Liputan6.com, Jakarta PSG berhasil mematahkan semua keraguan musim ini. Setelah kehilangan Kylian Mbappe, mereka justru berhasil menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya.
Kemenangan PSG ini menjadi salah satu kisah menarik di sepak bola Eropa. Banyak yang mengira kepergian Mbappe akan melemahkan kekuatan tim asal Paris tersebut.
Namun, sejarah ternyata mencatat bahwa PSG bukan satu-satunya klub yang mampu meraih kesuksesan setelah kehilangan pemain bintang. Fenomena ini telah terjadi beberapa kali di Liga Champions.
Setidaknya ada tujuh klub lain yang berhasil menjadi juara Eropa meski kehilangan pemain andalannya. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi klub-klub besar lainnya.
Siapa saja ketujuh klub yang pernah meraih trofi bergengsi ini dalam situasi serupa? Simak penjelasannya di artikel berikut!
1. Real Madrid 2024
Setelah kepergian Karim Benzema pada 2023, Real Madrid memulai musim 2023/2024 dengan susunan penyerang yang tidak biasa. Tanpa striker bintangnya tersebut, peluang mereka meraih gelar Liga Champions kembali terasa sulit.
Namun, Jude Bellingham tampil luar biasa di musim perdananya bersama Madrid. Dia berhasil mencetak 23 gol dari lini tengah sebagai pengganti peran Benzema yang hilang.
Selain itu, Joselu juga menjadi pemain kunci dalam perjalanan Madrid di Liga Champions. Mereka akhirnya sukses meraih gelar ke-15 setelah mengalahkan Borussia Dortmund di Wembley.
2. Chelsea 2021
Setelah menjual Eden Hazard, para penggemar Chelsea mungkin tak menyangka klubnya bakal juara Liga Champions hanya dalam waktu dua tahun. Pada Januari 2021, setelah pemecatan Frank Lampard, Thomas Tuchel mengambil alih dan membawa Chelsea mencetak sejarah.
Musim itu, Tammy Abraham dan Timo Werner menjadi pencetak gol terbanyak dengan masing-masing 12 gol di semua kompetisi. Secara teori, skuad Chelsea saat itu tak terlihat seperti kandidat juara Liga Champions.
Namun, manajemen permainan Tuchel dan lini belakang yang kokoh membuat mereka mampu melawan semua prediksi. Sementara itu, Hazard sendiri baru meraih gelar Liga Champions setahun kemudian bersama Real Madrid, meski perannya di sana tidak terlalu besar.
3. Liverpool 2019
Philippe Coutinho meninggalkan Liverpool pada Januari 2018. Liverpool kemudian memenangkan Liga Champions satu setengah tahun setelah kepergiannya.
Dana dari penjualan Coutinho digunakan oleh Liverpool untuk memperkuat tim. Pada semifinal Liga Champions, Liverpool mengalahkan Barcelona dan Coutinho sendiri dengan skor 4-0 di Anfield.
Coutinho akhirnya meraih gelar Liga Champions bersama Bayern Munchen pada 2020, tetapi pasti berbeda rasanya jika ia meraihnya bersama Liverpool.
4. Inter Milan 2010
Zlatan Ibrahimovic meninggalkan Inter Milan di awal musim 2009/2010 setelah mencetak 66 gol dalam 117 penampilan. Ia pindah ke Barcelona, sementara Samuel Eto’o datang ke Inter dan langsung membawa klub meraih treble di musim pertamanya.
Di Barcelona, Ibrahimovic ternyata kurang cocok dan justru kalah dari Inter di semifinal Liga Champions. Jose Mourinho berhasil mengantarkan Inter meraih gelar juara Liga Champions 2010.
Sepanjang kariernya, Ibrahimovic tidak pernah meraih trofi Liga Champions. Kemenangan Inter pada 2010 jadi momen penting yang tak bisa ia capai.
5. Barcelona 2009
Setelah melepas Ronaldinho pada musim panas 2008, Barcelona menjalani musim 2008-09 dengan performa yang jauh lebih baik. Ini menjadi musim pertama Pep Guardiola sebagai pelatih dan dia langsung melakukan perubahan besar untuk menyeimbangkan skuad.
Selain Ronaldinho, pemain seperti Deco dan Gianluca Zambrotta juga dilepas di musim itu. Langkah ini membuat Barcelona mampu membangun gaya bermain tiki-taka yang mematikan.
Hasilnya sangat mengesankan, Barcelona sukses meraih treble juara. Mereka mendominasi semua kompetisi dengan permainan yang memukau dan penuh strategi.
6. AC Milan 2007
Andriy Shevchenko mencetak 28 gol di musim terakhirnya bersama AC Milan sebelum pindah ke Chelsea pada 2006. Saat itu, transfernya menjadi salah satu yang termahal dalam sejarah sepak bola.
Chelsea sempat merasa mendapatkan pemain hebat, namun Milan akhirnya menjadi pemenang dari transaksi tersebut. Shevchenko kesulitan menunjukkan performa terbaiknya di Inggris.
Yang makin menyakitkan, Milan berhasil memenangkan Liga Champions segera setelah melepasnya. Rossoneri menjadi juara Eropa setelah mengalahkan Liverpool.
7. Liverpool 2005
Setelah kehilangan Michael Owen ke Real Madrid, fans Liverpool mungkin tak berharap banyak di musim 2004/2005. Tim asuhan Rafael Benitez kesulitan konsisten di liga dan hanya finis di posisi kelima.
Namun di Liga Champions, keberuntungan berpihak pada Liverpool. Mereka membuat comeback luar biasa dari ketertinggalan tiga gol untuk mengalahkan AC Milan di final yang ikonik.
Sementara itu, langkah Owen ke Real Madrid tidak berjalan mulus. Ia hanya bertahan satu musim sebelum dilepas dari klub Spanyol tersebut.
Sumber: Planet Football