Rupiah Menguat terhadap Dolar AS Hari Ini 8 Mei 2025 Imbas Optimisme Ekonomi Indonesia

8 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 34 poin atau 0,21% menjadi 16.502 dari sebelumnya 16.536 pada Kamis, (8/5/2025). Penguatan rupiah terhadap dolar AS dinilai pelaku pasar yang optimistis terhadap ekonomi Indonesia.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis juga menguat ke level Rp16.497 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.533 per dolar AS.

Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada April 2025 sebesar USD 152,5 miliar mengalami penurunan dibandingkan Maret 2025 yang senilai USD 157,1 miliar, ekonomi Tanah Air disebut masih mampu tetap tumbuh tinggi kedua setelah China.

"Rupiah di akhir perdagangan mampu menguat karena pelaku pasar bereaksi beragam terhadap data penurunan cadangan devisa. Bisa berarti ada risiko ketidakpastian global, namun ekonomi Indonesia masih mampu tetap tumbuh tertinggi kedua setelah China di kelompok negara-negara perekonomian besar,” ujar Analis Bank Woori Saudara Rully Nova seperti dikutip dari Antara, Kamis pekan ini.

Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan cadangan devisapada bulan ini disebabkan antara lain oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi kurs rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang semakin tinggi.

Posisi cadev sendiri setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Artinya, cadev tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Cadangan Devisa

Cadev yang memadai juga mendukung ketahanan sektor eksternal, sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan mencatatkan surplus.

Selain itu, ada persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Selalu ada yang optimis seiring membaiknya posisi Indonesia sebagai negara dengan perekonomian yang besar,” kata Rully.

Di sisi lain, sentimen global cenderung memberikan dampak negatif terhadap kurs rupiah. Hal ini dikarenakan pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang mengkhawatirkan peningkatan risiko ketidakpastian dan stagflasi perekonomian AS

“Sementara itu, inflasi AS juga menunjukkan tren yang meningkat akibat peningkatan barang-barang impor, sehingga para pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga oleh The Fed tahun ini hanya tiga kali dibanding sebelumnya sebanyak empat kali,” ujar dia.

Pembukaan Rupiah

Sebelumnya, nilai tukar rupiah lesu terhadap dolar Amerika Serikat (AS)  pada Kamis pagi (8/5/2025). Rupiah turun 10 poin atau 0,06% menjadi 16.546 per dolar dari sebelumnya 16.536 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong prediksi nilai tukar rupiah loyo terhadap dolar AS usai the Federal Reserve (the Fed).

"Rupiah akan melemah terhadap dolar AS setelah dalam pertemuan FOMC, the Fed bernada sedikit lebih hawkish dari perkiraan dan mempertahankan suku bunga,” kata dia seperti dikutip dari Antara, Kamis pekan ini.

Sesuai prediksi, the Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5%.

Mengutip dari Anadolu Agency, suku bunga dipertahankan karena FOMC berupaya mencapai lapangan kerja maksimal dan inflasi pada tingkat 2% dalam jangka panjang seiring ketidakpastian tentang prospek ekonomi telah meningkat lebih jauh.

Jika terdapat risiko yang menghambat tujuan tersebut, FOMC disebut akan siap menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya.

"The Fed masih enggan menurunkan suku bunga karena memandang meningkatnya risiko ekonomi dari meningkatnya inflasi dan pengangguran," ujar Lukman.

Kritik kepada Kepala The Fed Jerome Powell

Sebelumnya, kritik berulang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Gubernur The Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang menganggap gagal bertindak cepat saat risiko ekonomi meningkat.

Seiring hal itu, Trump menuntut The Fed agar bisa memangkas suku bunga agar tak menghambat ekonomi AS.

The Fed meski bersikap lebih hawkish, harapan perundingan tarif antara China dengan AS bisa membatasi pelemahan kurs rupiah.

"Memang perkembangan seputar tarif agak membingungkan. Secara jangka pendek akan menguatkan dolar karena ekonomi AS bisa terhindar dari resesi, sehingga mata uang EM (emerging market) tertekan," ujar dia.

"Namun secara umum, akan positif bagi mata uang EM jangka panjang karena eksposur besar pada perdagangan internasional, dan juga akan meningkatkan sentimen risk on di pasar yang cenderung positif bagi mata-mata uang beresiko," Lukman menambahkan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, rupiah diprediksi berkisar 16.450 -16.660 per dolar AS.

Read Entire Article
Bisnis | Football |