Bencana Menyerang Sumatera, Pemain Persiraja Pulang ke Aceh Mencari Keluarga

3 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Muammar Khadafi, gelandang andalan Persiraja Banda Aceh, tengah dilanda kecemasan mendalam setelah lima hari tidak dapat menghubungi keluarganya di Idi, Aceh Timur.  Kondisi ini terjadi pasca bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dalam sepekan terakhir.

Musibah tersebut menyebabkan lumpuhnya jaringan komunikasi. Ia bahkan belum menerima kabar sedikit pun dari anak, istri, maupun keluarga besarnya.

Hingga Minggu (30/11/2025), jaringan seluler di seluruh Aceh Timur masih tidak berfungsi, menyulitkan warga untuk memberi atau menerima informasi. Situasi ini membuat Muammar Khadafi tidak mengetahui kondisi terkini keluarganya, termasuk lokasi mereka mengungsi. Banjir di Aceh Timur sendiri termasuk yang terparah, dengan ribuan rumah terendam dan sejumlah desa terisolasi.

Merasa sangat khawatir, Muammar Khadafi akhirnya memutuskan untuk segera kembali ke Aceh Timur pada hari itu juga. Tujuannya adalah untuk mencari keluarganya secara langsung, meskipun ia mengakui belum tahu harus memulai pencarian dari mana. Keputusan ini diambil di tengah masa libur tim Persiraja Banda Aceh.

Seorang warga Kampung Sawah Laweh, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengalami duka mendalam setelah banjir bandang yang melanda wilayah itu pada Kamis sore merenggut istri dan anaknya di depan mata.

Dampak Banjir dan Terputusnya Komunikasi di Aceh Timur

Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dalam sepekan terakhir telah menimbulkan dampak serius, terutama di Aceh Timur. Salah satu imbasnya adalah lumpuhnya jaringan komunikasi seluler yang membuat Muammar Khadafi, pemain Persiraja Banda Aceh, tidak dapat berkomunikasi dengan keluarganya selama lima hari. Kecemasan ini diperparah karena ia tidak mengetahui kondisi maupun lokasi pengungsian anak, istri, dan keluarga besarnya.

Kondisi di Aceh Timur dilaporkan sangat parah, dengan ribuan rumah terendam dan sejumlah gampong terisolasi dari akses luar. Kerusakan infrastruktur telekomunikasi menjadi salah satu kendala utama, sehingga warga setempat kesulitan untuk memberikan atau menerima informasi penting. Muammar mengungkapkan bahwa seluruh Aceh Timur tidak memiliki jaringan seluler yang berfungsi.

Faktor terputusnya komunikasi ini tidak hanya dialami Muammar Khadafi, tetapi juga banyak warga lain yang memiliki keluarga di daerah terdampak. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran yang meluas. Muammar sendiri menyatakan, “Saya sudah lima hari tidak bisa komunikasi dengan anak, istri, dan keluarga di kampung. Seluruh Aceh Timur tidak ada jaringan. Tempat mengungsi pun saya belum tahu.”

Karena tidak tahan dengan rasa cemas yang terus menghantuinya, Muammar Khadafi memutuskan untuk segera kembali ke Aceh Timur. Ia bertekad untuk mencari keberadaan keluarganya secara langsung, meskipun ia belum memiliki petunjuk pasti mengenai lokasi pencarian. Keputusan ini menunjukkan tingkat kepedulian dan ikatan emosional yang kuat terhadap keluarganya di tengah bencana.

Dukungan Penuh dari Manajemen Persiraja Banda Aceh

Manajemen Persiraja Banda Aceh segera menyampaikan empati dan dukungan penuh kepada Muammar Khadafi atas situasi sulit yang dihadapinya. Klub memahami betul kondisi darurat ini, apalagi tim sedang dalam masa libur setelah melakoni pertandingan pekan ke-12 Pegadaian Championship melawan Sriwijaya FC. Dukungan ini menjadi penting bagi Muammar di tengah ketidakpastian yang ia alami.

Media Officer Persiraja, Ariful Usman, memastikan bahwa seluruh pemain dan ofisial yang berada di Banda Aceh dalam kondisi baik dan aman. Namun, ia juga mengakui bahwa beberapa pemain lain di Persiraja Banda Aceh juga memiliki keluarga yang terdampak banjir di berbagai kabupaten dan kota di Aceh. Klub terus berupaya mengumpulkan informasi mengenai keluarga pemain yang terkena dampak.

Beberapa pemain Persiraja yang berada di wilayah terdampak, seperti Muhammad Reza (Bireuen), M. Revan (Aceh Utara), dan Mujahidin (Lhokseumawe), telah berhasil memberi kabar dan dipastikan dalam kondisi aman. Hal ini sedikit mengurangi kekhawatiran di kalangan tim, meskipun fokus utama tetap pada keselamatan seluruh anggota keluarga pemain dan ofisial. Persiraja menegaskan bahwa keselamatan pemain dan keluarga adalah prioritas utama.

Klub terus memantau kondisi lapangan serta berkoordinasi untuk memastikan seluruh anggota tim mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Selain itu, Persiraja Banda Aceh juga mengajak seluruh masyarakat Aceh dan pendukung Laskar Rencong untuk turut mendoakan keselamatan warga Aceh dan semua wilayah yang terdampak bencana alam ini. Solidaritas menjadi kunci dalam menghadapi musibah.

Read Entire Article
Bisnis | Football |