Liputan6.com, Jakarta Paris Saint-Germain (PSG) mencatat sejarah baru dalam dunia sepak bola. Kemenangan telak 5-0 atas Inter di final Liga Champions membuat mereka sah sebagai pemilik treble musim 2024/25. PSG kini bergabung dalam kelompok elite klub yang mampu meraih gelar liga domestik, piala domestik, dan Liga Champions dalam satu musim.
Kepastian treble ini datang setelah mereka mengangkat trofi Ligue 1 lebih awal dan menutup musim di Prancis dengan kemenangan 3-0 atas Reims di final Coupe de France/Piala Prancis pada 24 Mei. Final di Munich menjadi puncak dari segalanya saat pasukan Luis Enrique menunjukkan dominasi total. Ini adalah malam di mana mimpi PSG akhirnya benar-benar menjadi kenyataan.
Luis Enrique pun mencatat rekor pribadi. Pelatih asal Spanyol itu menjadi orang kedua dalam sejarah yang mampu meraih treble bersama dua klub berbeda. Sebelumnya, dia melakukannya bersama Barcelona pada 2015.
PSG dalam Daftar Klub Istimewa
Dengan treble ini, PSG menjadi klub ke-11 dalam sejarah yang sukses menyapu bersih tiga gelar utama. Mereka mengikuti jejak klub-klub legendaris seperti Ajax, Manchester United, dan Bayern Munchen. Kemenangan atas Inter bukan hanya soal skor besar, tapi juga simbol bahwa proyek besar mereka akhirnya membuahkan hasil.
Inter, yang juga pernah meraih treble pada musim 2009/10, tak mampu menghentikan laju Achraf Hakimi dan kawan-kawan. Bahkan Barcelona yang sempat membidik treble musim ini harus tersingkir secara dramatis oleh Inter di semifinal. Ironisnya, PSG justru menuntaskan pekerjaan itu dengan telak.
- 1966/67: Celtic
- 1971/72: Ajax
- 1987/88: PSV Eindhoven
- 1998/99: Manchester United
- 2008/09: Barcelona
- 2009/10: Inter Milan
- 2012/13: Bayern Munchen
- 2014/15: Barcelona
- 2019/20: Bayern Munchen
- 2022/23: Manchester City
- 2024/25: PSG
PSG juga menjadi wakil Prancis pertama yang sukses meraih treble. Prestasi ini sekaligus menghapus bayang-bayang kegagalan di masa lalu, termasuk kekalahan menyakitkan di final Liga Champions 2020. Kini, mereka menatap masa depan dengan penuh percaya diri.
Luis Enrique, Sang Arsitek Pengulang Sejarah
Bagi Luis Enrique, musim ini adalah validasi. Dia kembali membuktikan bahwa dirinya tahu cara membangun tim juara Eropa. Setelah keberhasilannya di Barcelona sembilan tahun lalu, dia melakukannya lagi dengan gaya berbeda di Paris.
PSG bukan hanya juara, mereka menang dengan cara yang meyakinkan. Dari lini belakang hingga lini depan, semuanya berjalan sempurna di bawah kendali Enrique. Dominasi mereka atas Inter di final adalah contoh konkret dari kontrol taktis sang pelatih.
Di daftar pelatih dengan prestasi treble, hanya Josep Guardiola yang punya catatan lebih istimewa. Guardiola pernah meraih treble bersama Barcelona (2009) dan Manchester City (2023). Kini, Luis Enrique menyamai pencapaian langka itu dengan dua klub berbeda.
Treble, Tonggak Besar PSG
Memenangi treble bukan hanya soal jumlah trofi. Ini adalah bukti konsistensi dan keunggulan sepanjang musim. Klub yang sanggup melakukannya berarti tampil dominan di tiga level kompetisi berbeda: liga, piala domestik, dan Eropa.
PSG menjalani semua itu dengan solid. Mereka mengunci gelar Ligue 1 tanpa tekanan berarti, menuntaskan Piala Prancis dengan performa meyakinkan, lalu mengakhiri musim dengan pesta lima gol di final Liga Champions. Dalam satu tahun, mereka berubah dari 'tim pemimpi' menjadi 'tim penuh prestasi'.
Dalam sejarah panjang sepak bola, hanya segelintir tim yang sanggup meraih treble. Nama PSG sekarang termasuk di dalam daftar. Bagi PSG, treble ini menjadi tonggak besar dalam perjalanan mereka membangun dinasti.