Beberkan Realita usai Derby, Ruben Amorim: Manchester United Butuh Transformasi Total

8 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan tegas meluncur dari Ruben Amorim seusai Manchester United bermain imbang tanpa gol melawan tetangga sekota Manchester City pada pertandingan Liga Premier, Minggu (6/4/2025) malam WIB. Sang pelatih dengan lugas mengakui bahwa timnya "perlu meningkatkan kualitas dalam setiap aspek" setelah duel yang minim gairah di Theatre of Dreams.

Pertandingan Derby Manchester berlangsung tanpa ledakan emosi yang biasanya mewarnai pertemuan dua rival sekota. Minimnya kesempatan emas membuat kedua tim harus puas berbagi poin, situasi yang memicu Gary Neville, legenda Setan Merah, untuk mengkritik tajam kondisi sepak bola modern saat ini.

Posisi Manchester United di papan klasemen sungguh memprihatinkan. Tim berjuluk Setan Merah itu terdampar di peringkat 13 Liga Premier, sebuah kenyataan pahit yang menggambarkan betapa sulitnya musim yang harus dijalani. Situasi sulit ini dipahami betul oleh Amorim.

"Kami memiliki beberapa kesempatan untuk memenangkan pertandingan," ujar pelatih asal Portugal itu kepada Sky Sports News. "Strategi kami adalah memanfaatkan ruang saat transisi dan bertahan dengan blok rendah, dan pendekatan ini cukup efektif menciptakan peluang."

Meski gagal meraih kemenangan, Amorim melihat sejumlah momen positif. "Kami berhasil mendorong City ke area pertahanan mereka dan hampir mencetak gol. Hasilnya imbang dan itu bisa kami terima. Kami lebih dekat dengan gawang lawan meski mereka menguasai bola lebih banyak, yang memang wajar terjadi."

Transformasi Manchester United Butuh Waktu dan Kesabaran

Ruben Amorim mengakui bahwa timnya membutuhkan perbaikan menyeluruh di berbagai lini.

"Kami memiliki banyak aspek yang perlu ditingkatkan seperti membangun serangan, transisi, dan pengambilan keputusan di sepertiga akhir lapangan," ungkapnya dengan tegas. "Setiap pemain masih bisa berkembang lebih jauh. Mereka berada di skuad karena telah menunjukkan kualitas tertentu sebelumnya."

Sang juru taktik Portugal mengidentifikasi salah satu kelemahan mendasar timnya. "Kami masih bergantung pada permainan transisi. Kami perlu menghabiskan lebih banyak waktu di area sepertiga akhir untuk menciptakan peluang lebih banyak."

Amorim pun mengakui tantangan besar yang dihadapinya. "Saya tidak naif atau gila. Saya melihat jelas situasi yang sedang kita hadapi dan memahami adanya kesenjangan besar dengan rival kami. Namun, sebagai pemimpin, saya tidak bisa hanya berfokus pada memperkecil kesenjangan itu."

Tekanan waktu menjadi faktor krusial dalam transformasi tim. "Bahkan jika kami mendatangkan pemain baru, kami harus bergegas menjadi lebih baik karena di klub seperti ini, waktu sangat berharga. Kami sedang dikejar deadline," jelasnya dengan nada mendesak.

Amorim juga menyoroti perbedaan mentalitas yang mencolok. "Jika Anda melihat kedua tim saat ini, tidak ada yang bersaing untuk gelar, dan itu mengubah karakteristik permainan sepenuhnya. Perasaan harus menang, tidak boleh kehilangan satu poin pun, semangat itu tidak hadir di sini saat ini."

"Sebagai pelatih, ini situasi sulit untuk diakui. Kami perlu berjuang untuk hal-hal besar, dan jika kami bisa mencapai titik itu, atmosfer dan mentalitas tim akan benar-benar berbeda."

Roy Keane: Manchester United Kehilangan Keberanian Para Juara

Kritik tajam meluncur dari legenda Manchester United, Roy Keane, yang dengan tegas menilai Setan Merah terlalu takut mengambil resiko dalam derby Manchester. Sang mantan kapten yang dikenal dengan kepemimpinan berapi-api menyoroti kurangnya mentalitas pemenang dalam skuad saat ini.

"Kami melihat kurangnya kualitas, kurangnya gol yang telah menghambat klub dalam beberapa tahun terakhir," tandas Keane kepada Sky Sports News dengan nada kecewa. "Saya tidak yakin apa sebenarnya pola pikir dalam kelompok pemain ini terkait cara memenangkan pertandingan sepak bola."

Keane, yang identik dengan semangat pantang menyerah di era kejayaan Manchester United, mengungkapkan perbandingan dengan generasinya. "Mereka perlu menunjukkan lebih banyak keberanian. Jika Anda kembali ke tim tempat saya bermain, dan tentu saja saya paham tim ini tidak sebagus itu, tetapi ada tanggung jawab saat Anda mengenakan jersey Manchester United untuk memenangkan pertandingan."

Dengan nada realistis namun menusuk, Keane menambahkan: "Apa yang kita lihat hari ini, meskipun mengecewakan, sebenarnya apa yang kita harapkan? Mereka tidak mencetak cukup banyak gol selama satu atau dua tahun terakhir, dan sayangnya itu tidak akan berubah dalam sekejap."

Fokus Manchester United kini beralih ke ajang Liga Europa, dengan pertandingan leg pertama perempat final melawan Lyon pada tengah pekan ini. Setan Merah dianggap sebagai salah satu kandidat kuat juara kompetisi Eropa kedua tersebut, meski penampilan domestik mereka terus mengecewakan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |