Liputan6.com, Jakarta - DHL Express menangguhkan pengiriman paket ke Amerika Serikat (AS) senilai lebih dari USD 800 atau sekitar Rp 13,45 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.816).
Langkah ini seiring “peningkatan signifikan” dalam birokrasi di bea cukai seiring penerapan tarif dagang baru di era Presiden AS Donald Trump.
Mengutip BBC, Senin (21/4/2025), DHL mengatakan akan menghentikan sementara pengiriman dari perusahaan di semua negara ke konsumen AS pada Senin, 21 April 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut.
DHL menambahkan, pengiriman business to business akan tetap dilanjutkan meski mungkin juga mengalami penundaan.
Sebelumnya paket hingga USD 2.500 atau sekitar Rp 42,04 juta dapat masuk ke Amerika Serikat (AS) dengan dokumen yang minimal. Namun, seiring pemeriksaan bea cukai yang lebih ketat yang mulai berlaku bersamaan dengan tarif Donald Trump awal bulan ini, ambang batas telah diturunkan.
“Perubahan tersebut telah menyebabkan lonjakan dalam bea cukai yang formal, yang kami tanggani sepanjang waktu,” demikian disampaikan DHL dikutip dari CNN.
DHL menyatakan pihaknya sementara berupaya untuk mengelola peningkatan terutama pengiriman barang senilai lebih dari USD 800, terlepas dari asalnya mungkin mengalami penundaan beberapa hari.
DHL juga mengatakan akan tetap mengirimkan paket senilai kurang dari USD 800 yang dapat dikirim ke AS dengan pemeriksaan minimal. Namun, Gedung Putih akan membatasi pengiriman di bawah USD 800, terutama yang dikirim dari China dan Hong Kong pada 2 Mei saat menutup celah yang memungkinkan paket bernilai rendah masuk ke AS tanpa dikenakan bea apapun.
Penghapusan aturan yang disebut “de minimis” akan berdampak pada perusahaan mode cepat Shein dan Temu, raksasa ritel berbiaya rendah.
Shein dan Temu Bakal Kerek Harga
Shein dan Temu telah memperingatkan kalau mereka akan menaikkan harga karena perubahan terbaru dalam aturan dan tarif perdagangan global.
Pemerintahan Trump telah klaim “banyak pengirim” di China menyembunyikan zat terlarang dan merahasiakan isi sebenarnya dari pengiriman yang dikirim ke AS melalui praktik pengiriman yang menipu.
Berdasarkan perintah eksekutif, Gedung Putih mengatakan tindakan itu ditujukan untuk menangani rantai pasokan opioid sintetis. China mengatakan kalau opioid fentanyl adalah “masalah AS” dan China memiliki kebijakan obat-obatan paling ketat di dunia.
Pekan lalu, Hongkong Post mengatakan akan menangguhkan paket yang dikirim ke AS melalui laut dan mulai 27 April akan berhenti menerima paket yang ditujukan ke AS. “AS tidak masuk akal, menindas dan mengenakan tarif secara kasar,” demikian seperti dikutip.
Hong Kong Hentikan Layanan Pengiriman Barang ke AS Usai Kenaikan Tarif Trump
Sebelumnya, layanan pos Hong Kong akan berhenti menangani paket yang datang dari atau menuju Amerika Serikat (AS). Hal ini sebagai balasan terbaru di tengah meningkatnya perang dagang antara AS dan China.
Mengutip CNN, Kamis (17/4/2025), dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan pada Rabu yang mengumumkan keputusan itu, pemerintah Hong Kong mengutip keputusan Presiden AS Donald Trump pekan lalu untuk menghapuskan apa yang disebut pengecualian de minimis untuk barang-barang yang dikirim dari kota itu ke AS.
Pengecualiaan tersebut berlaku untuk pengiriman internasional senilai USD 800 (Rp 13,46 juta, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.830) atau kurang yang masuk ke AS.
"AS tidak masuk akal, menindas dan mengenakan tarif secara kasar," kata pemerintah dalam pernyataan tersebut. Masyarakat di Hong Kong harus siap membayar biaya yang sangat tinggi dan tidak masuk akal karena tindakan AS yang tidak masuk akal dan menindas."
Tindakan Balasan
Pemerintah mengatakan layanan pos, Hongkong Post, akan berhenti menerima paket yang dikirim melalui laut dengan efek segera dan berhenti menerima paket melalui udara mulai 27 April. Barang pos lainnya yang hanya berisi dokumen, misalnya surat, tidak akan terpengaruh.
Tindakan balasan ini berarti perusahaan dan individu di Hong Kong harus membayar kurir swasta seperti DHL, FedEx, dan UPS untuk mengirimkan paket, yang selanjutnya akan meningkatkan biaya bagi konsumen di samping pungutan AS.
Seorang juru bicara DHL mengatakan kepada CNN pihaknya akan terus memproses pengiriman ke AS, memantau situasi, dan bekerja sama dengan pelanggan untuk membantu mereka mengikuti perubahan terbaru. FedEx mengatakan, ini adalah "bisnis seperti biasa." CNN telah menghubungi UPS untuk memberikan komentar.
Trump menandatangani perintah eksekutif awal bulan ini yang menaikkan tarif barang senilai USD 800 atau kurang yang dikirim dari China, termasuk Hong Kong, dengan alasan hal itu digunakan oleh pengecer untuk menghindari pajak impor dan pemeriksaan bea cukai.