memiliki waktu untuk beradaptasi dengan gaya main Liga Inggris yang cepat dan intens. Jika sukses, ia bisa menjadi kunci sukses City musim depan.
Sumber: Opta