Liputan6.com, Jakarta Diogo Jota, penyerang Liverpool dan Timnas Portugal, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di usia 28 tahun. Kabar tragis ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, rekan setim, serta jutaan penggemarnya di seluruh dunia.
Jota bukan sekadar pemain bagi Liverpool. Ia adalah sosok yang dicintai, dikenang lewat gol-gol indah serta dedikasinya yang tak tergoyahkan di atas lapangan. Tak heran, suporter The Reds menciptakan lagu khusus untuk menghormatinya, nyanyian yang kini terasa jauh lebih emosional dari sebelumnya.
Lagu itu, yang biasanya dinyanyikan dengan penuh semangat di Anfield, kini punya makna yang berbeda. Apakah lagu ini akan berhenti dinyanyikan, atau justru terus dikumandangkan sebagai bentuk cinta abadi? Jawabannya mungkin hanya bisa ditemukan di hati para pendukung Liverpool.
Dengan lirik yang sederhana dan melodi yang mudah diingat, lagu tersebut menyimpan kisah besar di baliknya. Lagu ini terinspirasi dari chant suporter River Plate, yang kemudian diadaptasi menjadi penghormatan penuh kebanggaan untuk "putra Portugal yang lebih hebat dari Figo".
Lirik Lagu Diogo Jota – Better than Figo
Oh, he wears the number 20,
He will take us to victory,
And when he’s running down the left wing,
He’ll cut inside and score for LFC.
He’s a lad from Portugal,
Better than Figo don’t you know,
Oh, his name is Diogo!
Lagu ini awalnya dinyanyikan dengan penuh sukacita untuk merayakan setiap momen manis Jota di Anfield. Kini, lagu yang sama berubah menjadi bentuk penghormatan yang sarat kenangan, mengingatkan kita betapa berharganya sosok Jota di mata para penggemar Liverpool.
Melodinya diambil dari lagu Bad Moon Rising milik Creedence Clearwater Revival, lalu diaransemen ulang dengan semangat khas suporter sepak bola. Meski versi aslinya dipopulerkan oleh fans River Plate, Liverpool menghadirkan makna baru lewat sosok Jota.
Setiap bait dalam lagu ini menggambarkan kualitas luar biasa Jota, kelincahannya di sisi sayap, ketajamannya di depan gawang, serta kemampuannya menghadirkan harapan kemenangan. Kalimat "lebih hebat dari Figo" bukan sekadar sanjungan, tetapi keyakinan bahwa Jota adalah legenda sejati bagi mereka.
Laga Terakhir di Anfield: Saat Lagu Itu Bergema untuk Selamanya
Mei 2025 menjadi bulan penuh kenangan bagi Jota dan Liverpool. Saat The Reds merayakan keberhasilan menjuarai Premier League, seluruh skuad mendapat sambutan hangat dari para suporter di Kop. Namun, momen paling menyentuh terjadi ketika lagu untuk Jota dinyanyikan bersama-sama.
Ia berjalan ke arah tribun, mengangkat scarf sambil tersenyum bahagia. Tak ada yang menyangka, itulah penampilan terakhirnya di Anfield. Lagu yang biasa dinyanyikan dengan gegap gempita, kini terasa seperti lagu perpisahan.
Jamie Webster, musisi favorit para pendukung Liverpool, bahkan pernah membawakan versi akustik lagu ini di Melwood. Tragisnya, sebulan sebelum insiden nahas itu terjadi, Jota sempat tampil secara virtual di acara Webster dan berkata kepada fans agar menyanyikan lagunya “lebih kencang” untuk sang juara.
Mengapa Jota Begitu Dicintai? Gol, Dedikasi, dan Mentalitas Juara
Alasannya jelas: sejak awal bergabung, Jota langsung menunjukkan kualitas luar biasa. Gol perdananya tercipta saat melawan Arsenal, dan sejak itu, ia berhasil menancapkan namanya di antara trio legendaris Salah, Mane, dan Firmino.
Meski sempat dibekap cedera di musim pertamanya, Jota tetap mampu mencetak 13 gol, termasuk satu hattrick di Liga Champions. Di musim berikutnya, performanya semakin meningkat dengan torehan 21 gol, hanya kalah dari Salah.
Prestasinya terus berlanjut. Di musim 2024/25, Jota sukses membawa Liverpool meraih gelar Premier League, serta memenangkan UEFA Nations League bersama Portugal. Permainannya bukan hanya impresif, tapi juga mencerminkan karakter seorang juara sejati.
Kini semua itu menjadi kenangan. Federasi Sepak Bola Portugal menyebut Jota sebagai “manusia luar biasa dengan keceriaan yang menular”. Sebuah warisan yang akan selalu dikenang.
Lagu yang Akan Terus Hidup
Meski Diogo Jota telah tiada, lagunya akan terus hidup. Entah akan terus dinyanyikan atau dibiarkan menjadi kenangan, satu hal yang pasti: nama Jota tak akan pernah hilang dari Anfield.
Lagu itu bukan hanya sekadar chant di stadion. Ia menjadi simbol cinta dan penghormatan dari fans untuk seorang pahlawan mereka. Dan seperti kata Jota sendiri: “We are champions.” Kini, ia adalah juara abadi di hati para suporter.
Selamat jalan, Diogo. The Kop akan selalu menyanyikan namamu.