Bisnis Kembali Pulih, Duniatex Group Rekrut 5.000 Karyawan Baru

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Duniatex berusaha mengoptimalkan setiap peluang bisnis untuk mengembalikan kinerjanya agar kembali solid. Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan pembaruan teknologi sehingga produk-produk Duniatex tetap kompetitif, baik di pasar domestik maupun dunia.

Sejalan dengan keberhasilan perusahaan menjaga keberlangsungan usahanya, Duniatex kembali melakukan serangkaian program rekrutmen karyawan untuk mendukung upaya perusahaan dalam meningkatkan produktivitas.

Direktur Duniatex Group Yohanes Hendrawan menjelaskan bahwa pasca pandemi Covid-19, Duniatex terus melakukan berbagai inisiatif untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan yang sedang menghadapi berbagai tantangan dan situasi sulit.

Seiring dengan proses pemulihan bisnis yang masih terus berlangsung, dalam dua tahun terakhir Duniatex telah menambah jumlah karyawan baru lebih dari 5000 orang. Para karyawan yang masuk melalui proses rekrutmen terbuka ini mengisi berbagai posisi di lini produksi perusahaan.

“Penambahan karyawan baru ini adalah bagian dari komitmen Duniatex untuk mendukung kebangkitan kembali industri tekstil nasional sekaligus berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja. Terima kasih kepada pemerintah, para mitra bisnis, karyawan dan berbagai stakeholder terkait yang terus mendukung Duniatex agar mampu bertahan menghadapi berbagai situasi yang sangat dinamis ini," jelas Yohanes melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 30 April 2025.

Menurut Yohanes, saat ini jumlah karyawan Duniatex Group mencapai sekitar 18 ribu orang. Jumlah tersebut telah meningkat dibandingkan saat periode pandemi Covid 19 pada tahun 2019-2022 sekitar 13 ribu karyawan.

Pada saat pandemi Covid 19 Duniatex terpaksa mengurangi jumlah karyawan demi mempertahankan keberlangsungan bisnis akibat produksi yang turun dan pemasaran yang terganggu oleh pandemi tersebut.

“Duniatex akan terus mengambil inisiatif dan melakukan berbagai inovasi mengingat industri tekstil sangat strategis dan selalu menjadi sumber penciptaan lapangan kerja di Indonesia,” kata Yohanes

Pabrik Pemintalan Terbesar di Indonesia

Saat ini Duniatex telah menjadi pabrik pemintalan terbesar di Indonesia dengan jumlah spindel hingga lebih dari 2 juta. Dalam proses produksinya, perusahaan memiliki tiga jenis teknik pemintalan, yaitu ring spun, vortex, dan open end.

Bahan-bahan yang dihasilkan dalam proses benang sangat beragam, seperti Cotton Combed, Cotton Carded, Viscose (Rayon), Polyester, Polyester Viscose, Cotton Polyester, Modal, Melange, CSY (Core Spun Yarn), Tencel,dan Recycled.

Produksi kain Duniatex dipasarkan untuk memenuhi berbagai industri berbahan baku tekstil baik di dalam maupun luar negeri. Dengan berbagai inovasi yang terus terjaga, pemulihan bisnis Duniatex mampu berjalan semakin optimal.

"Standar produksi kami adalah pasar global dan itu yang menjadi acuan setiap produk Duniatex selama bertahun-tahun. Harapan kami industri tekstil nasional dapat terus bertumbuh, sehingga pelaku usaha seperti Duniatex ini dapat berkontribusi lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya melalui optimalisasi penggunaan produk tekstil dalam negeri," tutup Yohanes.

Impor Benang Kapas Melonjak, KPPI Lakukan Penyelidikan Safeguards

Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memulai Penyelidikan Tindakan Pengamanan Perdagangan (Safeguards Measures) terhadap lonjakan jumlah impor barang berupa benang kapas. Penyelidikan oleh Kementerian Perdagangan ini dilakukan mulai Jumat 27 Oktober 2023 setelah mendapat permohonan dari  Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

Penyelidikan impor benang kapas tersebut mencakup 27 nomor Harmonized System (HS) 8 digit yaitu 5204.11.10, 5204.19.00, 5204.20.00, 5205.11.00, 5205.12.00, 5205.21.00, 5205.22.00, 5205.24.00, 5205.26.00, 5205.32.00, 5205.41.00, 5205.42.00, 5205.43.00, 5205.47.00, 5205.48.00, 5206.11.00, 5206.12.00, 5206.14.00, 5206.21.00, 5206.23.00, 5206.24.00, 5206.25.00, 5206.31.00, 5206.32.00, 5206.33.00, 5206.42.00, dan 5206.45.00 berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTK) tahun 2022.

Plt. Ketua KPPI Nugraheni Prasetya Hastuti mengungkapkan, penyelidikan tersebut didasarkan pada permohonan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang mewakili industri penghasil benang di dalam negeri. KPPI menerima permohonan dari API tersebut pada 18 September 2023.

“Dari bukti awal permohonan yang diajukan oleh API, KPPI menemukan adanya lonjakan jumlah impor barang benang kapas. Selain itu, terdapat indikasi awal mengenai adanya kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami oleh industri dalam negeri," jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/10/2023).

"Indikator tersebut antara lain menurunnya volume produksi, penjualan domestik, kapasitas terpakai, keuntungan, berkurangnya jumlah tenaga kerja; serta menurunnya pangsa pasar industri dalam negeri di pasar domestik,” tambah Nugraheni.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam empat tahun terakhir (2019—2022), terjadi peningkatan jumlah impor barang benang kapas dengan tren sebesar 29,79 persen. Pada 2019 jumlah impornya sebesar 14.843 ton. Pada 2020 sebesar 12.588 ton. Kemudian pada 2021 naik 65,82 persen menjadi 20.873 ton. Selanjutnya, pada 2022 naik 43,28 persen menjadi 29.908 ton.

Negara asal impor barang benang kapas yaitu dari Vietnam sebesar 45,65 persen, Republik Rakyat Tiongkok (27,80 persen), India (8,20 persen), Turki (7,36 persen), Pakistan (3,89 persen), Thailand (3,53 persen), dan negara lainnya sebesar (3,57 persen).

KPPI mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk mendaftar sebagai Pihak Yang Berkepentingan selambat-lambatnya 15 hari sejak tanggal pengumuman.

Read Entire Article
Bisnis | Football |