Liputan6.com, Jakarta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) segera menerima investasi di sektor telnologi. Yakni, pengembangan kamera berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) canggih.
Kamera AI canggih itu merupakan produk yang dikembangkan oleh Tools for Humanity Corporation (TFH). Kesepakatan awal ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU).
"Hari ini kami dari Kementerian Investasi Lirisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal baru saja melangsungkan penandatanangan Memorandum of Understanding dengan Tools for Humanity Corporation," ungkap Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
"Jadi ini adalah satu rencana investment untuk di IT teknologi, khususnya di Artificial Intelligence," imbuhnya.
Produk Kamera Canggih
Sebagai informasi, TFH memiliki satu produk kamera canggih berbasis AI yang disebut Orb. Kamera tersebut bisa mendeteksi kepalsuan (fake) termasuk mengidentifikasi wajah dan identitas tanpa meminta data pribadi.
Adapun, pada tahap awal ini TFH akan meminta bantuan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM untuk mencarikan mitra investasi teknologi AI di Indonesia.
Todotua menjelaskan, MoU ini menandai titik awal investasi di ekosistem AI Indonesia. Menurutnya, rencana investasi tersebut sejalan dengan transformasi digital di Tanah Air.
"Jadi teman-teman sekalian bahwa pemerintahan ini salah satu target program kerjanya adalah berbicara terhadap transformasi digital. Investasi dalam teknologi IT dan khususnya Artificial Intelligence. Tentunya ini adalah supporting perangkat dalam kerangka yang kita berbicara konsep Artificial Intelligence," tuturnya.
Dia bilang, investasi AI ini penting untuk memverifikasi dengan teknologi canggih. Apalagi banyak kasus yang menyalahgunakan data palsu seperti di industri keuangan.
"Itu kan juga kita menemukan beberapa persoalan-persoalan terhadap verifikasi ada yang fake. Seperti account di perbankan, kemudian di industri-industri financial lainnya seperti fintech dan lain-lain. Nah untuk meminimise ini tentunya kita harus men-develop terhadap keberadaan teknologi ini," jelasnya.
Strategi Kejar Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya diberitakan, Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi menyentuh angka 8 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut diproyeksikan tercapai pada tahun 2028-2029 mendatang.
Salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah peningkatan investasi yang berorientasi ekspor dan berkelanjutan, selain variabel konsumsi. Untuk itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM pun membeberkan strategi mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Imam Soejoedi membeberkan terdapat empat hal yang perlu dicapai pihaknya guna menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Pertama, realisasi investasi di tahun 2024 yang sebesar Rp1650 triliun harus dicapai dan saat ini sudah mencapai 76,45 persen dan kedua, beri percepatan serta kepastian waktu perizinan usaha bagi investor,” bebernya.
Percepatan Hilirisasi
Imam mengungkapkan, hal ketiga yang perlu dicapai adalah percepatan hilirisasi dengan menciptakan ekosistem di empat sektor utama seperti mineral batu bara, migas, pertanian, perkebunan, dan perikanan perlu dilakukan.
“Keempat, human capital development agar investasi yang masuk ke satu daerah bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar, dengan begitu, akan mendongkrak pendapatan per kapita kabupaten/kota/provinsi,” ungkapnya.
Dengan keempat hal yang perlu dicapai tersebut, Imam optimis bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen akan terjadi di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
Mungkinkah Tercapai?
Ekonom Senior Indonesia, Raden Pardede menyebut bahwa target pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai secara bertahap. Ia mengatakan, di tahun ketiga atau keempat, pertumbuhan ekonomi 8 persen mungkin bisa tercapai.
“Lima tahun ke depan menjadi kunci, jika kita gagal membangun fundamental yang kuat, pertumbuhan yang sustain di angka 5 persen, kita tidak akan keluar dari middle income trap,” sebutnya.
Raden menyebut, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,4 persen di medio 1980-1990. Bahkan, ia menyebut, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan mencapai 8-8,3 persen.
“Target pertumbuhan ekonomi 8 persen tidak mudah, tapi kita pernah mencapai itu,” sebutnya.
Untuk itu, Raden meminta pemerintah untuk melakukan beberapa hal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Pertama, menciptakan lapangan kerja yang luas dengan menciptakan lapangan kerja sebesar 3-4 juta per tahun,” ujarnya.
“Dengan begitu, kelas menengah akan meluas dan permintaan akan barang meningkat, dampaknya akan membuka investasi yang turut membuka lapangan pekerjaan kembali,” jelas Raden.