Krakatau Steel Siap Pasok Baja Nomor Wahid untuk Armada Kapal Laut RI

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Sebagai negara maritim, Indonesia sedang menggarap rencana ambisius untuk memperbarui dan menambah armada kapal laut dalam rangka mendukung terciptanya ketahanan pangan, energi dan pertahanan nasional. Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod dalam Forum Business Gathering yang digelar hari ini bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. 

Menjawab tantangan tersebut, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengaku siap menangkap peluang dan menegaskan komitmen penuh dalam menyediakan bahan baku baja berkualitas tinggi yang akan menjadi tulang punggung berbagai proyek pembangunan kapal militer dan non-militer yang dikerjakan oleh PT PAL Indonesia (PAL). 

“Krakatau Steel mengapresiasi peluang yang diberikan dan mendukung penuh upaya pembangunan infrastruktur maritim dalam rangka penciptaan close loop economy dan mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tutur Akbar.

Lebih lanjut Dirinya turut menyoroti pentingnya keterlibatan aktif seluruh pihak dalam mengawasi proteksionisme di berbagai pelabuhan tanah air sebagai upaya menciptakan iklim supply chain yang adil dan mencegah kerugian pada industri dalam negeri. “Pengawasan kebijakan ini adalah tanggung jawab bersama. Krakatau Steel mendukung penuh langkah tancap gas yang dilakukan PAL dalam penerapan pengawasan yang ketat sehingga dampak ekonomi nasional tetap terjaga,” Tutup Akbar. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PAL Indonesia mengaku siap menampung usulan soal penerapan tata kelola maritim sebagai landasan bagi pembangunan berkelanjutan dan berpesan agar seluruh pelaku industri memanfaatkan momentum ini untuk mengembalikan kejayaan industri dalam negeri sekaligus percepatan kemandirian industri nasional. 

Ekosistem Industri Maritim

Sebagai tindaklanjut komitmen bersama dalam memperkokoh ekosistem industri maritim nasional tersebut, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan seremoni penandatanganan perjanjian kerja sama antara Direktur Utama PT PAL Indonesia dan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Sinergi antar dua BUMN strategis ini meliputi penguatan rantai pasok nasional hingga peningkatan kapasitas produksi berbasis material dalam negeri. 

Pada kesempatan yang sama, forum Business Gathering PT PAL juga diisi dengan dialog yang dikemas dalam sesi Business Talk. Pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti-Saintek) Brian Yuliarto turut memaparkan arah kebijakan ekosistem penggerak ekonomi nasional ke depan yang bertumpu pada tiga pilar utama yaitu penguatan industri maju berbasis inovasi teknologi, pengembangan pendidikan, inovasi, dan riset (R&D), serta penguatan pembiayaan investasi melalui lembaga strategis seperti Danantara. 

Mendikti-Saintek turut menyatakan komitmennya mengembangkan skema pendanaan riset hilir yang akan mempercepat proses hilirisasi dan memfasilitasi kerja sama antara BUMN dan perguruan tinggi. "Kami terbuka bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem hilirisasi dan industrialisasi yang inklusif serta mampu bersaing secara global," ujarnya.

Menutup pernyataannya, Mendikti-Saintek Brian berharap Kemdiktisaintek dan Industri dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam inovasi dan pengembangan teknologi, menjadikan Indonesia sebagai pusat teknologi unggulan yang membawa nilai tambah bagi kemajuan bangsa. 

Kurangi Ketergantungan Impor, Krakatau Steel Pacu Produksi Baja Tahan Gempa

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk alias KS bersama perusahaan joint venture, PT Krakatau Posco (KP) telah memulai produksi massal baja tahan gempa (seismic grade steel). Produk ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan material konstruksi di wilayah-wilayah Indonesia yang rawan bencana gempa bumi.

Adapun urgensi baja tahan gempa ini menguat setelah adanya kejadian gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 yang berpusat di Myanmar baru-baru ini. Imbas kejadian itu, sebuah gedung pencakar langit di negara tetangga, Thailand, yang masih dalam tahap pembangunan runtuh seketika karena getaran tersebut.

Pengujian awal terhadap material yang dikumpulkan di lokasi menunjukkan adanya baja di bawah standar di antara reruntuhan bangunan setinggi 30 lantai tersebut.

Krakatau Steel lantas mengklaim, produk baja tahan gempa seperti JIS G3136 SN490 telah terbukti digunakan dalam berbagai proyek infrastruktur strategis nasional.

Keunggulan utama produk ini terletak pada kemampuannya menahan deformasi akibat getaran gempa yang kuat, serta sifatnya yang mudah dimodifikasi dan diperbaiki jika terjadi kerusakan.

"Ini memenuhi standar ketahanan gempa untuk wilayah seismik seperti Indonesia," kata pakar Teknik Sipil UI yang terlibat dalam pengujian produk tersebut di Laboratorium Bahan Konstruksi UI, Bambang Suhendro, Selasa (22/4/2025).

Ketergantungan Impor

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, Indonesia masih sangat bergantung pada impor, dengan sekitar 60 persen kebutuhan baja khusus konstruksi. Termasuk material tahan gempa, masih diimpor dari Jepang dan Korea Selatan.

Alhasil, ketergantungan ini tidak hanya berdampak pada biaya proyek yang lebih tinggi, tapi juga membuat pembangunan infrastruktur rentan terhadap fluktuasi pasokan global.

Fasilitas Produksi Naik

Dengan telah beroperasinya Krakatau Posco Phase 2, fasilitas produksi ini meningkatkan kapasitas produksi menjadi 3 juta ton baja per tahun, termasuk jenis seismic grade.

Produk baja SNI 2052:2020 telah melalui serangkaian uji ketat dan berhasil membuktikan kemampuan ductility serta ketahanan deformasi yang memenuhi standar ketahanan gempa.

Produksi baja tahan gempa dalam negeri ini turut diperkuat melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 13 Tahun 2019, yang mewajibkan penggunaan baja tulangan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk proyek infrastruktur.

Merujuk catatan Krakatau Steel, meski telah menunjukkan kemajuan signifikan, industri baja nasional masih menghadapi tantangan besar. Kapasitas produksi saat ini baru mampu memenuhi sekitar 45 persen dari total kebutuhan nasional.

Untuk mengatasi hal ini, Krakatau Steel telah menyusun strategi komprehensif. Mencakup reaktivasi pabrik ISM BF yang akan menambah kapasitas produksi sebesar 1,2 juta ton per tahun. Lalu, kolaborasi riset dengan BRIN untuk mengembangkan generasi baru material konstruksi, termasuk baja ramah lingkungan (green steel).

Read Entire Article
Bisnis | Football |