Liputan6.com, Jakarta Diogo Jota pernah berkata dalam wawancara perdananya usai bergabung dengan Liverpool, bahwa dirinya adalah seorang team player. Kalimat sederhana itu kini bergema kembali dengan makna yang lebih dalam, setelah sang penyerang asal Portugal itu meninggal dunia secara tragis bersama sang adik dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.
Jota memang dikenal bukan hanya sebagai pencetak gol ulung, tetapi juga sebagai sosok yang tanpa lelah berjuang demi kepentingan tim.
Ucapan pertamanya sebagai pemain Liverpool, “Saya akan selalu mencoba membantu tim dengan cara terbaik,” kini menjadi warisan moral yang tak ternilai.
Loyal, Rendah Hati, dan Tak Pernah Menyerah
Mantan gelandang Liverpool, Danny Murphy, menjadi salah satu dari banyak sosok yang mengenang Jota dengan penuh rasa hormat.
Dalam pernyataannya di talkSPORT, Murphy menyoroti karakter kuat Jota yang terlihat jelas dalam cara ia menghadapi setiap cedera berat selama memperkuat The Reds.
“Dia punya sikap luar biasa. Dia tak selalu jadi starter, tapi tetap bekerja keras dan mencetak gol penting. Dia selalu siap dimainkan di posisi mana pun,” ujar Murphy.
Murphy juga menyebut bahwa meski tak pernah bertemu langsung dengan Jota, banyak staf di Liverpool yang berbicara baik tentang sikapnya yang rendah hati dan semangat juangnya yang menginspirasi.
Penentu di Laga Krusial
Selama lima musim membela Liverpool, Jota tidak hanya mencetak 65 gol — ia menciptakan momen-momen yang tak akan dilupakan para pendukung setia Anfield.
Gol debutnya datang dalam kemenangan 3-1 atas Arsenal di Anfield, September 2020. Kala itu, pandemi membatasi kehadiran penonton, tetapi kehadiran Jota di lapangan langsung memberi dampak signifikan.
Tak lama berselang, ia memborong hat-trick ke gawang Atalanta di ajang Liga Champions — bukti bahwa ia mampu bersinar bahkan di panggung terbesar Eropa.
Pada musim 2021/22, ia kembali mencuri perhatian lewat dua gol yang mengantar Liverpool ke final Carabao Cup, menyingkirkan Arsenal. Meski tak mencetak gol di final melawan Chelsea, ia sukses menunaikan tugas dari titik penalti dalam drama adu penalti yang mempersembahkan trofi pertama Carabao Cup bagi Liverpool dalam satu dekade terakhir.
Dan siapa yang bisa lupa gol penentu kemenangan atas Tottenham di menit-menit akhir pada April 2023? Gol itu bukan hanya menyelamatkan tiga poin, tetapi juga memicu selebrasi heboh dari Jurgen Klopp — yang bahkan sampai mengalami cedera hamstring karena terlalu gembira.
Gol Terakhir, Momen yang Abadi
Ironisnya, gol terakhir Jota untuk Liverpool juga datang dalam pertandingan penuh tekanan — derby Merseyside melawan Everton di Anfield, April lalu.
Gol tunggal itu menjadi penentu kemenangan penting dalam perburuan gelar Premier League dan menjadi penutup sempurna dari kontribusi luar biasanya.
Saat itu, Liverpool baru saja mengalami kekalahan di final Carabao Cup dan tersingkir dari Liga Champions. Di tengah kerapuhan itu, Jota hadir sebagai penentu, seperti yang selalu ia lakukan.
Mengenang Sang Pejuang
Dengan pencapaian dan dedikasinya selama lima tahun di Liverpool, banyak pihak meyakini klub akan memberikan penghormatan khusus di laga pembuka musim ini.
“Saya yakin dia akan mendapat penghormatan luar biasa. Semoga keluarganya bisa hadir dan melihat betapa dia dicintai,” kata Danny Murphy.
Selain para suporter, Liverpool juga diperkirakan akan memberikan dukungan emosional bagi para pemain yang kehilangan sahabat dekat, khususnya rekan-rekan senegara Jota asal Portugal.
Diogo Jota telah pergi, tetapi semangatnya akan terus hidup dalam setiap momen magis yang ia tinggalkan — gol demi gol, kerja keras tanpa pamrih, dan senyum sederhana seorang pemain yang mencintai permainan dan timnya sepenuh hati.
Sumber: talkSPORT