Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono membidik kawasan konservasi laut mencapai 97,5 juta hektare pada 2045 mendatang. Kawasan ini untuk menjamin kelangsungan hidup ekosistem laut.
Dia menuturkan, hal ini sejalan dengan fokus KKP dalam menjaga ekologi untuk masa depan. Meskipun, ada aspek ekonomi yang dibidik dari sektor kelautan ini.
"Ada hal yang paling penting bagaimana kita menjaga ekologi yaitu memperluas kawasan konservasi laut," ungkap Trenggono dalam Peluncuran Blue Food Assesment Indonesia (BFA) dan Indonesia Blue Economy Index (IBEI) di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Dia mencatat, hingga 2023, luas kawasan konservasi laut baru seluas 29,27 juta hektare. Artinya, ditargetkan ada peningkatan hingga 68,27 juta hektare dalam 20 tahun kedepan.
"Kami sangat keras sekali bahwa perluasan kawasan konservasi laut Indonesia tahun 2045 harus mencapai 97,5 juta hektare," ungkapnya.
Kawasan konservasi laut nantinya tak boleh dilewati semua jenis kapal, termasuk kapal penangkap ikan. "Kita sudah bicara juga dengan IMO (International Maritime Organization) dan disetujui sudah menjadi model di Bali dan di Selat Lombok itu sudah di protect tidak boleh ada kapal yang melalui jalur konservasi," tegas dia.
Tambahan Kawasan Konservasi Laut
Trenggono turut membagikan data target peningkatan kawasan koservasi laut di 6 zona Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang perlu dicapai 2045 nanti. Zona 1 (WPP 711) meningkat jadi 9,9 juta hektare dari 4,87 juta hektare.
Zona 2, (WPP 716 dan 717) meningkat jadi 16,8 juta hektare dari 2,89 juta hektare. Zona 3 (WPP 714, 715, dan 718) menjadi 32,2 juta hektare dari 12,49 juta hektare.
Zona 4 (WPP 572, 573) menjadi 23,8 juta hektare dari 5,66 juta hektare. Zona 5 (WPP 571) menjadi 1,4 juta hektare dari 0,09 juta hektare. Zona 6 (WPP 712 dam 713) menjadi 13,4 juta hektare dari 3,42 juta hektare.
Baru Bertambah 200 Ribu Hektare
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan 200 ribu ha kawasan konservasi laut baru pada 2025. Target ini turut disuarakan dalam Our Ocean Conference (OOC) ke-10 yang diselenggarakan di Busan, Korea Selatan pada 28-30 April 2025.
"Kita akan menetapkan 200 ribu ha kawasan konservasi laut baru di tahun 2025," kata Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut KKP Kartika Listriana di Kantor Kementerian KKP, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Sebagai pilot project, Kartika menuturkan, KKP akan fokus di dua kawasan konservasi pada tahun ini. Antara lain, Taman Nasional Perairan Laut Sawu di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Gilimatra atau Gilimeno Trawangan dan Air di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dua Lokasi
"Untuk rencananya sampai 2026 ini akan kita lakukan di dua lokasi pilot. Untuk memastikan desain pengadaan barangnya, tujuannya, testing, validasi dan terintegrasi dengan Command Center KKP. Itu akan diselesaikan konseptual dan proses bisnisnya," jelasnya.
Pada 2027, program itu diharapkan dapat direplikasi di 18 lokasi lainnya. Sehingga pada 2028-2029 akan operasional penuh untuk pelaksanaan Ocean Monitoring System. Dalam program ini, KKP turut mendapat sokongan dana dari pihak luar, termasuk Bank Dunia.
"Makanya di OOC kemarin kita banyak mendapatkan calon-calon negara yang akan membantu, men-support. Salah satunya disini ada Bank Dunia, yang juga siap support untuk pengembangan di dua pilot lokasi dan 18 lokasi disebut," bebernya.