Profil 4 Pemain Diaspora Andalan Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025

11 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia bersiap menghadapi tantangan besar di Piala Dunia U-17 2025 yang akan berlangsung di Qatar. Turnamen bergengsi ini dijadwalkan pada 3 hingga 27 November 2025, menjadi panggung bagi para talenta muda dunia untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Pelatih Nova Arianto telah merilis daftar 21 pemain yang akan membela skuad Garuda Asia, termasuk empat nama pemain diaspora yang diharapkan memberikan kontribusi signifikan.

Indonesia tergabung dalam Grup H, sebuah grup yang menantang bersama raksasa sepak bola Brasil, serta tim kuat Honduras dan Zambia. Seluruh pertandingan fase grup Timnas Indonesia U-17 akan digelar di Aspire Zone, Al Rayyan, Qatar, menjanjikan persaingan ketat sejak awal turnamen.

Pertandingan perdana akan dilakoni melawan Zambia pada 4 November, dilanjutkan dengan laga kontra Brasil pada 7 November, dan ditutup dengan menghadapi Honduras pada 10 November 2025.

Kehadiran pemain diaspora dalam skuad Timnas Indonesia U-17 menjadi sorotan utama. Mereka membawa pengalaman bermain di akademi dan liga luar negeri, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan. Empat pemain ini adalah Mike Rajasa Hoppenbrouwers, Lucas Lee, Mathew Baker, dan Eizar Tanjung, masing-masing memiliki latar belakang dan keahlian yang unik untuk memperkuat berbagai lini.

Timnas Indonesia U-17 tampil menjanjikan menjelang Piala Dunia U-17 2025 di Qatar (3–27 Nov). Pelatih Nova Arianto puji perkembangan tim, namun minta anak asuh tetap enjoy saat menghadapi Brasil, Zambia, dan Honduras di fase grup.

Promosi 1

Mike Rajasa Hoppenbrouwers, Penjaga Gawang Berbakat dari Belanda

Mike Rajasa Hoppenbrouwers merupakan salah satu pilar pertahanan terakhir Timnas Indonesia U-17. Berposisi sebagai kiper, ia lahir di Amsterdam, Belanda, pada 6 Februari 2009. Mike memiliki darah Indonesia dari sang ibu yang berasal dari Mosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menunjukkan ikatan kuat dengan tanah air.

Pengalamannya tidak main-main, Mike pernah menimba ilmu di akademi sepak bola raksasa Belanda, Ajax Amsterdam, dari kelompok usia U-9 hingga U-13. Saat ini, ia memperkuat FC Utrecht U-17, sebuah klub yang dikenal dengan pembinaan pemain mudanya. Latar belakang ini memberinya bekal yang sangat berharga dalam menghadapi tekanan pertandingan internasional.

Keahlian dan pengalamannya di Eropa diharapkan mampu meningkatkan kualitas lini pertahanan Garuda Asia. Mike akan bersaing sehat dengan kiper lainnya, Dafa Al Gasemi dan Rendy Razzaqu, untuk memperebutkan posisi utama di bawah mistar gawang. Kepercayaan pelatih Nova Arianto kepadanya menunjukkan potensi besar yang dimiliki Mike Rajasa untuk Timnas Indonesia U-17.

Lucas Lee, Gelandang Serba Bisa dari Amerika Serikat

Lucas Lee adalah gelandang muda berbakat yang lahir di California, Amerika Serikat, pada 14 Februari 2009. Ia memiliki darah Indonesia dari kedua orang tuanya; sang ibu berasal dari Bandung, sementara ayahnya dari Solo. Kehadiran Lucas menambah kekuatan lini tengah Timnas Indonesia U-17 dengan kemampuannya bermain di berbagai posisi.

Lucas dikenal sebagai gelandang tengah yang handal, namun juga mampu beroperasi sebagai gelandang bertahan maupun gelandang serang. Fleksibilitas ini sangat berharga bagi strategi tim. Ia pernah bermain di MLS Next U16 bersama De Anza Force Soccer Club U16 dan kini membela Ballistic United SC di Amerika Serikat.

Meski baru sekali bermain bersama Timnas Indonesia U-17 pada Oktober 2024, Lucas Lee telah menunjukkan performa menjanjikan. Ia tampil selama 45 menit saat Indonesia mengalahkan India 3-1 pada Agustus 2024. Dengan tinggi 1,78 meter dan kaki dominan kanan, Lucas diharapkan menjadi motor serangan dan penyeimbang di lini tengah Timnas Indonesia U-17.

Mathew Baker, Bek Tangguh dari Australia

Mathew Baker adalah bek kelahiran Melbourne, Australia, pada 13 Mei 2009, yang menjadi salah satu andalan di lini belakang Timnas Indonesia U-17. Ia memiliki darah Indonesia dari ibunya yang berasal dari Jakarta, sementara ayahnya berdarah Australia. Mathew telah menjadi bagian penting dari skuad Garuda Asia sejak kualifikasi Piala Asia U-17 2025.

Kiprahnya di sepak bola Australia cukup cemerlang, bermain untuk Melbourne City. Bahkan, ia telah menandatangani kontrak profesional dengan klub tersebut dan melakukan debut seniornya di Australia Cup 2025 pada 30 Juli 2025. Pengalaman ini menunjukkan kematangan dan kualitasnya sebagai pemain.

Komitmen Mathew Baker terhadap Timnas Indonesia U-17 sangat tinggi. Ia pernah menolak panggilan Timnas Australia U-17 demi membela Indonesia, sebuah keputusan yang patut diapresiasi. Baker juga disorot oleh AFC sebagai salah satu bintang muda menjelang Piala Asia U-17 2025, dan pernah mencetak gol serta menjadi pemain terbaik saat Timnas Indonesia U-17 mengalahkan Kuwait.

Eizar Tanjung, Gelandang Bertahan Potensial dari Australia

Eizar Jacob Tanjung adalah gelandang bertahan yang lahir pada 9 September 2008, memperkuat lini tengah Timnas Indonesia U-17. Ia memiliki garis keturunan Indonesia dari sang ibu yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat, sementara ayahnya berdarah Jakarta-Padang, meskipun lahir dan menetap di Australia. Eizar saat ini bermain untuk Sydney FC di Australia.

Debutnya bersama Garuda Asia dalam laga Piala Kemerdekaan 2025 melawan Tajikistan menunjukkan performa yang impresif. Dalam pertandingan tersebut, Eizar berhasil mencatatkan satu assist yang berkontribusi pada kemenangan Indonesia. Ini menjadi bukti kemampuannya dalam memberikan kontribusi nyata di lapangan.

Performanya yang menonjol membuat pelatih Nova Arianto kembali mempercayakan tempat baginya dalam skuad Piala Dunia U-17 2025. Dengan kemampuannya sebagai gelandang bertahan, Eizar Tanjung diharapkan mampu menjadi tembok pertahanan pertama yang kokoh dan membantu mengalirkan bola dari lini belakang ke depan untuk Timnas Indonesia U-17.

Read Entire Article
Bisnis | Football |