Liputan6.com, Jakarta - Como 1907 mengejutkan sepak bola Italia dengan memastikan finis 10 besar Serie A 2024/2025 dalam musim perdana mereka setelah absen dari kasta tertinggi selama dua dekade. Hasil imbang 1-1 kontra Hellas Verona mengukuhkan posisi mereka di papan atas, prestasi yang tak terbayangkan saat kampanye dimulai. Pencapaian ini menandai kebangkitan dramatis klub dari tepi Danau Como.
Sentuhan magis Cesc Fabregas menjadi kunci kesuksesan dalam debutnya sebagai pelatih kepala. Maestro yang kini bertransformasi menjadi arsitek taktik ini menyulap tim promosi menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Fabregas memadukan pengalamannya di Arsenal, Barcelona, Chelsea, dan timnas Spanyol untuk menciptakan identitas permainan yang memukau.
"Kami ingin terus berkembang dan berpikir pertandingan demi pertandingan," ungkap Fabregas pasca laga. "Lompatan dari peringkat 10 ke zona Eropa sangat besar. Kami harus tumbuh dan lebih baik dalam mengelola berbagai fase permainan," tambahnya, menegaskan ambisi jangka panjang klub besutan pengusaha Indonesia ini.
Pondasi pertahanan kokoh menjadi salah satu kunci sukses Como. "Saya suka performa dua bek tengah kami. Tidak mudah menghadapi Verona yang terus mengirim bola-bola panjang," puji Fabregas. Ketangguhan lini belakang berpadu dengan kreativitas lini tengah membuat Como menjadi tim promosi paling kompetitif musim ini.
Como Bersiap Tentukan Nasib Scudetto
Perhelatan puncak Serie A 2024-2025 akan menghadirkan drama saat Como menjamu Inter Milan di pekan pamungkas. Pertandingan pada Minggu (25/5/2025) ini berpotensi menjadi penentu juara. Klasemen saat ini menunjukkan persaingan ketat antara Napoli (79 poin) dan Inter (78 poin). Hasil duel Como-Inter bisa menentukan arah Scudetto, sementara Napoli akan menghadapi Cagliari.
Menanggapi posisi krusial timnya, Fabregas menepis anggapan bahwa Como akan bermain santai. "Kami adalah tim yang sedang berkembang. Kami selalu mencoba menang di setiap pertandingan karena kami profesional," tegasnya. Pernyataan ini menegaskan integritas sportif yang dijunjung tinggi Como di bawah kepemimpinannya.
"Saya ingin tim ini berkembang, latihan demi latihan. Kami akan datang untuk bermain dan berusaha menang," tambah Fabregas, memperingatkan Inter bahwa mereka akan menghadapi perlawanan sengit. Sikap kompetitif ini mencerminkan mentalitas juara yang ditanamkan kepada skuad Como, meski target musim sudah tercapai.
Pertandingan Como kontra Inter menjadi ajang pembuktian final bagi I Lariani. Tanpa tekanan untuk menang, Como justru bisa tampil lebih berbahaya dengan sepak bola ofensif mereka. Ini juga menjadi kesempatan terakhir para pemain Como memamerkan kualitas mereka, baik untuk menyenangkan pendukung maupun menunjukkan nilai di bursa transfer.
Fabregas Tegaskan Komitmen Jangka Panjang
Spekulasi masa depan Cesc Fabregas akhirnya menemui titik terang setelah performanya bersama Como membuatnya diincar klub elite Eropa. Bayer Leverkusen, AC Milan, dan AS Roma dikabarkan berminat pada jasa pelatih 38 tahun tersebut. Namun, dalam konferensi pers sebelum laga melawan Hellas Verona, Fabregas mengakhiri rumor dengan menegaskan komitmennya pada Como untuk musim 2025-2026.
"Saya ingin lebih banyak lagi untuk Como, bukan cuma buat saya," tegas Fabregas. "Tahun depan harus menjadi konsekrasi, konsolidasi kuat buat klub dan tim," tambahnya, menggambarkan visi yang lebih besar. Pernyataan ini disambut antusias penggemar Como yang melihat Fabregas sebagai kunci transformasi klub mereka.
Keputusan Fabregas melanjutkan perjalanan bersama Como memberikan stabilitas bagi klub yang sedang bertumbuh. "Tahun berikutnya kami harus membuat langkah maju yang penting," ujarnya, menandakan ambisi Como belum terhenti. Dengan fondasi solid dan pengalaman berharga, Como berada dalam posisi ideal untuk meningkatkan prestasi di musim 2025-2026.
Di bawah kepemilikan pengusaha Indonesia dan arahan Fabregas, Como 1907 mencuri perhatian publik Italia dengan permainan positif dan organisasi tim matang. Kecerdasan taktis dan manajemen ruang ganti yang efektif menjadi formula sukses bagi klub yang beberapa tahun lalu masih berjuang di divisi bawah. Dengan komitmen pelatih berbakat ini, masa depan cerah tampaknya menanti I Lariani di kancah sepak bola Italia.